Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Harapan Baru Rakyat

Oleh: Syulianita (Editor) - 25 January 2021

Mampu Merawat Keberagaman

 

Torehan gemilang Komjen (Pol) Listyo Sigit Prabowo dalam kariernya mendulang apresiasi di kemudian hari. Jejak yang paling membekas adalah ketika ia mengampu Kapolda Banten sebagai amanah yang harus dijalaninya. Ada kesan mendalam, meski ada riak di awal tugasnya.

Dilantik pada 12 Oktober 2016, Sigit yang saat itu berpangkat Komisaris Besar (Kombes) Polisi menggantikan Brigadir Jenderal (Pol) Ahmad Dofiri, terbilang berhasil melakukan pendekatan dengan ulama dan jawara yang menjadi simbol kekuatan tradisional Banten berhasil dirangkulnya. Sigit disebut sebagai tokoh pemersatu. Terungkap ketika ia bisa menyatukan para jawara dari berbagai perguruan pencak silat di Provinsi Banten.

Saat itu, pada 17 November 2017, Sigit mengumpulkan sekitar 3.000 lebih jawara dan pendekar se-Banten di alun-alun barat Kota Serang. Dalam perhelatan itu, para pendekar menampilkan atraksi debus kolosal yang disebut Tapak Karuhun Banten. Hebatnya, kegiatan ini memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Melalui idenya ini, Sigit dikenal publik memiliki kepedulian tinggi untuk melestarikan budaya dan mengangkat sejarah Banten. Bukan perkara mudah menyatukan ribuan jawara Banten, mengingat mereka berasal dari ratusan perguruan silat yang berbeda dengan ego dan merasa paling hebat dibanding yang lainnya. Ketua DPW TTKKDH Cimande Kabupaten Serang, Tb Arif Hidayat, menguraikan ceritanya. Sigit yang menginginkan situasi keamanan dan ketertiban kondusif di Banten, bertanya kepada tokoh-tokoh perguruan silat tentang upaya yang harus dilakukan untuk menyatukan perguruan pencak silat yang ada di Banten.

Sigit rajin berkunjung ke perguruan- perguruan silat untuk mewujudkan acara pertemuan para jawara bertajuk Tapak Karuhun Banten itu. “Hanya butuh waktu tiga bulan menyatukan semua perguruan di Banten dan itu tidak mudah. Tetapi, alhamdulillah akhirnya bisa terlaksana dan berhasil dapat rekor MURI,” kata Tb Arif.

Bahkan dengan adanya Tapak Karuhun Banten, lanjut Tb Arif, banyak perguruan silat yang dulunya sudah tidak aktif, bisa bangkit lagi hingga saat ini. Tb Arif menyebut Komjen Pol Sigit sebagai sosok pendiam, namun sangat responsif dan komunikatif. Sigit pendiam, tapi pendengar yang baik. Setiap masukan dari siapa pun diperhatikan dan dicatat.

“Kalau masukan itu bagus atau baik pasti dijalankan," jelasnya.

Dekat dan Dicintai Ulama Kedekatan Sigit juga dirasakan kalangan ulama. Ada banyak cerita tentang ini. Bahkan dua ulama kharismatik Banten, Abuya Muhtadi Dimyati dan Abuya Murtadho Dimyati memiliki pendapat yang sama tentang Sigit.

Selain memuji cara Sigit berbaur dan mengenal para ulama secara dekat, Sigit juga diapresiasi atas beberapa program yang dinilai mendukung santri dan ulama. Satu di antaranya program mengaji kitab kuning. “Beliau sempat mengintruksikan seluruh jajaran Polda Banten untuk membaca kitab kuning. Itu kan bagus,” ungkap Abuya Murtadho yang berharap agar kebijakan Sigit tersebut juga bisa diikuti oleh seluruh polisi di Indonesia.

Kegiatan kajian kitab kuning tersebut juga dipuji KH Embay Mulya Syarif. Ulama asal Banten ini menceritakan bagaimana Sigit begitu gigih menjalankan program mengaji kitab kuning karangan ulama besar asal Banten, Syekh Nawawi Al-Bantani. Pengajian itu berlangsung tiap Kamis di masjid Banten Lama, Kelurahan Banten, Kota Serang. Rupanya, program mengaji kitab kuning menjadi cara Sigit untuk masuk ke lingkaran ulama.

Melalui program ini Sigit membuktikan dirinya bisa menjalin hubungan yang sangat dekat dengan alim ulama di Bumi Jawara dan ulama ini. Sigit membuktikan dirinya luwes dan bisa berdampingan akrab bersama ulama Banten. Dalam berbagai kegiatan istighotsah, Sigit pun tidak pernah absen. Hal itu yang membekas dalam kenangan tokoh dan ulama di Banten.

Kedekatan Sigit dan ulama juga dikisahkan KH Ahmad Qizwini. Ketua Yayasan Tebuireng 08 Serang, ini mengatakan, saat menjabat sebagai Kapolda Banten, Sigit pernah menurunkan 60 personelnya untuk membantu proses pembuatan bangunan lantai dua Yayasan Tebuireng 08 Serang, Banten. “Gedung utama dibangun tahun 2017 saat Pak Sigit jadi Kapolda. Bangunan ini menjadi saksi bisu bagaimana Pak Sigit ikut terlibat langsung membantu proses pembuatannya,” kata Ahmad.

Ahmad mengungkapkan, 60 lebih personel yang ikut membangun pesantren itu secara langsung diinstruksikan oleh Sigit. Menurutnya, Sigit merupakan sosok yang peduli dengan tokoh agama dan pesantren. Meski tak banyak bicara, namun ketika pesantren membutuhkan bantuan, Sigit dinilai langsung sigap membantunya.

“Itulah kenapa Pak Sigit sangat dekat dan dicintai para ulama serta masyarakat Banten,” ungkapnya. Ulama muda dari Madura juga turut memberi dukungan. Pimpinan Ponpes Nurul Cholil Bangkalan Madura, KH Hasyim Zubair, meyakini jika Presiden menunjuk Komjen Sigit pasti berdasarkan pertimbangan objektif yang matang. Secara pribadi ia mengaku mengenal jenderal bintang tiga ini sebagai sosok yang berintegritas, punya pergaulan luas serta dekat dengan kalangan ulama. “Pak Sigit yang saya kenal merupakan sosok perwira polisi yang berintegritas, visioner dalam kepemimpinan, dan bergaul luas dengan berbagai kalangan termasuk kalangan ulama, juga pondok pesantren tentunya,” ucapnya.

Kiprah Komjen (Pol) Sigit, rupanya juga mendapat perhatian tokoh dan ulama asal Sumatera Barat, H Mas’oed Abidin bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar. Ulama yang akrab disapa Buya Mas’oed ini menilai Sigit sebagai sosok yang arif dalam merawat keberagaman di bawah naungan pilar Bhinneka Tunggal Ika. Kendati demikian, Buya meyakini jika Sigit nantinya mengemban tugas yang sangat berat. Pasalnya, ke depan Polri dihadapkan pada musuh yang nyata dan tidak nyata.

Oleh karenanya, ia pun mengajak mengajak masyarakat untuk mendukung program-program Polri di bawah kepemimpinan Kapolri terpilih nanti. “Jabatan Kapolri saat sekarang cukup berat. Musuh nyata dan tak nyata (pandang wajah dan pandang maya) banyak bertebaran. Perlu sangat ketelitian dan keteguhan hati menghadapinya, demi tetap tegak dan amannya NKRI,” ujarnya. (Imam F.)