Page 93 - E-Mag Mensobsession Edisi 195
P. 93

dinding, ada yang bertiang empat     waktu yang tidak sebentar, mulai dari   terkandung di dalamnya. Dengan
                  (sekepat) atau bertiang enam         mewarnai kapas dengan pewarna        menenun diharapkan perempuan
                  (sekenam). Bagian penting lain yang   alami, seperti pinang dan jahe, hingga   dapat tumbuh menjadi pribadi yang
                  pasti ada di desa adalah pula tempat   memintalnya dengan tangan.         sabar, karena untuk menghasilkan satu
                  beribadah dan tempat menyimpan padi.    Perempuan di Desa Sade diajarkan   lembar kain tenun membutuhkan waktu
                     Masyarakat Sasak punya aturan     menenun sejak kecil. Menurut tradisi jika   hingga satu bulan lamanya. Masyarakat
                  yang ketat bagi perempuan dan laki-laki   mereka belum bisa menenun, mereka   meyakini, jika sudah memiliki kesabaran,
                  mengenai pembagian tugas. Kaum       tidak diperbolehkan untuk menikah.   berarti si gadis telah siap berumah
                  pria melakukan aktivitas di luar rumah,   Sebelum menikah, seorang gadis   tangga. Menenun kini juga menjadi
                  sementara para perempuan mengurus    diharuskan membuat tiga buah sarung.   sumber penghasilan tambahan bagi
                  rumah, anak-anak, dan menenun. Kita   Satu untuk dirinya sendiri, untuk sang   masyarakat Desa Sade. Rentang harga
                  dapat menyaksikan secara langsung    suami, dan ibu mertua.               yang ditawarkan untuk kain-kain tenun
                  perempuan Sasak yang sedang             Aturan ini masih dijalankan       itu mulai dari puluhan ribu hingga
                  menenun. Prosesnya membutuhkan       hingga kini, karena nilai filosofis yang   menyentuh jutaan rupiah.



                                                                                                   APRIL 2020   |           |  93
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98