Apresiasi untuk BUMN Berprestasi
Naskah: Sahrudi, Foto: Dok. PTBA
TAK berlebihan jika di tahun 2013 ini PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA membanggakan performa kinerjanya. Betapa tidak, ketika krisis harga batubara melanda seluruh industri batubara dunia, PTBA justru merupakan satu-satunya perusahaan yang paling berhasil
dalam pengendalian kinerja keuangannya.
Lihat saja catatan pada periode Januari-September 2013 ini dimana PTBA berhasil meraih Net Profit Margin (NPM) sebesar 15,3 persen. Jumlah ini tertinggi dibandingkan NPM emiten industri batubara lainnya yang ada saat ini. Sementara itu, dari sektor laba bersih, PTBA mencatat sebesar Rp 1,24 triliun, dengan pendapatan sebesar Rp 8,12 triliun.
Di sisi lain, total angka penjualan PTBA pada periode Januari – September 2013 juga mengalami kenaikan 17% dengan angka penjualan sebesar 13,24 juta ton dimana sebelumnya pada penjualan tahun 2012 untuk periode yang sama pencapaiannya hanya sebesar 11,36 juta ton.
Angka Penjualan tersebut dari sisi ekspor mengalami kenaikan sebesar 36 persen atau menjadi 7,02 juta ton dibandingkan tahun 2012 pada periode yang sama sebesar 6,22 juta ton, dengan nilai Pendapatan sebesar Rp 4,46 triliun. Sedangkan 6,22 juta ton sisanya untuk memenuhi permintaan domestik dengan nilai Pendapatan sebesar Rp 3,64 triliun.

dalam pengendalian kinerja keuangannya.
Lihat saja catatan pada periode Januari-September 2013 ini dimana PTBA berhasil meraih Net Profit Margin (NPM) sebesar 15,3 persen. Jumlah ini tertinggi dibandingkan NPM emiten industri batubara lainnya yang ada saat ini. Sementara itu, dari sektor laba bersih, PTBA mencatat sebesar Rp 1,24 triliun, dengan pendapatan sebesar Rp 8,12 triliun.
Di sisi lain, total angka penjualan PTBA pada periode Januari – September 2013 juga mengalami kenaikan 17% dengan angka penjualan sebesar 13,24 juta ton dimana sebelumnya pada penjualan tahun 2012 untuk periode yang sama pencapaiannya hanya sebesar 11,36 juta ton.
Angka Penjualan tersebut dari sisi ekspor mengalami kenaikan sebesar 36 persen atau menjadi 7,02 juta ton dibandingkan tahun 2012 pada periode yang sama sebesar 6,22 juta ton, dengan nilai Pendapatan sebesar Rp 4,46 triliun. Sedangkan 6,22 juta ton sisanya untuk memenuhi permintaan domestik dengan nilai Pendapatan sebesar Rp 3,64 triliun.