Ceo Tangguh 2018

Oleh: Iqbal Ramdani () - 26 December 2018

Naskah: Iqbal R. Foto: Edwin B.

Sebagai perusahaan pelat merah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk harus terus berinovasi layanan dan produk untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang tak menentu. Berkat tangan dingin Maryono, sang Direktur Utama, bank berkode emiten BBTN tersebut mampu menjawab tantangan zaman, hal itu bisa dilihat dari kinerja selama triwulan III yang menunjukkan peningkatan lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

 

Terlihat dari laba bersih yang dicetak sebesar Rp2,23 triliun naik 11,51 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih itu ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik secara tahunan sebesar 15,29 persen menjadi Rp7,54 triliun. KPR masih menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit. Hingga akhir September, Bank BTN membukukan pertumbuhan kredit sebesar 19,28 persen secara tahunan, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional sebesar 12,12 persen pada akhir Agustus lalu. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) Bank BTN tercatat sebesar 2,65 persen per September 2018, angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,07 persen. Lalu total dana pihak ketiga (DPK) Bank BTN pada triwulan ketiga 2018 sebesar Rp195 triliun atau tumbuh 16,06 persen. Angka tersebut di atas rata-rata industri yang tumbuh 6,66 persen. 

 

Hebatnya lagi, bank yang berdiri sejak tahun 1897 ini meraih predikat sebagai Bank Terbaik 2018 atas keberhasilan perseroan mencatatkan lompatan posisi aset selama enam tahun terakhir dan menembus peringkat ke-5 bank dengan aset terbesar (bank only). Kendati demikian, akhir tahun 2018 ini, Maryono yakin Bank BTN bisa mencapai target. Terlebih dengan adanya kondisi ekonomi yang kondusif dari kredit maupun DPK sehingga hal ini menjadi faktor bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos tersebut akan dapat mencapai target yang direncanakan. Meski begitu, Maryono mengakui tahun 2018 banyak kendala yang bakal dihadapi oleh korporasi di perbankan, mengingat kondisi global yang tiap tahunnya selalu berubah, misalnya terjadinya perang dagang antara Amerika dengan China yang kemudian bepengaruh pada kurs valuta yang meningkat sangat signifikan sehingga hal ini memengaruhi kondisi ekonomi yang ada di Indonesia. Hal itu juga yang menjadikan tantangan tersendiri bagi penggemar wayang itu.

 

“Namun, Alhamdulillah bahwa segala tantangan yang muncul di era 2018 ini, kami bisa atasi dengan beragam langkah yang kami lakukan sehingga kinerja Bank BTN tetap relatif tumbuh dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu. Dan yang paling mengutungkan karena Bank BTN sebagian besar bisnisnya bermain di domestik sehingga dampak atau efek dari pada kondisi global ini relatif sedikit sekali,” katanya saat ditemui Men’s Obsession di kantornya. 

 

Selain itu, di bawah komando Maryono, Bank BTN terus melakukan strategi untuk meningkatkan perusahaannya, yakni dengan memfokuskan kepada efisiensi, misalnya mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu. Biaya-biaya tersebut akan dioptimalkan supaya dapat membuat hasil yang lebih produktif dan menjaga bagaimana kredit Bank BTN agar kualitasnya tetap baik. “Kami melakukan komunikasi dan tagihan secara rutin. Itu merupakan salah satu langkah untuk menjaga kredit kami. Kemudian, kami juga mencari dana-dana yang sifatnya low cost funding sehingga satu-satunya cara, yakni masuk ke dalam suatu bisnis yang sifatnya digital banking. Ini bisa menjadi daya tarik agar bagaimana masyarakat atau nasabah bisa melakukan beragam transaksi payment maupun keuangannya di Bank BTN. Dengan begitu, kami bisa meraup dana-dana pihak ketiga yang lock up,” tukasnya.

 

Maryono juga memiliki inovasi dan strategi khusus untuk menghadapi tantangan kedepan, yaitu melakukan percepatanpercepatan suatu transaksi atau kegiatan yang mengacu pada kegiatan digital banking, tidak hanya melayani bermacam produk digital banking saja, tapi setiap transaksi yang ada di operasional Bank BTN harus menuju digital banking. Dengan menuju digital banking, sambungnya, maka Bank BTN mempunyai suatu data yang lebih akurat dan transaran. Sehingga, ini akan bisa menambah kepercayaan dari masyarakat. “Kemudian kami akan masuk ke dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya digital, ini juga akan memberikan suatu layanan paripurna kepada masyarakat karena kami mempunyai market yang sangat masif. Nasabah kami adalah masyarakat retail maka kami perlu memberikan suatu jembatan layanan kepada mereka, bagaimana kami bisa melayani kebutuhan-kebutuhan mereka secara nyaman, aman, akurat, dan transparan,” jelasnya. 

 

Untuk mencapai kesuksesan, Maryono mengaku memerlukan adanya seorang pemimpin yang mau dan berani melakukan transformasi dengan kondisi perubahan yang ada di dunia. Kendati demikian di Bank BTN, Maryono menempa generasi milenial agar mempunyai semangat juang yang tinggi dan bisa melahirkan banyak inovasi sehingga berdampak baik untuk kemajuan perusahaan. “Kami mempunyai tenaga milenial kurang lebih 70 persen sehingga inilah yang akan kita tempa, bagaimana mereka mempunyai skill yang profesional, skill yang jiwanya sales, serta memiliki skill untuk menemukan inovasi-inovasi baru. Namun yang terpenting adalah bagaimana menempa orang-orang ini mampu menerapkan atau mengimplementasikan budaya kerja di Bank BTN dengan disiplin dan kejujurannya,” Maryono menegaskan.

 

Selain itu, guna meningkatkan kinerjanya, Bank BTN berkolaborasi dengan empat startup. Empat startup tersebut, yakni KYCKI, ManPro, Gradana, dan Buildeco. Kolaborasi ini untuk mendukung bisnis perseroan, di antaranya mempercepat pelayanan kepada nasabah. Dengan berbagai transformasi yang Bank BTN lakukan bukan tidak mungkin, target Bank BTN menjadi global player pada 2025 mendatang akan tergenapi.