M. Fanshurullah Asa, Mengawal BBM Satu Harga

Oleh: Syulianita (Editor) - 10 May 2019

Di bawah kepemimpinan M. Fanshurullah Asa yang akrab disapa Ifan, satu hal fenomenal yang telah dilakukan BPH Migas adalah berhasil mewujudkan target pemerintah menyatukan harga BBM dari Sabang hingga Merauke. Dalam salah satu kesempatan, Menteri ESDM Ignasius Jonan merasa bangga karena Program BBM Satu Harga ini merupakan satu satunya program yang berhasil dilaksanakan 100 persen. Fakta itu tak bisa dinafikan karena BPH Migas punya peran dan tanggung jawab penting dalam kelancaran distribusi migas ke seluruh wilayah Indonesia hingga mampu menyentuh masyarakat terutama di daerah yang sulit terjangkau khusususnya di daerah pedalaman seperti Papua.

 

“Karena dalam UU Migas, pemerintah wajib menjamin ketersediaan BBM diseluruh wilayah NKRI. Dan, BPH Migas telah ikut melaksanakan terwujudnya konsep energi berkeadilan yang dicanangkan di era pemerintahan saat ini,” ungkap pria kelahiran Palembang, 20 Mei tersebut. Kebijakan revolusioner BBM Satu Harga ini tak lepas dari kebijakan pemerintah yang bertekad untuk memberikan keadilan energi bagi rakyat khususnya mereka yang berada di berbagai wilayah 3T di seluruh tanah air untuk menggerakan roda perekonomian demi kesejahteraan rakyat.

 

Ditemui di ruang kerjanya, Ifan yakin dan optimis upayanya dalam merealisasikan penyaluran BBM Satu Harga dapat terlaksana dengan baik demi terwujudnya energi yang berkeadilan. Ia yakin kebijakan BBM Satu Harga ini memiliki multi efek yang luar biasa. Tak hanya berdampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, seperti transportasi hingga pendidikan karena sebagian besar kegiatan masyarakat memang terkait dengan energi, baik langsung maupun tidak.

 

Pertanian misalnya, meski secara langsung tidak terkait. Namun, untuk memasarkan hasil pertanian, tetap membutuhkan transportasi yang membutuhkan BBM. Begitu pula dengan perikanan, kesehatan, hingga pendidikan, semua akan terkena efek domino kebijakan tersebut.

 

Khusus di Papua, dampak BBM Satu Harga terhadap dunia pendidikan dan kondisi anak-anak sangat terasa. Ambil contoh anak-anak di distrik yang terletak di Kabupaten Puncak Papua, misalnya sekarang bisa belajar lebih tenang. Pasalnya, dengan harga BBM yang jauh lebih murah, warga bisa menyalakan genset setiap malam untuk penerangan. Hampir seluruh harga kebutuhan menjadi turun.

 

Diakuinya, sebelum program tersebut, harga BBM memang sangat mencekik. Warga bisa merogoh kocek sampai Rp60 ribu hanya untuk memperoleh satu liter Premium. Namun, sejak program tersebut diresmikan 17 Agustus 2016, warga bisa membeli BBM dengan harga sama seperti di Pulau Jawa.  Untuk membeli premium misalnya, warga hanya mengeluarkan Rp6.450 per liter, solar Rp5.150 per liter. Kinerja Ifan sebagai Kepala BPH Migas memang patut diacungi jempol. Anggota DPR RI periode 2004-2009 ini memiliki kepedulian yang tinggi agar rakyat bisa merasakan keadilan dalam sektor energi khususnya BBM dan gas. Bahkan, salah satu faktor yang menentukan suksesnya penyaluran BBM Satu Harga tak lepas dari keseriusannya dalam melakukan pengawasan atas pasokan dan pendistribusian BBM tersebut, Ifan tak segan blusukan ke titik-titik penyaluran BBM di pelosok-pelosok daerah bahkan hingga ke Papua.

 

Ifan menegaskan, pengawasan terhadap penyaluran BBM Satu Harga akan terus dilakukan oleh pihaknya untuk memastikan pasokan dan distribusi berjalan lancar. Untuk itu, ia juga bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia untuk mengawal program BBM Satu Harga tersebut mengingat titiktitik BBM Satu Harga berada di lokasi yang masuk kategori 3T. 

 

Bahkan, beberapa di antaranya berada di lokasi yang rawan dari sisi keamanan. Oleh karena itu, peran aparat keamanan menjadi sesuatu yang cukup vital untuk program pemerintah tersebut.

 

Tak hanya itu, ketika terjadi bencana alam di beberapa daerah di Indonesia, seperti tsunami di Banten dan bencana alam di Palu dan lainnya, BPH Migas dengan kerja keras akhirnya mampu melakukan penyaluran BBM meski harus menghadapi berbagai hambatan sehingga tidak ada terjadi kelangkaan pasokan sektor minyak dan gas secara besar. Ifan yang ditunjuk oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan sebagai Ketua Tim Posko Nasional ESDM Hari Raya Idul Fitri tahun 2018 mengatakan, timnya nonstop 24 jam keliling ke seluruh daerah untuk memastikan semua kebutuhan masyarakat selama Lebaran seperti BBM dan listrik terpenuhi.”Semua terkendali dan tidak ada kendala,” ujarnya.

 

Tugas tim posko nasional ESDM ini mencakup pengumpulan dan inventarisasi data lapangan mengenai BBM, gas, listrik dan kebencanaan geologi. Pihaknya juga memastikan pasokan bahan bakar minyak, dalam menjelang dan selesai hari raya Idul Fitri terpenuhi pada arus mudik dan balik 2018. Menghadapi libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, Ifan kembali dipercaya menjadi Ketua Tim Posko Nasional ESDM untuk mengamankan penyediaan dan pendistribusian BBM, gas, listrik, dan antisipasi kebencanaan geologi di seluruh wilayah Indonesia.

 

Dirinya dibantu sejumlah pejabat lainnya dari Kementerian ESDM dan mitra kerja mereka. Dalam pelaksanaan, tim ini juga melibatkan dan bekerja sama dengan Kepolisian, Kemenhub, Kementerian PUPR dan Badan Usaha Niaga Umum BBM, antara lain PT Shell Indonesia dan PT Total Oil Indonesia. Hasil evaluasi Posko Nasional sektor ESDM Hari Raya Natal 2018 dan tahun baru 2019 yang berlangsung pada 18 Desember 2018 hingga 8 Januari 2019, pihaknya menyampaikan tidak terjadi kelangkaan BBM selama masa posko.

 

Pada subsektor migas, tercatat penyediaan dan pendistribusian BBM dan LPG secara nasional hingga 6 Januari tetap terkendali. Stok BBM, BBG, Jargas, dan LPG dalam keadaan cukup dan penyaluran berjalan lancar. Ifan juga dikenal sebagai sosok yang berani mengambil risiko dalam bertugas. Misalnya, ketika belum lama ini terjadi konflik bersenjata di Papua, ia tak takut untuk datang kesana guna melihat kinerja penyaluran BBM di provinsi tersebut. Padahal, banyak kalangan sudah memperingati agar pejabat pemerintah pusat untuk tidak berkunjung sementara ke Papua. “Buat saya ini tugas negara dan supaya rakyat di Papua dapat terus merasakan BBM Satu Harga maka saya harus datang,” tegas peraih gelar Doktor Teknik dari Universitas Indonesia (UI) tersebut.

 

Ya, provinsi terluas di Indonesia ini adalah wilayah yang kerap menjadi sorotan lantaran harga BBMnya lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa dan wilayah lainnya. Bagi Ifan, kerja seperti dirinya harus membutuhkan semangat ikhlas yang luar biasa. Ia mencontohkan dalam setiap kali berkunjung untuk melakukan pengawasan penyaluran BBM di daerah terisolir dan terluar, ia tak peduli meski harus menginap di rumah penduduk setempat. Kedekatannya dengan masyarakat pedalaman yang didatangi membuatnya kian memahami pekerjaannya sangat penting bagi rakyat.

 

BBM Satu Harga Sudah Mencapai 131 Titik

 

Sepanjang tahun 2018, pelaksanaan BBM Satu Harga telah mencapai 131 titik lembaga penyalur. Ini melebihi target semula, yakni 130 titik. Jumlah tersebut tersebar di beberapa pulau, yaitu 29 penyalur di Sumatera, 33 penyalur di Kalimantan, 14 penyalur di Sulawesi, 11 penyalur di Maluku dan Maluku Utara, 26 penyalur di Papua dan Papua Barat, 14 penyalur di NTB dan NTT, 1 penyalur di Bali, serta 3 penyalur di Jawa dan Madura. Sementara, berdasarkan data dari BPH Migas, Pertamina dan PT AKR Corporindo selaku lembaga penyalur BBM Satu Harga telah menyalurkan BBM sebanyak 123.421 kiloliter (kl) tahun 2017 hingga 13 Februari 2019.

 

Dari jumlah volume tersebut, sebesar 79.939 kl merupakan BBM jenis premium yang merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP). Sedangkan, Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) atau minyak solar telah dikonsumsi masyarakat sebesar 43.482 kl.

 

Realisasi BBM Satu Harga pada tahun 2019 ini, diproyeksikan dapat menjangkau kurang lebih 434.120 kepala keluarga yang berlokasi di 133 kecamatan. Artinya, program tersebut dapat dinikmati oleh kurang lebih 2 juta warga Indonesia di berbagai wilayah 3T. Pemerintah sendiri memproyeksikan volume kebutuhan BBM untuk program BBM Satu Harga hingga tahun 2019 sebesar 568 kl per hari atau 207 ribu kl per tahun.

 

Jumlah itu terdiri dari 186 kl per hari untuk solar dan 382 kl per hari untuk premium. Artinya, jika dihitung per tahun kebutuhan BBM Satu Harga mencapai 68 ribu kl untuk jenis solar dan 139 ribu kl jenis premium. Proyeksi ini berdasarkan pada kebutuhan BBM yang akan disalurkan oleh 160 lembaga penyalur di seluruh Indonesia.