Obsession Awards 2023 "Best CEOs"

Oleh: Syulianita (Editor) - 14 March 2023

Vidjongtius

Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk

Naskah: Elly Simanjuntak Foto: Istimewa

 

Berkat tangan dingin sang CEO Vidjongtius, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mampu mematri prestasi selama tahun 2022. KLBF cukup lincah melakukan aksi korporasi. Pada akhir tahun lalu, Kalbe Farma melalui anak usahanya telah merampungkan akuisisi saham PT Aventis Pharma atau Sanofi. Akuisisi ini diharapakan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja KLBF, khususnya pada lini obat resep.

Sanofi saat ini memiliki portofolio produk farmasi baik obat resep, obat generik, dan vaksin serta produk kesehatan konsumen. Pria yang biasa disapa dengan Vidjong ini mengatakan, “Langkah strategis tersebut diperlukan bila industri dalam negeri ingin menciptakan kemandirian kesehatan dalam jangka panjang. Sehingga dalam periode menegah, kami perlu bridging mendekatkan diri ke sumber bahan baku dan sumber teknologinya. Melalui joint venture, kolaborasi ini akan mempercepat proses.” Beberapa negara yang akan dijajaki untuk kerja sama teknologi atau pengadaaan bahan baku di antaranya Cina, Korea selatan, Jepang, India, Eropa dan lainnya. 

Dalam rangka meningkatkan kompetensi dalam bidang penelitian dan pengembangan produk biologi, KBLF melakukan investasi terhadap perusahaan Korea Progen Co., Ltd di awal tahun 2023. Tak tanggung-tanggung, nilai suntikan dana yang diberikan perusahaan farmasi itu mencapai US$10 juta atau sekitar Rp156,1 miliar (asumsi kurs Rp15.618 per dolar AS). Adapun tujuan dari investasi tersebut untuk memperkuat kolaborasi dan aliansi di bidang R&D untuk memperkuat portfolio produk perseroan pada segmen obat biologis di masa mendatang.

Vidjong menambahkan, “Secara berkelanjutan, perseroan berupaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat. Antara lain, dengan meningkatkan kontribusi produk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional, meluncurkan berbagai produk kesehatan preventif dan herbal, menawarkan produk nutrisi lebih terjangkau serta memperluas layanan kesehatan berbasis digital.” Untuk mendekatkan diri dengan basis pelanggan yang lebih luas, perseroan menyediakan platform B2C–Klikdokter (telemedicine) dan platform B2B– EMOS & MOSTRANS melalui divisi distribusi & logistik. Perusahaan juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital. Termasuk dalam mengendalikan biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba usaha. 

Selama tahun 2022 penjualan bersih konsolidasian Kalbe Farma naik 10,1% secara tahunan (yoy) menjadi Rp28,91 triliun. Laba per saham (EPS) tumbuh 7,1% seiring naiknya laba bersih sebesar 6,3% yoy menjadi Rp3,38 triliun. Sementara, margin laba kotor (GPM) perusahaan turun tipis dari 43,0% pada 2021 menjadi 40,4% pada 2022 seiring dampak business mix dan naiknya harga bahan baku.

Menghadapi 2023, Vidjong memperkirakan pertumbuhan produk kesehatan tetap positif, karena posisinya sebagai kebutuhan dasar. Dengan estimasi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen tahun ini, dia mengatakan pasar kesehatan bisa naik 7 hingga 8 persen tahun ini.