Henry Husada, Hidup Bermanfaat Bagi Banyak Orang
Selalu Mengandalkan Tuhan
Puluhan tahun lamanya menjadi pebisnis, tentu banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi. Perjalanan bisnis Henry tak selamanya mulus. Ada kalanya Henry menghadapi berbagai masalah dan cobaan dalam bisnis. Namun, bukan Henry namanya jika ia terus terpuruk meratapi nasib kegagalan.
Dengan tegas Henry mengatakan, kegagalan adalah sebuah pembelajaran bukan untuk diratapi. “Kita tidak boleh meratapi kegagalan tapi jadikan itu pelajaran. Tidak usah malu kalau memang gagal. Namun, ingat tidak ada kata terlambat untuk memulai lagi,” tegasnya.
Begitu pun ketika sedang berjaya, Henry berusaha untuk tidak sombong dan tetap membumi. Ketika terpuruk juga ia berusaha tetap semangat dan tidak kehilangan kepercayaan diri. Tetap bangkit dengan mengingat tujuan awal dan tujuan hidup sebenarnya yaitu ingin memberikan manfaat bagi orang lain.
Ketika menemui masalah dalam bisnis dan dalam hidup, pria relijius ini selalu ingat dan mengandalkan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. Begitu pun dalam kondisi suka cita, Henry yang juga sering khutbah dan memberikan kesaksian di gereja ini pun tak pernah melupakan Tuhan.
“Permasalahan pasti ada. Kita bukan manusia yang sempurna. Jangan lupa ada satu yang harus terus kita ingat, kita harus bersujud menyembah Tuhan, minta pertolongan Tuhan, itu yang maha dahsyat. Saya telah mengalaminya! Berkali-kali saya jatuh saya maju lagi, saya jatuh maju lagi, tapi saya tidak ada putus-putusnya berlutut di hadapan Tuhan untuk memohon kepada Tuhan, Tuhan berikan saya jalan. Tetapi ingat bukan hanya di saat kita susah, di saat kita jatuh saja kita ingat Tuhan. Pada saat kita suka cita, atau saat kita maju, kita juga harus senantiasa ingat kepada Tuhan Sang Pencipta, Tuhan yang kita percayai yang kita imani. Tetaplah selalu mengandalkan Tuhan dalam hidup kita apa pun kondisinya!”
Henry berkata bijak. Dalam hidup dan menjalani bisnis, Henry juga selalu berjalan di jalan yang lurus dan memegang teguh kejujuran. Karena baginya itu adalah kunci sukses dalam bisnis. Itu pula yang selalu ditanamkan kepada putra-putri Henry sejak mereka kecil. Sebagai seorang ayah, Henry bukanlah ayah yang otoriter.
Dalam mendidik, ia memberikan kebebasan kepada putra-putrinya dalam memilih dan mengambil keputusan. Kebebasan yang bertanggung jawab, kebebasan dengan pengawasan tentunya. Tak heran jika mereka tumbuh besar menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan memiliki jiwa leadership yang kuat. Henry pun tanpa ragu memberikan kepercayaan kepada mereka untuk meneruskan kepemimpinan di kerajaan bisnis yang dibangunnya sejak puluhan tahun silam itu.
“Saya sudah menyerahkan hampir seluruh perusahaan saya kepada anak-anak saya sejak lima tahun yang lalu. Tepatnya pada saat saya berulang tahun saya langsung sampaikan kepada mereka supaya mereka ada tanggung jawab masing-masing. Saya sudah beri kepercayaan, sudah tidak ada lagi intervensi dari orang tua. Kalau sedikit-sedikit ada intervensi dari orang tua mereka juga akan goyah, takut salah, takut dikoreksi, dan serba takut. Tapi kalau saya bebaskan semua, salah itu jadi biasa, jatuh itu biasa, tapi ingat, salah harus jadi benar, jatuh harus bisa berdiri lagi!” terang Henry dengan penuh semangat.