Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. (Rektor Universitas Terbuka)

Oleh: Syulianita (Editor) - 25 February 2022

Wujudkan Pendidikan Berkualitas untuk Semua

Naskah: Angie Diyya Foto: Sutanto/Dok. Pribadi

Kami patut berbangga hati berkesempatan menjumpai Bapak Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D., sosok rektor atau orang nomor satu di Universitas Terbuka (UT) saat ini di tengah jadwalnya yang padat. Pada siang hari itu, beliau menyambut di ruang kerjanya dan menyapa tim Men’s Obsession dengan ramah. Sebelum berbicara tentang kapasitasnya sebagai rektor, kami tertarik bertanya tentang perjalanan karier dan latar belakangnya yang ternyata bukan berasal dari kalangan akademisi.

Prof. Ojat bercerita tentang keluarganya yang sederhana. Ia mengaku merupakan seorang anak desa, dilahirkan di lereng gunung sebuah desa di kabupaten Sumedang. “Orang tua saya petani di desa terpencil, ayah saya sebagai kuli kayu di Jakarta. Masa kecil saya jalani di desa tersebut sampai SMP. Kemudian SMA saya kost di Sumedang, bertahan di tengah himpitan ekonomi. Saat itu saya punya cita-cita besar mengangkat harkat derajat orang tua, itulah yang mendorong saya terus sekolah tinggi, hingga masuk Perguruan tinggi di IKIP Bandung tahun 1985,” ungkap laki-laki berpembawaan hangat ini. 

Setelah menamatkan pendidikan di IKIP Bandung tahun 1990, Prof. Ojat bekerja di Universitas Terbuka sebagai dosen, kemudian perlahan naik menjadi Ketua Program Studi, Ketua Jurusan, hingga Pembantu Dekan bagian Kemahasiswaan fakultas pendidikan UT.

“Saya juga mengambil Diploma 4 di Australia serta Master of Business di Melbourne, diangkat menjadi Kepala Unit Belajar Jarak Jauh. Pada tahun 2010, saya berkesempatan kuliah S3 mendapat beasiswa dari Bank Dunia. Tahun 2013, saya diangkat menjadi Kepala Pusat Jaminan Kualitas; pekerjaan yang sesuai dengan minat saya di bidang penjaminan mutu pendidikan jarak jauh. Setelah menjabat sebagai kepala dapur operasional UT, LPBAUSI, tahun 2017 baru terpilih sebagai rektor. Kalau ditotal, saya sudah mengabdi di UT selama hampir 32 tahun, sebuah perjalanan panjang,” Prof. Ojat menjelaskan.

Memegang amanah sebagai rektor selama dua periode, Presiden Asosiasi Pendidikan Jarak Jauh Se-Asia ini telah menjalankan sejumlah program pengembangan yang strategis sejak periode pertama. Sebagai perguruan tinggi yang menerapkan sistem pembelajaran terbuka dan jarak jauh, proses pekuliahan tidak dilakukan secara tatap muka melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, dan komputer/internet). Menurut sang rektor, UT dirancang untuk memfasilitasi mereka yang tidak mempunyai kesempatan menyelesaikan studinya di perguruan tinggi karena berbagai hambatan termasuk faktor ekonomis, geografis, dan kapasitas akademis. Oleh karenanya, UT hadir untuk menjangkau yang tak terjangkau.

 https://mensobsession.com/e-mag/218-s-4w6h9v/