Top Ten CSR in Education

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 07 June 2016

Naskah: A. Reza Indrayana Foto: Istimewa

Sebagai perusahaan minyak dan gas kelas dunia, PT Pertamina (Persero) juga mempunyai tanggungjawab menghasilkan Sumber Daya Manusia  yang mumpuni di bisnis dan teknologi energi.

Lewat Yayasan Pertamina, sejak Februari 2016 berdirilah Universitas Pertamina (UP), yang berambisi jadi universitas yang masuk dalam Peringkat Terbaik Dunia (Top World University). UP menawarkan 6 fakultas dan 15 program studi strata 1 di kampus megah dan superlengkap di kawasan Simpruk, Jakarta Selatan.


Kiprah Yayasan Pertamina sendiri sudah lama bergerak di berbagai kegiatan berorientasi pendidikan dan lingkungan hidup. Misalnya, implementasi Education for Sustainable Development (Sekolah Sobat Bumi), hibah penelitian dan anugerah riset, beasiswa, relawan tenaga pendidikan, dan restorasi lingkungan. Kurun  tahun 2012 hingga 2014 telah mendanai lebih dari Rp 300 miliar.


Mulai tahun lalu, organisasi nirlaba ini lebih fokus pada program-program pendidikan, seperti, memperluas cakupan wilayah kerja dan pendanaan program. Sampai akhirnya berdiri UP,  berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 60/KPT/I/2016 yang diterbitkan pada 1 Februari 2016 tentang izin pendirikan Universitas Pertamina. Sementara, peresmian universitas dilakukan pada 11 Februari 2016 oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof.  Mohammad. Nasir dan Direktur Utama PT. Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto yang didukung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara  Rini Soemano dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.


Prof. Akhmaloka ditunjuk sebagai Rektor UP dengan visi menjadikan UP sebagai universitas berstandar internasional. Kiprah sang rektor sendiri sudah teruji sangat mumpuni di bidang sains dan teknologi. Dibuktikan ketika menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) periode 2010-2015. Selama masa kepemimpinannya, ia sukses menghasilkan sejumlah kemajuan di universitas ternama di Indonesia itu.


Beliau ditunjuk sebagai ketua delegasi RI di sejumlah kegiatan internasional, seperti Joint Working Group France-Indonesia bidang pendidikan di Lille, Perancis, dan studi banding pengembangan mobil listrik nasional di berbagai negara, seperti di Tiongkok dan Jepang), Komite Inovasi Nasional (KIN).


Tak hanya itu, kiprahnya yang luar biasa di bidang pendidikan mengantarkannya mendapat penghargaan Doctor of Science (Honoris Causa) dari University of Selangor, Malaysia. Beliau telah mendapatkan sejumlah bintang jasa dari Presiden RI dan terpilih sebagai Peneliti Hibah Bersaing Terbaik bidang Bioteknologi. Sebagai civitas akademis, beliau mendapatkan gelar Diploma in Biotechnology di International Institute of Biotechnology, Inggris dan gelar doktornya di University of Kent at Canterbury, Inggris dan memfokuskan diri pada bidang penelitian Molecular Biology of Thermophilic Bacteria dan Thermostable Enzyme. Sejak tahun 1992 sampai dengan sekarang, beliau aktif dalam berbagai riset-riset bidang bioteknologi.