DR. H. KRH. Henry Yosodiningrat, SH., MH. (Founder Law Firm Henry Yosodiningrat & Partners)

Oleh: Syulianita (Editor) - 31 May 2021

Success Story Family of Advocate

Naskah: Angie Diyya Foto: Sutanto/dok. Pribadi

"Saya ingin memberikan keteladanan, bahwa pendidikan adalah hal utama yang terpenting. Tidak ada kata terlambat dalam menempuh pendidikan."

Di suatu siang yang cerah, Henry Yoso menyambut ramah tim Men’s Obsession di kediamannya yang teduh, hijau, dan luas. Sosok pria berkepribadian hangat ini masih tampak aktif dan bugar bertenaga karena masih gemar berolahraga. Tak butuh waktu lama, sesi pemotretan dan wawancara mengalir seru tanpa hambatan dengan sang family man bersama putra putrinya ini.

Berbicara tentang sosok Henry Yosodiningrat tentu tak lepas dari sepak terjangnya di bidang hukum. Kariernya dimulai pada tahun 1980-an sejak menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII).

Berbagai perkara besar ditanganinya dengan sukses. Pria kelahiran Krui, Pesisir Barat, 1 April 1954 ini memang amat identik dengan dunia hukum yang digelutinya berpuluh tahun. Kariernya tersebut juga membawanya melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan Lampung II pada periode 2014-2019.

Selama menjadi anggota DPR RI, ia nyaris tidak pernah diberitakan soal korupsi, apalagi terseret kasus-kasus penyelewengan uang negara, suap, hingga KKN. Prinsipnya adalah haram untuk menerima dan menikmati selain gaji dan tunjangan sebagai wakil rakyat. Advokat tersohor negeri ini pun bertekad memanfaatkan sisa usia untuk mengabdi kepada Tanah Air. Seperti menyelamatkan generasi bangsa dari kejahatan narkotika dengan menjadi Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkotika (GRANAT), hingga mencetak advokat-advokat muda yang berkualitas dan berkarakter melalui firma hukum yang dibidaninya, yaitu Law Firm Henry Yosodiningrat & Partners, demi terwujudnya penegakan hukum yang profesional dan bermartabat.

Itulah Henry Yoso, sosok yang selama lebih dari 38 tahun malang melintang menjadi advokat, kemudian mengabdi di masyarakat sebagai pendiri dan Ketua Umum Granat membantu pemerintah memberantas narkoba. Satu hal yang menarik dari pria berpembawaan ramah ini adalah meskipun sudah mencapai titik karier tertinggi, Henry tetap tidak melupakan untuk menuntut ilmu hingga jenjang doktor, bahkan mendapatkan predikat sangat memuaskan.

Pada bulan Oktober 2019 lalu, ia berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti. Dalam disertasinya, Henry berkesimpulan politik hukum pencegahan korupsi di Indonesia belum mengarah sebagai wadah penampung aspirasi masyarakat ke arah penguatan norma pencegahan dalam peraturan perundang-undangan. Adapun norma pencegahan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sekarang, hanya menitikberatkan kepada sosialisasi tindak pidana korupsi dan partisipasi publik atau masyarakat melalui pemberian informasi tindak pidana korupsi.

Ternyata tidak hanya untuk dirinya, pria alumni SMA Yayasan 17 Agustus Yogyakarta itu selama ini telah menularkan semangat pantang menyerah dalam mencari ilmu kepada ketiga anak-anaknya, yakni Hj. S. Kartika Putri Yosodiningrat, SH., LLM., Dr. Radhitya Yosodiningrat, SH., MH., dan Dr. S. Ragahdo Yosodiningrat, SH., LLM.

Putri sulungnya, Tika Yosodiningrat semula memutuskan akan berkuliah di Fakulitas Ekonomi di Australia, namun tiba-tiba berubah pikiran mengambil S1 Hukum di Indonesia, kemudian melanjutkan S2 di Inggris. Begitu pun dengan putra keduanya, Radhitya Yosodiningrat yang mengikuti jejaknya. “Kalau yang ketiga, Ragahdo tadinya setelah lulus dari SMA Taruna Nusantara di Magelang, ia mengikuti tes di Akademi Polisi tetapi ternyata tidak lulus dan akhirnya menempuh studi di Fakultas Hukum di Universitas Pelita Harapan (UPH),” kenangnya.

Selepas meraih gelar sarjana hukum di UPH, putranya itu lalu melanjutkan S2 di Belanda. Begitu selesai, ia berniat untuk bergabung di kantor sang ayah. Namun, Henry bilang, ia harus merasakan bekerja di tempat orang dahulu. Tiga bulan kemudian, barulah ia bergabung di kantor hukum tersebut. “Bulan April lalu, Alhamdulillah, tepat pada hari ulang tahun ke-67 saya mendapat hadiah kebahagiaan yang luar biasa. Dua orang anak saya Adhit dan Aga ujian terbuka promosi Doktor Hukum di Universitas Trisakti. Keduanya lulus dengan predikat Cum Laude, seperti papanya. Semoga ilmunya berkah dan membawa manfaat,” ucapnya penuh syukur.

Kepada putra-putrinya tersebut, Henry selalu mendidik dan menanamkan nilai-nilai kejujuran, integritas moral, dan profesionalisme. “Saya selalu menyampaikan bahwa kejujuran adalah pangkal ketenangan.

Jangan sampai ikut-ikutan menyuap. Karena kalau kalian melakukan hal itu sama saja kalian menyiksa papa dunia dan akhirat. Yang boleh kalian terima hanyalah yang merupakan hak sebagai honorarium,” tegasnya.

Henry juga menguntai harapan yang tulus untuk anak-anaknya tersebut, “Anak-anakku, Papa bersyukur dan bangga pada kalian bertiga yang telah memilih dan mengikuti jejak dalam menekuni profesi sebagai advokat. Jadilah advokat yang jujur, profesional, dan selalu memiliki integritas moral serta bermartabat.”