Agus Susanto (Direktur Utama BPJAMSOSTEK) - Bekerja Cerdas Pimpin Adaptasi Digital

Oleh: Syulianita (Editor) - 08 December 2020

Jangan Berhenti Belajar

 

Ketertarikannya kepada hal-hal yang bersifat sosial sejak duduk di bangku sekolah mengantarkan Agus Susanto dipercaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memimpin BPJAMSOSTEK. Beruntung di sela kesibukannya, Men’s Obsession mendapatkan waktu untuk berbincang dengannya. Banyak hal menarik yang ia ungkapkan, mulai dari tantangan menakhodai BPJAMSOSTEK, gebrakan apa saja yang telah dilakukannya di badan hukum publik ini, hingga kunci suksesnya dalam meniti karier. Berikut petikan wawancaranya.

 

Bagaimana Bapak beradaptasi dari semula seorang bankir kemudian memimpin BPJAMSOSTEK?

Pengalaman saya cukup mendukung untuk memimpin badan hukum publik ini, yakni latar belakang perbankan, IT, dana pensiun, pasar modal, di mana saya menangani nasabah-nasabah Industri Keuangan Non Bank, seperti asuransi, dana pensiun hingga industri reksa dana. Saya juga tidak asing karena BPJAMSOTEK (dulu Jamsostek) adalah nasabah saya sejak 1996, hampir 20 tahun. Saya cukup memahami seluk beluk business process di BPJAMSOSTEK, sehingga hal ini memudahkankan saya beradaptasi.

 

Gebrakan Bapak saat awal memimpin BPJAMSOSTEK?

Setelah resmi dilantik menjadi Dirut BPJS Ketenagakerjaan, ada 3 fokus utama saya, yaitu tentang Human Resources (HR), Kepesertaan, dan Integritas. Dari sisi HR yang saya lakukan adalah memanggil direktur dan kepala divisi HRD, dan learning division BPJAMSOSTEK. Saya ingin seluruh karyawan di sini pendidikannya ditingkatkan dengan melakukan Kerja sama pengiriman karyawan belajar di beberapa universitas dalam dan luar negeri. Alhamdullilah, hingga saat ini saya telah menjalin kerja sama dan mengirim beberapa karyawan BPJAMSOSTEK belajar ke Universitas Gadjah Mada (UGM), UI, dan IPB. Selain itu, juga ke universitas di luar negeri, seperti di Melbourne Australia, Singapore, Taiwan, Germany.

Terbaru, kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan salah satu universitas teknologi terbaik di dunia, MIT Boston, USA. Namun, akibat pandemi Covid-19 harus tertunda, tetapi insya Allah akan kami teruskan untuk meningkatkan kompetensi karyawan-karyawan kami, khususnya di bidang Teknologi Informasi. Untuk kepesertaan, saya cetuskan program GN Lingkaran atau Gerakan Nasional Peduli Perlindungan Pekerja Rentan. Program ini memberi kesempatan kepada setiap perusahaan dan individu untuk dapat berdonasi memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada pekerja rentan yang pendapatan sehari-harinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian. Program ini juga dikelola secara terbuka di mana setiap donatur dapat menentukan dan memantau sendiri kepada pekerja siapa donasinya diberikan untuk menjadi peserta BPJAMSOSTEK.

Kemudian dari sisi integritas, hingga saat ini kami juga meningkatkan integritas internal melalui kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman dan membentuk 468 tunas integritas sebagai agen perubahan dari pegawai internal yang tersebar di seluruh Indonesia. Gebrakan ini juga berhasil mengantar BPJAMSOSTEK mendapatkan nilai 85,08 pada Indeks Survei Penilaian Integritas yang diselenggarakan oleh KPK di mana angka tersebut di atas indeks rata-rata Kementerian / Lembaga/ Pemerintah daerah, yaitu 76,89.

Lalu apa saja tantangannya?

Mengubah corporate culture dari kultur birokrat menjadi profesional. Kemudian dari sisi infrastruktur, perusahaan multinasional tempat saya bekerja sebelumnya sudah lebih banyak optimalisasi teknologi digital. Sementara, waktu saya masuk di BPJAMSOSTEK belum banyak teknologi digital yang diimplementasikan, malah lebih banyak pekerjaan yang paper based.

 

Selain itu, apalagi tantangannya Pak?

Business Process. Yang tadinya lebih banyak manual, kami mulai otomasi. Contoh sederhana, dulu karyawan BPJAMSOSTEK harus kerja lembur, bahkan hari Minggu masuk untuk melakukan rekonsiliasi.

Saat ini rekonsiliasi sudah tidak ada, sudah diambil alih oleh teknologi sehingga mereka bisa bekerja lebih efisien. Infrastruktur pendukung seperti IT dan lainnya kami juga lakukan pembaharuan termasuk software.

Tadinya IT yang digunakan oleh BPJAMSOSTEK dirancang oleh pihak eksternal. Sekarang semua koorbisnis dan sistem kami rancang sendiri (in-house) sehingga memudahkan kami untuk mengembangkan ataupun beradaptasi dengan perkembangan bisnis yang ada.

 

Pola leadership yang Bapak terapkan?

Demokratis dan terbuka. Ketika saya memberikan direction, mereka saya persilahkan untuk untuk menanggapi atau memberikan beragam masukan. Kemudian, mereka saya berikan kewenangan penuh untuk menjalankan apa yang disepakati.

 

Saya lihat di sini komposisi milenialnya sangat banyak?

Karyawan kami saat ini hampir 70 persen itu milenial. Kelompok milenial merupakan salah satu asset luar biasa karena mereka adaptif dengan perkembangan teknologi terkini. Sehingga, pada saat kami menerapkan transformasi digital itu cukup mudah.

 

Bicara soal kinerja bagaimana dengan pencapaian yang ditorehkan BPJAMSOSTEK per Oktober 2020?

Jumlah peserta terdaftar sebesar 50,99 juta atau menurun 5,43% year on year (YoY) dampak dari pandemi. Sementara, jumlah iuran meningkat 2,34% YoY menjadi Rp60,55 triliun. Dari sisi jumlah yang dibayarkan naik 21,02% YoY menjadi Rp30,52 triliun. Lalu, jumlah kasus sebesar Rp2,48 juta atau meningkat 17,68% YoY. Dana investasi tumbuh 7,73% YoY menjadi Rp451 triliun. Lalu, hasil investasi sebesar Rp48,23 triliun atau meningkat 5,49% YoY.

 

Lalu, tantangan yang dihadapi saat pandemi Covid-19 ini?

Terkait kepesertaan terjadi perubahan lanskap ketenagakerjaan di mana ada pergeseran pekerja formal ke informal. Banyak perusahaan yang terdampak aktivitas bisnisnya sehingga mengurangi bahkan mem-PHK karyawannya dan hal ini menyebabkan kepesertaan BPJAMSOSTEK menurun.

Tantangan lainnya adalah terkait pengelolaan dana investasi. Kondisi pandemi berdampak pada ekonomi global, harga pasar surat berharga terkoreksi, demikian halnya dengan nilai asset investasi kami juga turut terkoreksi.

 

Lantas, bagaimana cara untuk bisa meningkatkan kepesertaan lagi dan mengatasi tantangan investasi tersebut?

Untuk kepesertaan, kami melakukan ekspansi di sektor informal, di antaranya dengan membangun kanal-kanal yang bisa diakses oleh para pekerja informal tersebut, baik digital maupun yang dimediasi oleh orang.

Kami gencar dalam mempublikasikan Gerakan Nasional Peduli Perlindungan Pekerja Rentan atau GN Lingkaran agar semua orang bisa memberikan perlindungan jaminan sosial kepada orang lain yang sangat membutuhkan. Sudah ada ratusan ribu pekerja rentan yang kami bantu.

Selain itu, kami juga memperkuat kembali pola keagenan Perisai atau Penggerak Jaminan Sosial Indonesia yang merupakan perpanjangan tangan dari BPJAMSOSTEK dalam menjangkau perkerja di seluruh pelosok Indonesia.

Perisai ini terbentuk sejak 2017 untuk menyasar pekerja sektor formal dan informal yang hingga saat ini berjumlah 4285 perisai. Sementara untuk investasi, kami mengalihkan mayoritas portofolio pada instrumen investasi yang memberikan hasil pendapatan tetap (fixed income), sehingga tidak terpengaruh langsung dengan fluktuasi IHSG. Hal ini juga sejalan dengan liabilitas program BPJAMSOSTEK yang mayoritas bersifat jangka panjang.

Termasuk didalamnya penempatan dana pada instrumen surat utang yang mayoritas merupakan Surat Berharga Negara dan kami juga terus melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah, terutama terkait beragam kebijakan dalam mengatasi Covid-19 ini, seperti pemulihan ekonomi.

 

Bagaimana BPJAMSOSTEK merespon dan menerapkan UU Cipta Kerja dalam meningkatkan kinerja BPJAMSOSTEK?

UU Cipta Kerja sangat membantu dan mempercepat pemulihan ekonomi, mengundang investor untuk berinvestasi ke Indonesia, dan menghindari perusahaan untuk melakukan PHK. Dampaknya kepada BPJAMSOSTEK adalah peningkatan kepesertaan. Oleh karena itu, kami sangat mendukung UU Cipta Kerja untuk segera diimplementasikan agar bisa menyelamatkan para tenaga kerja.

 

Filosofi hidup Bapak?

Saya menjalani hidup ini mengalir saja, harus selalu berbuat baik dan menghormati siapapun. Setiap hari saya isi dengan terus belajar, beribadah dan bekerja. Belajar apa saja. Kerja apa saja harus serius, antusias, dan konsisten. Jadi, dalam keadaan senang atau tidak senang, level antusiasme bekerja harus sama. Saya berkeyakinan bahwa orang berkerja yang menilai tidak hanya atasan, tetapi dinilai juga oleh lingkungan sekitar, bahkan alam semesta akan ikut beresonansi menceritakan hasil kerja dan perilaku kita.

 

Apa obsesi hidup Bapak yang belum tercapai?

Saya tidak menargetkan sebegitu tingginya. Namun, akan selalu berusaha semaksimal yang saya bisa. Dan, saya harus selalu berbuat yang terbaik dan bermanfaat bagi siapa pun, bagi keluarga, lingkungan sekitar saya yang paling dekat, sampai kepada lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu bangsa dan negara kita Indonesia.

 

Harapan untuk BPJAMSOSTEK?

Saya berharap BPJAMSOSTEK menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang terpercaya, berkinerja unggul, tumbuh berkelanjutan dan dikelola sesuai asas, tujuan dan prinsip jaminan sosial untuk mewujudkan visi Indonesia Maju.

Hal tersebut akan terwujud apabila dikelola oleh insan-insan yang berintegritas, dilengkapi sistem pengendalian yang ketat dan terstruktur, melindungi seluruh pekerja Indonesia dengan pelayanan prima, kemudahan akses dan manfaat optimal bagi kesejahteraan peserta dan keluarganya.

Perlindungan paripurna tersebut harus diikuti dengan pengelolaan dana jaminan sosial yang dilakukan dengan penuh kehati-hatian, akuntabel, dan hasil pengelolaan dipergunakan seutuhnya untuk pengembangan program dan kepentingan peserta. Demi mendapatkan visi tersebut harus diawali dengan pengelolaan organisasi yang bersih, efektif, efisien, profesional dan adaptif di setiap kondisi.

 

Apa kunci sukses Bapak?

Jangan pernah berhenti belajar. Jadi, memang konsep saya adalah belajar. Hari ini saya harus mendapatkan sesuatu yang baru dibanding kemarin. Saya setiap hari me-review diri saya sendiri. Hari ini apakah saya dapat sesuatu yang baru, itu saya terapkan terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan.

 

Apa pandangan Bapak tentang hidup, bekerja, dan keluarga?

Bagi saya harus ada keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Keluarga adalah suatu komunitas yang paling kecil, yang paling kecil inilah yang harus dimulai dengan sesuatu yang baik. Jika komunitas terkecil ini tidak bagus interaksinya atau hubungannya, bagaimana dengan yang lebih besar nanti. Saya selalu berupaya menjaga keseimbangan membagi waktu dan konsentrasi saya kepada keluarga dan kantor.

 

Ada waktu khusus untuk keluarga?

Saya menyiapkan waktu khusus untuk anak dan istri saya pada akhir pekan, sekadar untuk jalan-jalan atau bercanda di rumah dan tak jarang kami juga melakukan olahraga stand up paddle (SUP) bersama di laut.

 

Cara Bapak menjaga kebugaran?

Olahraga sudah menjadi bagian penting di hidup saya. Setiap pagi saya lari pagi dan berenang. Tapi, kalau akhir pekan saya SUP di laut bisa menempuh jarak 7 – 15 km. Terkadang ada teman yang mengajak gowes, kami bersepeda di sekitar komplek. Saya juga sampaikan kepada seluruh insan BPJAMSOSTEK agar selalu menjaga keseimbangan antara bekerja dengan berolahraga serta jasmani dan rohani. Karena, dengan tubuh dan jiwa yang sehat, kita bisa bekerja lebih produktif.