Lagi, Hybrid Supercars

Oleh: Andi Nursaiful (Administrator) - 28 October 2014
Naskah: Andi Nursaiful, Foto: Istimewa

Siapa bilang mobil super butuh bahan bakar super banyak? Ajang Paris Motor Show 2014 kembali menujukkan bahwa supercars pun kini menggunakan teknologi hibrida tanpa mengorbankan kecepatan dan tenaga dahsyat.

Di masa lalu, mobil-mobil sport dan mobil super dikenal boros bahan bakar. Maklum, mesin besar tentu saja butuh asupan bahan bakar dalam jumlah besar. Masa-masa itu lewat sudah. Praktis dalam setahun terakhir, pabrikan sport cars dan supercars berlomba menciptakan kendaraan super yang justru lebih irit bahan bakar dari mobil konvensional masa lalu.

Semua itu berkat teknologi hibrida, melalui penggabungkan mesin bakar dengan motor listrik melalui teknologi plug-in hybrid. Berikut ini sejumlah hybrid supercar yang sudah diproduksi.

 
Lamborghini Asterion LPI 910-4
Pabrikan mobil sport asal Italia berlogo banteng ngamuk, Lamborghini, akhirnya ikut terjun ke dunia hibrida.

Setelah dua tahun untuk tidak masuk dalam teknologi kendaraan hibrida, Lamborghini memanfaatkan ajang pameran otomotif bergengsi Paris Motor Show 2014, Oktober 2014, untuk menampilkan tonggak barunya dalam sejarah perusahaan: Asterion LPI 910-4 Concept.

Berbeda dengan para pendahulunya selama puluhan tahun, mobil supercar terbaru ini merupakan spesies baru Lamborghini. Nama Asterion diambil dari sosok Minotaur (manusia berkepala banteng) dari mitologi Yunani. Sementara LP adalah singkatan dari “Longitudinal Posterior” dan I untuk “Ibrida” yang merupakan bahasa Italia untuk hibrida. Angka 910 menunjukkan tenaga yang dimilikinya, sementara angka 4 mengacu pada sistem 4WD.

Asterion mengusung Huracan 5.2 liter V10, yang dipadukan dengan tiga motor listrik, dengan transmisi 7-percepatan. Mesin bakarnya mampu memompa tenaga sebesar 610 hp, sementara ketiga motor listriknya mampu menghasilkan 300 hp.

Dengan kata lain, Asterion mampu melontarkan tenaga sebesar 910 hp saat akselerasi penuh. Ini berarti tak lari dari kesejatian sebuah supercar yang mampu melesat melalui tenaga dahsyat. Asterion diklaim mampu berakselerasi dari 0-100 km/jam hanya dalam 3 detik, dengan kecepatan puncak 320 km/jam.

Berbeda dengan supercar era sebelumnya yang umumnya boros bahan bakar, konsumsi bahan bakar mobil super hibrida ini diklaim mencapai 23,8 km/liter, dengan emisi CO2 hanya 98 gram/km. Untuk 100 km, Asterion kabarnya hanya butuh 4,1 liter bensin.
 
Jika hanya menggunakan motor listriknya saja, Asterion dapat dikemudikan sejauh 50 km, dengan kecepatan mencapai 125 km/jam. Asterion tetap mengandalkan penggerak roda belakang untuk melesat, sedangkan motor elektrik di bagian depan hanya aktif saat AWD dan torque vectoring diaktifkan. Pengendara dapat memilih tiga mode berkendara, yaitu mode zero untuk full electric, I untuk hybrid, dan T untuk sepenuhnya mesin bakar.

Dalam hal desain bodi, fascia depan terinspirasi dari Lamborghini Estoque Concept yang kini dipakai oleh Huracan dengan lubang udara berukuran besar dan lampu depan yang serupa.

Dari belakang, lampu belakang berdesain memanjang mirip desain Lamborghini Espada dari era 1960-an. Untuk sasis, Asterion menggunkan serat karbon serupa Lamborghini Aventador.

Di dalam kabin, terpancar kemewahan yang gagah melalui perpaduan bahan-bahan alumunium, serat karbon, dan titanium. Di bagian tengah dashboard terdapat layar sentuh yang menampilkan berbagai informasi pengenbdaraan, GPS, dan fitur-fitur terkmini lainnya. Dua jok paduan warna cokelat dan putih dari bahan kulit alcantara dibuat lebih tinggi.