Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Harapan Baru Rakyat

Oleh: Syulianita (Editor) - 25 January 2021

Tenang Memimpin, Tegas Bertindak

Mata pria berjaket hitam itu tajam menyapu ke sekeliling kerumunan petugas kepolisian dan wartawan ketika pintu pesawat Embraer Legacy 600 dengan nomor registrasi PK-RJP yang mengangkut buronan koruptor kelas kakap, Djoko S Tjandra terbuka sesuai landing di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 22.48 WIB di hari Kamis, 30 Juli 2020 lalu.

Ketika semua mata malam itu terfokus pada Djoko Tjandra yang berompi warna oranye, pria bermata tajam dengan masker hitam tadi tetap bergeming. Air mukanya masih tenang. Nyaris, tak banyak yang menyadari jika pria itu adalah seorang jenderal yang berperan besar dalam penangkapan pelaku white collar crime yang buron 11 tahun. Ya, Komjen (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri yang terjun langsung tak hanya menjemput dari Malaysia, tapi juga melakukan diplomasi untuk menggiring buron kasus pengalihan hak tagih atau cessie Bank Bali tahun 2009 lalu ke Indonesia untuk diadili. Ketenangan dan ketegasan sikap Listyo, memang sudah ada sejak ia remaja. Seperti diakui salah seorang gurunya di SMAN 8 Yogyakarta. “Mas Listyo Sigit dulu di kelas pendiam, anaknya tidak macam-macam,” ungkap Suhardi, guru seni rupa Listyo saat di SMA.

Tenang namun tegas, begitulah karakter kepemimpinan Listyo Sigit Prabowo. Tak hanya keluar, ke dalam internal Polri pun ia mampu menegakkan hukum. Terbukti setelah Djoko Tjandra tertangkap, pengusutan kasus oleh Bareskrim terkait pelarian buron kelas kakap itu masih berlanjut. Dua jenderal polisi pun ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim dalam kasus itu, yakni mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte menyandang status tersangka di kasus red notice karena diduga menerima suap dari Djoko Tjandra. Lalu, mantan Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Prasetijo Utomo menjadi tersangka di kedua kasus yang ditangani Bareskrim. Sama seperti Napoleon, Prasetijo diduga menerima uang dari D joko Tjandra terkait kasus red notice.

Tak hanya dalam kasus itu, ketegasan Listyo Sigit juga terlihat dalam penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Pelakunya yang juga seorang polisi ditangkap dan sudah dijatuhi hukuman di pengadilan. Itu hanya sedikit dari banyak contoh ketegasan dari kepemimpinan Listyo Sigit Prabowo. Karena banyak lagi contoh yang terkait leadership mantan Kapolda Banten ini.

Di luar institusi kepolisian, Listyo Sigit Prabowo juga mendapat apresiasi. “Pak Listyo Sigit itu sosok yang punya leadership tinggi dan berjiwa entrepreneur,” kata pakar marketing Hermawan Kartajaya dalam satu kesempatan. “Komjen Listyo berhasil mengungkap banyak kasus kejahatan besar dan berani menindak tegas oknum polisi yang terlibat dalam kejahatan serta yang meresahkan investor,” tambah Hermawan. Maka tak heran kalau Hermawan bersama lembaganya, Markplus Inc, menganugerahkan “CI-EL Medal of Distinction 2020” kepada Listyo Sigit pada 9 Desember 2020 dalam agenda Markplus Conference ke-15. Penghargaan itu, menurut Hermawan hanya diberikan pada tokoh yang dinilai kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur, dan punya leadership. “Creative berarti ada ide baru, innovative solusi, entrepreneur selalu melihat opportunity, mengambil risiko yang diperhitungkan dan kolaborasi dengan berbagai pihak, leader dalam menjalankan eksekusi tetap memegang nilai-nilai universal,” pungkas Hermawan. (Sahrudi)

 

“Dia Punya Kemampuan.”

 

Pengamat kepolisian Neta S Pane punya penilaian sendiri terkait pengangkatan Kapolri yang menurutnya adalah hak prerogatif Presiden Jokowi. “Dalam mengangkat seorang perwira tinggi Polri menjadi Kapolri, Presiden tentunya bertujuan untuk memajukan jajaran kepolisian agar bisa menjadi Promoter (profesional, modern, terpercaya). Sehingga, yang dipilih Jokowi pastinya adalah kader-kader terbaik Polri,“ ujar Ketua Indonesia Police Watch (IPW) ini kepada Men’s Obsession.

Neta yakin Jokowi sudah mendapat berbagai masukan dan mendengar berbagai pendapat dari internal maupun kalangan eksternal kepolisian, sebelum memutuskan siapa perwira tinggi yang pantas diangkat menjadi Kapolri. Karenanya, ia optimis mantan ajudan Presiden Jokowi itu punya kemampuan untuk menata organisasi Polri dan mau mendengar masukan banyak pihak untuk membawa polri lebih Promoter. (Purnomo)