Oleh: -

Naskah: Giattri F.P., Foto: Edwin B.

Tak berlebihan jika menyebut Prof. Dr. Med. Tri Hanggono Achmad, dr. sebagai salah satu Rektor Terbaik Indonesia. Betapa tidak, sejak dipercaya menakhodai Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung pada 2015 lalu berbagai terobosan digulirkan pria kelahiran Bandung 22 September 1962 itu untuk mewujudkan kontribusi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) itu terhadap pembangunan Jawa Barat dan Nasional.

 

Tri menuturkan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir pernah mengatakan saat orasi ilmiahnya yang berjudul “Transformasi Perguruan Tinggi dan Daya Saing Bangsa”, Perguruan Tinggi dituntut untuk berkontribusi lebih nyata bagi perkembangan ekonomi dan kemajuan masyarakat melalui inovasi-inovasi yang berdampak nyata dan terletak di bagian hilir dari aliran penelitian.

 

Tri pun mengapresiasi kebijakan tersebut dengan melakukan berbagai terobosan inovatif. Ia berharap UNPAD tidak sekadar menjadi perguruan tinggi yang bermutu, namun juga mampu mendukung daya saing bangsa. 

 

“Untuk itu, perlu adanya penguatan jati diri lulusan dan institusi dengan cara menjadikan UNPAD sebagai institusi pendidikan tinggi yang transformatif yang diterjemahkan dengan mendekatkan aktivitas perguruan tinggi kepada masyarakat. Saya kira, ini juga sejalan dengan program Nawa Cita yang dicanangkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo,” ujar Guru Besar bidang Clinical Biochemistry pada Fakultas Kedokteran UNPAD itu.

 

Di dalam proses pembelajaran, sambung pria yang menyelesaikan studi Doktornya di Institut of Clinical Biochemistry, School of Medicine, University of Bonn, Jeman, pada 1995 ini pola transformatif akan mendorong pengembangan kemampuan eksplorasi, analisis, dan sintesis dari informasi, pencapaian kompetensi inti untuk mencapai kerja tim yang efektif dalam sistem masyarakat, serta kemampuan adaptasi yang kreatif terhadap sumber daya global untuk diterapkan pada kebutuhan lokal. 

 

Salah satu kunci pembelajaran transformatif adalah menguatkan kembali peran guru besar sebagai pemimpin aktivitas akademik. Hal ini akan mendorong penguatan kapasitas sumber daya manusia yang dimiliki UNPAD. Dengan adanya upaya tersebut, maka fasilitas yang diberikan universitas akan terfokus pada penguatan academic leadership.

 

Penguatan Academic Leadership, imbuh Tri  juga mengubah arus pengelolaan kelembagaan di UNPAD. Selama ini banyak guru besar dan dosen yang memegang jabatan struktural sehingga aktivitas riset dan akademik tidak banyak ditingkatkan. Pada saat ini, UNPAD mendorong penuh peran guru besar dan dosen untuk melakukan riset dan menghasilkan inovasi. Pada sisi ini, maka mahasiswa juga dilibatkan secara aktif sebagai bagian penting dari transformative learning.