Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. (Rektor Universitas Terbuka)

Oleh: Syulianita (Editor) - 25 February 2022

Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi

Apa saja terobosan program yang Bapak jalankan selama dua periode menjabat sebagai Rektor UT?

Selama periode pertama banyak program yang dijalankan dan alhamdulillah sukses, antara lain melakukan reformasi dalam bidang akademik. Pada saat itu kami mempunyai cita-cita meningkatkan akademik UT, memberikan layanan pendidikan yang lebih berkualitas kepada mahasiswa, agar mereka bisa lulus tepat pada waktunya. Ada tiga program terobosan dalam Learner Services. Terdiri dari yang pertama Distance Learning Skill Workshop, yakni keterampilan belajar jarak jauh kegiatan yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar dapat mempelajari tentang bagaimana cara belajar di UT. Karena sebelumya saat di pendidikan menengahnya belajar secara konvensional tatap muka, kini harus belajar jarak jauh. Kedua, Assignment Workshop untuk mengerjakan mata kuliah, agar mahasiswa percaya diri tanpa meminta bantuan orang lain. Kemudian, saat mendekati ujian semester kami juga memberikan Exam Clinic, diharapkan mahasiswa UT tumbuh menjadi pembelajar jarak jauh yang tangguh. Ini sangat penting karena kendala yang dihadapi sangat berat, maka perlu ditumbuhkan semangatnya agar dapat mengantarkan mahasiswa UT menuju sukses.

Kedua, terkait dengan bahan ajar, kami mengubah ukuran modul lebih besar dengan physical appearance yang lebih menarik. Ketika kita bisa memberikan bahan ajar yang berkualitas, maka Insya Allah akan menumbuhkan minat belajar yang baik, dan dapat digunakan secara maksimal di rumah masing-masing. Kami menghadirkan subject expert atau content expert dari perguruan tinggi terkenal agar kualitas konten bagus, kemudian ketika dikemas juga menghadirkan media expert dan designer agar delivery materi bisa sesuai. Kemudian, dari sisi layanan bantuan belajar. Selama musim pandemi, banyak perguruan tinggi belajar ke UT tentang bagaimana cara mengembangkan bahan ajar jarak jauh, memberikan pembelajaran secara online. Kami banyak memberikan pelatihan online pedagogi kepada para dosen tatap muka, karena itu adalah bidang kompetensi dan keahlian kami sampai saat ini. 

Terobosan berikutnya terkait dengan ujian akhir semester berupa Online Proctoring. Mahasiswa UT bisa melakukan ujian di mana saja asalkan ada jaringan. Sistem Online Proctoring adalah sebuah sistem pengawasan online yang dilakukan dengan cara merekam aktivitas yang dilakukan oleh peserta ujian, baik layar komputer yang digunakan, maupun wajah peserta ujian melalui webcam dengan facial recognition. Dengan aplikasi yang dimiliki ini, kami mampu mendeteksi kecurangan jika ujian dibantu dikerjakan orang lain atau peserta mengakses ke search engine, segala kecurangan tersebut bisa terdeteksi. Terobosan ini belum ada diterapkan di universitas lainnya.

 

Pandemi mengubah metode pembelajaran menjadi PJJ, apa saja peran yang dilakukan UT selama ini untuk pelaksanaan pembelajaran metode jarak jauh?

UT ditunjuk oleh kementerian membantu perguruan tinggi lain ketika mereka mendapatkan kesulitan. Pertama terkait platform pembelajaran, yakni Learning Management System (LMS) yang selama ini dipergunakan UT. Kami juga memberikan bantuan bagi perguruan tinggi lain untuk menitipkan bahan materi di LMS yang kami kembangkan. Kemudian kami diarahkan kementerian agar seluruh bahan ajar digital itu tidak hanya diakses mahasiswa UT, tetapi juga bisa diakses oleh dosen dan mahasiswa dari PTN maupun PTS di seluruh Indonesia. Itulah salah satu bentuk UT Peduli kepada bangsa, di saat perguruan tinggi lain belum punya bahan ajar digital untuk setiap mata kuliah yang ditawarkannya, kami bisa memberikan bantuan untuk hal tersebut.

Selain itu, banyak dosen bertanya bagaimana cara mengembangkan bahan ajar jarak jauh yang akan disajikan secara online. Selama ini para dosen perguruan tinggi merasa sudah mengajar dengan cukup tetapi ternyata belum mengikuti kaidah mutu, karena mereka belum memahami lebih jauh mengenai hal itu. Sementara UT selama ini dibimbing kriteria mutu pengembangan bahan ajar secara online. Di sinilah saya merasa di balik musibah ada anugerah.

Langkah apa saja ke depan yang dijalankan UT untuk pengembangan?

Ada dua langkah penting yang sedang kami eksekusi pada periode ini, yaitu pertama UT harus naik kelas PTN PKBLU atau Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum menjadi PTNBH atau Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum. Struktur PTN PK-BLU itu tidak pas untuk UT sebagai PTNJJ, sehingga hampir dapat dipastikan hasilnya tidak akan optimal. Peningkatan status tersebut menjadi satu bagian penting agar UT dapat merangkul semua aspek yang dibutuhkan.

UT harus naik kelas menjadi PTN-BH, karena di sana lah ada kesempatan agar UT bisa bergerak lebih lincah dalam merespons setiap dinamika dan perubahan yang ada pada masa kini. Selama pandemi banyak perguruan tinggi yang mengusung dual mode system, yaitu tatap muka dan pembelajaran jarak jauh. Bermunculan mode kompetensi baru yang membuat UT harus maju bersaing dengan perguruan tinggi konvensional lainnya. Untuk bisa survive maka UT harus meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan. Hal ini ditujukan supaya UT memiliki otonomi akademik, otonomi dalam rekutmen dan sumber daya manusia, serta tata kelola perguruan tinggi bisa lebih mandiri. Operasionalisasi UT secara penuh sebagai PTNBH masih harus menunggu keluarnya payung hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP).

Kedua, UT harus dikemas sebagai digitally ecosystem, oleh karena itu program keduanya adalah Digital Learning Ecosystem dalam rangka menjawab perubahan. Dalam konteks ini, mempertimbangkan Revolusi Industri 4.0, yang dampaknya terasa di berbagai sisi lini kehidupan, termasuk dunia pendidikan, UT harus bertransformasi. Walaupun selama ini UT sudah mengembangkan diri sebagai Digitally Ecosystem namun belum terintegrasi. Dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang ditawarkan kepada masyarakat, ada primary activities dan supporting activities. Primary activities dimulai dari registrasi, pengembangan bahan ajar, layanan bantuan ajar, perkuliahan, sampai ujian. Sedangkan untuk supporting activities, setiap unit sudah dikembangkan berbagai aplikasi yang dibutuhkan, juga implementasi teknologi terkini dalam rangka mendukung setiap activities itu, tetapi ini masih unit based, belum dirancang dalam suatu wadah besar. Itulah yang kami lakukan sekarang supaya terhimpun dalam wadah yang disebut sebagai UT Digital Learning Ecosystem (DLE).

 

Apa saja prestasi membanggakan yang diraih UT selama ini?

Hal yang menjadi kebanggaan kami adalah pada saat pemerintah membuka lowongan CPNS pada tahun 2019 lalu hampir 50%-nya diisi oleh lulusan UT. Ini membuktikan lulusan UT sudah bisa bersaing dengan perguruan tinggi terkemuka di Tanah Air. Sebanyak 9400- an lulusan membuat UT menjadi urutan pertama tertampung lolos dalam tes tersebut. Itu merupakan torehan rekor yang baik.

Kemudian yang kedua hasil dari lintas generasi, walaupun UT baru berusia 37 tahun, tetapi jumlah alumninya sudah lebih dari 1,89 juta. Berkontribusi penting dalam pendidikan tinggi di negeri ini. Saya kira tidak ada perguruan tinggi lain jumlah alumninya sebanyak alumni UT. Ketika penghargaan MURI menganugerahkan UT jumlah mahasiswa terbanyak di Indonesia. Karena daya tampung UT juga besar, saat ini 350 ribu jumlah mahasiswa. Jumlah mahasiswanya tidak bisa dibandingkan dengan perguruan tinggi konvensional. 

Sesuai dengan amanat menteri UT harus membantu pemerintah meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan (APK) tinggi, yang pada saat itu 34% diharapkan naik hingga di atas 50%, karena saat ini Indonesia tertinggal dengan Thailand, Malaysia, apalagi dibandingkan Singapura. UT harus bisa mencapai angka partisipasi sampai satu juta secara bertahap. Saat ini 350 ribu di tersebar di 34 provinsi 50 negara. Itulah competitive advantage yang tidak dimiliki universitas lainnya.

Apa saja kelebihan UT lainnya?

Karena sifatnya terbuka dan jarak jauh, coverage UT bisa melayani tanpa batas, baik itu kabupaten, propinsi, maupun negara. Dengan adanya UT, tidak ada alasan bagi anak negeri lulusan SMK, SMA, ataupun Paket C untuk tidak kuliah. Mereka harus bisa kuliah, dan UT menjawab tantangan itu. Masyarakat biasanya tidak bisa berkuliah karena beberapa alasan, pertama adalah geografis, tinggal di daerah terpencil yang susah menuju ke kota dan alasan tidak bisa meninggalkan orang tua membangun ekomoni keluarganya. UT yang akan hadir, sehingga mereka tidak perlu keluar rumah dan tetap bisa menjalankan pekerjaan untuk membangun kekuatan ekonomi bersama keluarganya. UT memiliki kantor cabang di seluruh provinsi dan bisa menjangkau pelosok mana pun. 

Kemudian yang kedua, biasanya alasan ekonomi. Uang perkuliahan dianggap mahal. Di UT, masyarakat dari kelas ekonomi menengah ke bawah pun dapat membayar UKT atau SPP per semester satu jutaan, atau dapat diambil per SKS atau mata kuliah, dengan Rp70 ribu sudah mendapat bahan ajar dan ujian. Tidak ada alasan bagi masyarakat yang kurang mampu pun tidak bisa kuliah. UT sangat mengedepankan kualitas. Walaupun UT memberikan akses semudah-mudahnya, kami sangat concern dalam menjaga mutu, perguruan tinggi negeri yang dijaga kualitasnya. Sesuai dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo, pendidikan berkualitas untuk semua. Alasan ketiga yakni kapasitas, di UT tidak ada seleksi akademik. Mahasiswa bisa merdeka belajar di UT sesuai kapasitasnya tidak perlu memaksakan dalam waktu tempuh tertentu ataupun terancam drop out. 

 

Apa fokus dan tujuan Bapak ke depan sebagai Rektor UT?

Obsesi ke depan, harapan saya UT bisa terus mengembangkan diri menjadi institusi pendidikan tinggi yang mempunyai nilai bagi berbagai lapisan masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri. Semoga UT bisa membantu lebih strategis peningkatan angka partisipasi kasar pendidikan di Tanah Air, sesuai dengan mandat pemerintah saat UT didirikan 37 tahun lalu yaitu pemerataan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat sesuai dengan visi misi UT.

 

 

Pentingnya Ilmu dan Keseimbangan Kehidupan

Berbicara tentang prinsip, Prof. Ojat juga menyampaikan pandangannya. “Keutamaan orang berilmu dengan orang beribadah laksana keutamaan bulan purnama di antara bintangbintang. Jangan pernah berhenti menimba ilmu,” ucapnya. Hal itu ia terapkan dengan selalu menyempatkan waktu untuk belajar setiap hari, melihat referensi, membuka buku, termasuk juga menyerap pengetahuan umum dari berbagai media sosial. Sangat penting bagi seseorang memiliki ilmu yang cukup untuk semakin mengembangkan diri dan kapasitas.

Selain itu, pehobi bermain tenis ini juga mengemukakan pentingnya tetap membina keluarga harmonis serta pandangannya tentang amanah yang diberikan untuknya. “Jangan sampai kita melupakan hakikat hidup di tengah-tengah keluarga, usahakan selalu membina kebersamaan dengan pasangan dan anak-anak. Kita harus membagi waktu dengan baik. Perjalanan saya sampai sIni merupakan anugerah yang luar biasa yang diberikan Allah swt kepada saya. Saya merasa bukan siapa-siapa diberi amanah pimpinan tertinggi di UT, diberikan pula keluarga yang mendukung. Betapa besar nikmat diberikan kepada saya yang harus dijaga, agar semua yang kita lakukan menjadi perjalanan ibadah kita dan harus dipertanggungjawabkan kelak,” ujarnya.

Simak artikelnya juga di e-magazine : https://mensobsession.com/e-mag/218-s-4w6h9v/