Obsession Awards 2020; Best University Leaders

Oleh: Syulianita (Editor) - 16 April 2020

Naskah: Suci Yulianita Foto: Dok. ITS

 

Sukses menjabat Rektor Telkom University periode 2013 – 2018, Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari M. Eng. Ph.D memutuskan kembali ke kampus almameternya, kampus tempat awal meniti karier, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Melalui pemilihan rektor yang prosesnya cukup panjang, akhirnya Majelis Wali Amanat ITS melalui sidang pleno memutuskan Ashari menjadi Rektor baru ITS periode 2019– 2024, yang sebelumnya pernah menjabat Ketua Jurusan Teknik Elektro (2003–2011).

Meneruskan kepemimpinan rektor sebelumnya, Prof. Joni Hermana yang telah berhasil menjadikan ITS sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN – BH), Prof. Ashari memiliki target ingin menjadikan ITS masuk ke dalam World Class University. Sebagai langkah awal, ia memulainya dengan mempersiapkan pengembangan teknologi Industrial Revolution 4.0. Pada awal Januari 2020, Ashari melantik 10 Kepala Pusat Riset yang bidangnya sejalan dengan teknologi Industrial Revolution 4.0 (IR 4.0), seperti artificial intelligent, nano technology, digital design, bio technology, dan health technology. Selain itu, ia juga melakukan perampingan dari 10 fakultas menjadi 7 fakultas yang semuanya mengarah pada pengembangan IR 4.0.

 

Belum lama memimpin, ITS di bawah kepemimpinannya telah meraih pencapaian membanggakan. Prof. Ashari berhasil mempertahankan
posisi ITS dalam pemeringkatan World University Rankings (WUR) 2020. ITS masuk dalam peringkat 801 QS Rank dunia, sementara untuk QS Rank Asia, juga mengalami peningkatan menjadi peringkat 198 dari peringkat sebelumnya 229. Sementara untuk versi Times Higher Education (THE), ITS meraih peringkat dunia pada urutan ke 3 di antara Universitas Indonesia. Tak kalah membanggakan pula, ITS mampu mempertahankan posisinya di peringkat keempat dalam Webometrics Ranking Web of Universities periode Januari 2020 di Indonesia.

 

Tak hanya itu, ITS berhasil sebagai PTN-BH terbaik di Indonesia yang menempati peringkat ke-4 Perguruan Tinggi terbaik tahun 2019 versi klasterisasi oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), meningkat dari yang sebelumnya bertengger di peringkat ke-6. ITS juga meraih penghargaan Widyapadhi sebagai Universitas paling inovatif di peringkat ke 3, meningkat pesat dari yang sebelumnya peringkat ke 15.

 

Prestasi membanggakan skala internasional juga berhasil diraih, di antaranya Tim Barunastra ITS mampu mempertahankan gelar juara dunia dalam ajang International Roboboat Competition (IRC) 2019 di Florida, Amerika Serikat pada Juni 2019 lalu. Tim robot sepak bola Ichiro ITS, juga sukses membawa pulang juara pertama pada kompetisi Robocup Humanoid Soccer League kategori Teen Size Technical Challenge di ajang tahunan Robocup 2019 yang digelar di Sydney, Australia pada Juli 2019. Begitu pula dengan prestasi Tim Bayucaraka ITS, yang tak kalah cemerlangnya. Bersama robot terbang andalannya, Tim Bayucaraka ITS berhasil meraih juara pertama di kompetisi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) 2019 di Istanbul, Turki.

 

Sementara lainnya, yakni tim Antasena ITS pun unjuk gigi dengan memperkenalkan penggunaan mobil hidrogen pada ajang Shell Technology Forum 2019 yang digelar di Nusa Dua Bali, September 2019. Tak ketinggalan, pencapaian membanggakan pun diraih oleh salah satu dosen dari Fakultas Teknologi Kelautan, Ir. Wisnu Wardhana, MSc. Ph.D, yang berhasil merancang kapal perang 3 medan dan direncanakan selesai serta uji coba pada akhir tahun 2020. Dengan prestasi tersebut, Prof. Ashari belum cukup puas. Ia masih memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membawa ITS lebih bergaung lagi di kancah internasional. Untuk itu, ia dan timnya terus menggenjot ITS untuk menuju World Class University.

 

Prof. Ashari telah mempersiapkan beberapa strategi, antara lain promosi dan networking di kancah internasional, membuka kelas internasional, serta joint lecturer dengan universitas luar. Saat ini dari 70 prodi yang ada di ITS, baru 15 yang sudah terakreditasi internasional. Menurutnya, semua prodi tersebut seharusnya telah mendapat akreditasi internasional. Oleh karena itu, tahun 2020 ini Ashari memiliki target akan terus meningkatkan prodi terakreditasi internasional sebesar 48% dengan jumlah 35 prodi. “Ini harus dikebut, harus terakreditasi internasional. Berikutnya adalah penguatan pasca sarjana. Kalau ini semua bisa kita lakukan maka Insya Allah akan bisa mencapai World Class University dengan kualitas yang memenuhi persyaratan dan standar mereka,” imbuhnya.

Dalam rangka membawa ITS menuju World Class University tersebut, Ashari memiliki kebijakan dan strategi yang telah disusunnya dalam program bertajuk ITS Maju (Bersama Kita Juara). Yang penting dan menjadi salah satu program utama adalah program ID 4.0, yakni Internal Enhancement, Innovation Development, International Reputation, serta Digital Transformation.

 

Menurutnya, digital transformation ini otomatis akan mengubah budaya ITS. Ia ingin ke depan ITS bisa menuju education 4.0 yang semuanya sudah berbasis IoT, terutama untuk proses belajar mengajar di ITS. “Nantinya akan ada digital class bahkan ada distance lab dengan teknologi IoT, dan teman- teman yang kuliah di pulau terpencil pun bisa mengakses lab kita dari jauh,” pungkas Prof. Ashari.

 

Sementara untuk menciptakan SDM yang unggul dan berdaya saing internasional, ia juga menggagas dibentuknya Science Techno Park
di lingkungan ITS yang berfungsi sebagai innovation centre guna menghubungkan industri dan pemerintah. Di sana nantinya akan ada jasa pembuatan desain, pembuatan prototipe, dan lainnya. “Lab prototipe kita masukan ke techno park, ada training monitoring, sampai nanti anak-anak yang pemilik ini, keluar memiliki perusahaan, atau joint production,” ujar lulusan S2 dan S3 dari Curtin University Australia ini.

 

Di samping itu, Prof. Ashari juga menargetkan ITS menjadi Research and Innovative University. Dengan demikian, ia berharap mahasiswa yang lulus dari ITS tak hanya dapat mengisi SDM di Indonesia saja, termasuk di industri, pimpinan di lembaga, di kementerian, dan sebagainya, namun lebih dari itu, alumni ITS diharapkan juga dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia. Tak hanya memperhatikan kualitas mahasiswa, Prof. Ashari pun fokus pada pengembangan kualitas tenaga dosen di ITS, terutama pengembangan serta penambahan guru besar ITS. Pada awal 2020, ITS kembali melahirkan enam guru besar baru antara lain Prof. Dr. Agus Zainal serta Prof. Dr. Fredi Kurniawan. Selain itu, dosen ITS yang naik jabatan fungsional non profesor juga telah bertambah sebanyak 80 dosen.

 

Pengembangan ITS lainnya, ia terpikirkan ekspansi bisnis untuk menambah pemasukan agar bisa digunakan untuk tambahan pengembangan sarana dan prasarana kampus. Bisnis digital merupakan salah satunya, dalam hal ini membuat aplikasi payment online, serta membuat online shop sebagai toko onlinenya ITS. Kemudian retail dan properti, jasa konsultan, hingga jasa paten hak cipta dan lisensi industri.