executive Leadership Talk UMKM, Bintang yang sulit berkembang

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 28 September 2015

Marwan Jafar semula ragu untuk mengomentari persoalan perbankan dan pemberdayaan UMKM, karena bukan ranah kementeriannya. Namun demikian, ia mengakui punya ekspektasi yang tinggi sekaligus punya niat baik dan semangat yang tinggi pula dalam rangka membuat program program di pedesaan. Dalam Nawacita, terutama nawacita yang ketiga adalah membangun Indonesia dari pinggiran, dari desa-desa. “Saya breakdown dengan nawa kerja, ada 10 prioritas nawa kerja, salah satunya adalah membangun UMKM di desa desa. Waktu itu saya canangkan 5000 pendirian UMKM di desa desa, sekaligus juga saya canangkan 5000 untuk merevitalisasi pasar-pasar di desa-desa untuk tahun 2015. Begitu kita buat program kerja itu dan sudah kita masukan dalam rencana RPJM. Pikiran saya ini panjang, tapi apa daya karena tidak sampai rupanya cinta bertepuk sebelah tangan karena Bapenas tidak merespon itu apalagi keuangan,” bebernya. Karena itu, rencana Marwan untuk membuat UMKM itu bisa disebut tertunda. Marwan bahkan membuat tim khusus untuk menangani CSR ke BUMN dalam rangka untuk membantu penanganan UMKM.  


Terkait perbankan, Marwan menyarankan sebaiknya kepada UMKM tidak diberikan bunga yang tinggi. “Ini memang kita masih dibebani bunga yang tinggi, 18% per tahun, dan ini sebetulnya tidak kondusif dan tidak konsolidatif bagi usaha, ini kalau bisa diturunkan,” pintanya.


Ia menceritakan pengalamannya sejak menjadi menteri yang hampir setiap pekan berkeliling daerah melihat UMKM di desa desa, yang ternyata tidak ter-manage dengan baik untuk dikembangkan secara maksimal. “Padahal misalnya kita kembangkan, paling tidak organisasi atau struktur ekonomi di pedesaan itu menjadi tumbuh,” ia menandaskan.