Obsession Awards 2021 - Best University Leaders

Oleh: Syulianita (Editor) - 27 December 2021

Eddy S. Soegoto (Rektor UNIKOM)

Naskah: Nur Asiah Foto: Sutanto

Sembilan tahun menjuarai kompetisi dunia robot internasional sejak 2009 membuktikan kualitas Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Bahkan sejak 2019 hingga 2021, Webometric, 4ICU, SCImago, dan Kemendikbudristek selalu menempatkan UNIKOM dalam 100 Perguruan Tinggi (PT) terbaik dari 4700 PT di Indonesia. Prestasi tersebut tak terlepas dari peran Eddy S. Soegoto sebagai Rektor UNIKOM.

Dua inovasi mahasiswa UNIKOM lolos sebagai finalis ASEAN ICT AWARDS (AICTA) pada awal Desember 2021. Ajang tahunan yang diadakan di Kota Naypyitaw, Myanmar, ini merupakan kompetisi karya teknologi informasi komunikasi tertinggi di tingkat ASEAN. Inovasi pertama di bidang Digital Content mengangkat Super Neli Season I. Sementara inovasi kedua di bidang Research and Development memperkenalkan Rivest “Your Smart Driving System”. Berselang sehari, dua produk UNIKOM, yakni Voiye & Tanah Airku lolos Asia Pasific ICT Award (APICTA) 2021 bersama produk dari enam perguruan tinggi Indonesia lainnya.

Perguruan tinggi yang berlokasi di Bandung ini mendukung penuh para mahasiswa mengikuti kompetisi dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk melakukan riset. Keperluan transportasi dan akomodasi selama mengikuti kompetisi pun dibiayai. Dan sebagai apresiasi, bagi mahasiswa berprestasi diberikan beasiswa.

UNIKOM juga meraih Juara 1 Nasional pada Hibah Rekognisi Pembelajaran Lampau Kampus Merdeka Kemendikbud 2021. Unikom telah meraih lebih dari 90 International Award, 200 lebih National Award, Program studi terakreditasi Unggul, A dan Baik Sekali, Perpustakaan terakreditasi A, Universitas Terbaik untuk Hak Kekayaan Intelektual, dan memiliki 10 Jurnal Internasional serta 32 Jurnal Nasional.

Sejalan dengan motto Smart Community Campus of the Champions, Eddy berusaha membangun antusiasme belajar, baik bagi dosen maupun mahasiswa, di lingkungan UNIKOM. Apabila antusiasme sudah terbangun, rasa haus akan pengetahuan tentu meningkat pula. Karena dunia terus bergerak, zaman berubah, teknologi terus melompat tak pernah berhenti, semua menuntut kemampuan untuk menyesuaikan diri. Eddy juga menerapkan etos kerja Professionalism, Integrity, Quality, Information Technology, dan Excellence (PIQIE) terhadap para dosen dan karyawan. “Dengan budaya organisasi itu, kami mendorong dosen-dosen untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan tertentu. Sehingga lahirlah divisi-divisi dan subdivisi di Unikom untuk mengembangkan penelitian ilmiah yang disertakan dalam berbagai kompetisi berskala nasional dan internasional,” ujar pendiri sekaligus rektor UNIKOM ini.

UNIKOM memiliki tujuh fakultas dengan 28 program studi dan menerima 3500 mahasiswa baru setiap tahunnya. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kampus mempertahankan rasio antara dosen dengan mahasiswa, yaitu 1:25 untuk grup eksakta dan 1:30 untuk noneksakta. Sekitar 60% dari 500 dosen yang mengajar di perguruan tinggi tersebut bergelar doktor.

Berkeinginan menciptakan job creator, Eddy menjadikan kewirausahaan mata kuliah wajib, agar lulusan UNIKOM berkompeten dan dapat berkontribusi bagi masyarakat. Pengembangan kewirausahaan ini diperkuat dengan inkubator bisnis yang memfasilitasi mahasiswa mengenalkan produk-produk mereka.