Pejuang 4 Pilar Kebangsaan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 26 November 2013
Naskah: A. Rapiudin, Foto: Istimewa

Awalnya, Ahmad Farhan Hamid tidak begitu tertarik dengan politik. Ia lebih cenderung mengabdi di bidang pendidikan dan layanan masyarakat. Bahkan, jika melihat latar belakang pendidikannya yang lebih banyak bergelut denga dunia farmakologi, tidak terlihat sentuhannya dengan dunia politik.

Sentuhannya dengan dunia politik terjadi ketika ia menempuh studi S3 di Universiti Sains, Malaysia. Di negeri jiran itu, pria kelahiran Samalanga, Aceh Utara, 21 Januari 1953 berinteraksi dengan pelajar Indonesia dari berbagai daerah. Dari diskusi itu, Farhan mulai tertarik dengan untuk memahami kondisi politik nasional.

Berawal dari interaksi tersebut, Farhan mulai tertarik dengan dunia politik. Pada 1997, ia sempat ikut pelatihan politik kader intelektual tingkat nasional yang digelar Golkar (kini Partai Golkar). Setahun berikutnya, pada 1998, Farhan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).

Karier politik Farhan di tingkat nasional di mulai ketika ia dipilih oleh DPRD Provinsi Aceh sebagai utusan daerah di MPR pada 1999. Tak berhenti sampai di situ, perjalanan karier politiknya terus menanjak naik saat ia dilantik menjadi anggota DPR pada 25 Januari 2000 menggantikan Hasballlah M Saad yang ditunjuk Presiden Abdurrahman Wahid menjadi Menteri Negara Urusan Hak Azasi Manusia. Jabatan sebagai wakil rakyat di Senayan diembannya hingga 2004.