Obsession Awards 2021 - Best Parliamentarians

Oleh: Syulianita (Editor) - 24 December 2021

Amir Uskara (Wakil Ketua Komisi XI DPR RI)

Naskah: Purnomo Foto: Dok. Pribadi

Siapa yang tak kenal Amir Uskara? Eksistensinya sebagai seorang politisi papan atas di negeri ini memang matang dan berkarakter. Talenta politik pria kelahiran Sungguminasa, Sulawesi Selatan 9 Desember 1965 ini mulai terasah sejak ia menjadi anggota Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia di tahun 1989.

Setiap kegiatan politik pada saat itu ia lewati sebagai pembelajaran dan kawah candradimuka pembentukan diri sebagai politisi muda. Sampai kemudian aktivis sekaligus Ketua Gerakan Pemuda Anshor ini membuat kepincut rakyat Gowa, dan memilihnya sebagai anggota DPRD Gowa, Sulawesi Selatan periode 1999-2002. Kemudian berlanjut terpilih lagi hingga Pemilu 2004-2009 dan pada Pemilu 2009 ia meningkat dengan menduduki anggota DPRD tingkat Provinsi Sulsel hingga 2014.

Itu semua memperlihatkan bahwa sebagai Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan, ia sudah membuktikan kemampuan leadership dalam membangun konsolidasi partai berlambang Ka’bah ini di daerahnya.

Keseriusannya dalam membangun relasi yang dekat dan kuat dengan rakyat sudah tertanam sejak ia menjadi wakil rakyat. Bahkan, Ketua Federasi Olah raga Karate-Do Indonesia (FORKI) Sulsel periode 2021-2025 ini telah menyematkan semangat tersebut dalam disertasi doktornya yang kemudian dibukukan dengan judul “Ayo Membangun Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat”. Dalam kajian ilmiahnya itu, ia menghidangkan potret faktual bagaimana pengelolaan dana desa di Indonesia. Disertasi dengan judul asli: “Pengaruh Efektivitas Sistem Pengendalian Internal, Dukungan Kepala Daerah dan Kompetensi Aparatur Desa Terhadap Kecurangan Pengelolaan Dana Desa dan Implikasinya Terhadap Kinerja Pemerintahan Desa”, ini ibarat film dokumenter yang sarat fakta dan data mengalir penuh daya tarik.

Inti tulisan itu menyebutkan bahwa wilayah negara Indonesia didominasi perdesaan dengan segala problematikanya. Karena itu, kompleksitas masalah perdesaan harus diurus dan diselesaikan dengan serius oleh semua stakeholder. Ketimpangan antara desa dengan kota tidak harus menjadi jurang yang melebar.

Dalam tulisannya, ajakan Amir untuk pulang ke desa pun menemukan konteksnya yang antara lain mengingatkan bahwa partisipasi masyarakat dalam membangun desa perlu di-upgrade lagi. Dengan pelibatan kaum milenial desa melalui kewirausahaan sesuai minat dan bakatnya. Pemuda dan milenial memiliki kompetensi besar dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.

Baginya, kesungguhan kerja dan tekad untuk menjalankan amanat yang diberikan oleh rakyat adalah kuncinya agar tetap dipercaya. Karena ia memahami kehadirannya di parlemen adalah kepercayaan dari rakyat yang tentu harus dibayar dengan kinerja terbaik untuk rakyat.

Ada atau tidaknya penghargaan, bagi Amir yang terpenting adalah fraksi yang dipimpinnya harus semaksimal mungkin melakukan yang terbaik untuk rakyat Indonesia, khususnya dalam pelaksanaan tugas parlemen, seperti pengawasan, legislasi, dan budgeting. Dan ini selalu dilakukan dengan penuh keterbukaan, agar masyarakat paham apa yang sudah dilakukan PPP.