Maryono (Dirut Bank BTN) Sejuta Rumah untuk Rakyat

Masalah ketersediaan perumahan di Indonesia akan terus bertambah jika tidak ada solusi untuk mengatasinya. Tekad pemerintah untuk membangun sejuta rumah adalah salah satu solusi untuk menjawab hal itu. Bank BTN, pun berada di depan untuk mendukung tujuan mulia tersebut.
Peletakan batu pertama program sejuta rumah oleh Presiden RI, Joko Widodo di Ungaran, Semarang Rabu 29 April 2015, lalu menjadi momentum tersendiri bagi Bank BTN. Betapa tidak, begitu presiden selesai meletakkan batu pertama, Direktur Utama Bank BTN, Maryono yang ikut dalam seremoni acara tersebut sudah menyatakan tekadnya untuk memberikan kontribusi bagi terwujudnya pembangunan rumah rakyat tersebut dan menyatakan kesiapannya untuk mendukung program mulia ini.
Ya, Maryono dikenal sebagai bankir yang memiliki kepedulian tinggi dalam mendukung pembiayaan perumahan bagi rakyat selama ini. Ditangannya, Bank BTN berhasil meningkatkan performanya di berbagai bidang, khususnya kredit pembiayaan perumahan rakyat.
“Sejak awal Bank BTN sudah menyatakan bahwa program perumahan nasional memerlukan dukungan banyak pihak dan Bank BTN selalu terdepan dalam memberikan dukungan tersebut. Bahkan kami sudah sangat siap dengan sejumlah aksi korporasi yang kami lakukan dalam menyambut program tersebut,” tegas Maryono menjawab pertanyaan wartawan.
Bank BTN, bahkan telah menyiapkan program 5 SIAP untuk memastikan program sejuta rumah ini dapat terealisasi. “Baik itu kesiapan dari sisi SDM, Teknologi, Proses Bisnis, Pendanaan dan Supply Rumah telah kami siapkan untuk mendukung percepatan realisasi program tersebut”, tambahnya.
Bank BTN juga telah menyiapkan pemenuhan kapasitas dan kompetensi SDM pemroses kredit, baik itu subsidi maupun non subsidi meliputi tenaga analis, loan marketing, loan service dan loan administration.
“Kami juga telah meningkatkan kapasitas Teknologi Informasi melalui sistem aplikasi kredit yang terintegrasi,” ucapnya lagi.
Untuk itu pulalah Bank BTN juga sudah melakukan percepatan pelayanan dan proses kredit secara fokus, baik untuk KPR subsidi maupun KPR non subsidi. Termasuk dalam hal ini menambah jaringan pelayanan dan proses kredit melalui Griya KPR BTN yang menjadi kepanjangan tangan kantor layanan Bank BTN di daerah-daerah.
Ia menambahkan, sejumlah langkah alternatif dana pendamping juga telah dilakukan untuk mendukung program sejuta rumah, meski pemerintah telah menyiapkan alokasi dana untuk program tersebut.
Salah satu alternatif yang dilakukan Bank BTN dalam mendukung program sejuta rumah adalah dengan melakukan aksi korporasi seperti menerbitkan obligasi, NCD dan pinjaman ke lembaga internasional.
“Kami juga akan melakukan sekuritisasi asset. Jumlahnya sudah pasti akan disesuaikan dengan kebutuhan dan seberapa besar dapat diserap pasar. Yang jelas kami sudah menyiapkan aksi korporasi tersebut untuk dapat dieksekusi pada tahun 2015,” tegas Maryono.
Melalui berbagai aksi korporasi dan peningkatan kualitas infrastruktur bisnis yang dilakukan perseroan, manajemen Bank BTN optimistis mampu mendukung pembiayaan program sejuta rumah, sekaligus menopang kinerja perseroan. Ini adalah komitmen Bank BTN, sebagai bank milik negara, memberikan dukungan bagi suksesnya program pemerintah sekaligus mewujudkan hak asasi seluruh warga negara Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya akan sebuah rumah yang layak dengan cara mudah, cepat dan murah.

Untuk mendukung kesiapan rumah di lapangan, Bank BTN juga telah siap dengan supply rumah yang dibutuhkan. “Ini karena Bank BTN telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 3000 pengembang perumahan seluruh Indonesia untuk membiayai lebih dari 600.000 unit KPR,” tegasnya.
Memang, sejak lama Bank BTN tak bisa dilepaskan dari program perumahan. Tak heran kalau bicara soal kredit perumahan, misalnya, ingatan rakyat pasti kepada Bank BTN. Karena memang Bank BTN masih menguasai pasar perumahan Indonesia.
Tercatat, berdasarkan data per 31 Desember 2014, Bank BTN masih menguasai pasar pembiayaan perumahan di Indonesia. Pangsa pasar Bank BTN tercatat 27,53% masih berada di atas BCA (10,67%), BNI (10,50%), Mandiri (8,35%), BRI (4,55%), Niaga (7,09%) sementara sisanya sekitar 25% dikuasai oleh bank-bank lain. “Kami masih menguasai pasar perumahan di Indonesia dan posisi ini akan kami pertahankan dan terus diupayakan peningkatannya,” tegas Maryono.
Sedangkan untuk pasar rumah bersubsidi yang menjadi program Pemerintah, Bank BTN menguasai pasar lebih dari 95%. Walaupun porsi untuk kredit rumah bersubsidi ini semua bank diberikan kesempatan yang sama untuk memberikan dukungannya, tapi tak bisa disangkal kalau Bank BTN tetap mendominasi dalam pembiayaannya.