Obsession Awards 2020; Best CSR

Oleh: Syulianita (Editor) - 09 April 2020

 

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto/Edwin B.

 

PT Hasura Mitra Gemilang memiliki kontribusi dan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan hidup yang sangat tinggi. Hal tersebut telah dibuktikan dengan nyata melalui salah satu produk yang dihasilkan Hasura merupakan produk hasil daur ulang dari sampah limbah plastik dan gabah padi menjadi satu produk yang bermanfaat dan bernilai. Dengan demikian, jelas sudah bahwa Hasura turut membantu mengurangi sampah plastik, menjaga pelestarian hutan di negeri tercinta, serta memberdayakan para petani sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan mereka.

Ya, Hasura hadir karena kepeduliannya yang tinggi pada lingkungan hidup. Direktur PT Hasura Mitra Gemilang, T. Lukito begitu gemas dan prihatin melihat sampah plastik yang kini telah menjadi permasalahan besar, tak hanya di negeri ini bahkan juga di dunia. Sampah plastik yang semakin menggunung, sudah lebih dari 10 juta ton per tahunnya. Bahkan hewan-hewan di laut, terutama ikan turut menjadi korban, banyak yang mati lantaran mengonsumsi sampah plastik yang dibuang ke laut. Solusinya, tidak mungkin ditumpuk karena akan semakin banyak apalagi plastik baru bisa terurai setelah ratusan tahun lamanya. Dibakar pun bukan menjadi solusi yang tepat, apalagi dibuang ke laut!

 

Untuk itulah, Hasura hadir membawa visi misi besar untuk penyelamatan lingkungan hidup. Hasura bertekad melakukan 3R (reuse, reduce, recycle) dari sampah limbah plastik menjadi sebuah produk yang bernilai dan bisa digunakan masyarakat. Tak hanya itu, produk yang diproduksi Hasura ini, juga merupakan leburan antara sampah plastik dan gabah padi yang disatukan hingga menjadi HPC sebagai pengganti dari WPC (wood plastic composite). Jika WPC menggunakan kayu maka HPC lagi-lagi memanfaatkan penggunaan sampah dari gabah padi. Sungguh menjadi sebuah inovasi yang sangat menarik.

 

Dengan demikian, Hasura tak hanya membantu menjaga lingkungan hidup dengan mengurangi sampah plastik saja. Namun lebih dari itu, Hasura juga membantu menjaga bumi, membantu melestarikan hutan karena tak menggunakan kayu, serta yang juga penting adalah membantu meningkatkan kesejahteraan petani dengan memanfaatkan sampah gabah padi yang selama ini tak bernilai.

 

“Jadi, sampah plastik kita campur dengan gabah yang selama ini hampir tidak ada harganya untuk petani, justru kita beli dengan harga yang berharap bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Jadi, memang kita beli di atas harga pasaran, bahkan harapan saya bisa lebih lagi dari itu,” terang Lukito sembari mengajak tim Men’s Obsession berkeliling pabrik melihat langsung proses produksi HPC tersebut.

Menurut Lukito, HPC bisa menjadi alternatif sebagai pengganti WPC juga untuk mengurangi produk penggunaan kayu dengan tujuan menyelamatkan hutan di negeri ini. “Nah, itu kita jadikan juga produk pengganti kayu, yang tujuannya menyelamatkan hutan kita karena yang saya baca 1,4 juta hektare hutan kita setiap tahun habis. Jadi ini menurut saya saling berhubungan, bagaimana kita memanfaatkan sampah plastik, sambil juga menggunakan limbah lain dalam hal ini kulit gabah, kemudian juga sambil menyelamatkan hutan kita juga. Saya pikir ini semuanya bersinergi. Jadi, ini kenapa kita sangat tertarik untuk mengembangkan produk ini,” imbuhnya.

 

Produk memang diolah dari daur ulang sampah. Namun jangan khawatir akan kualitasnya. Lukito berani menggaransi produknya tersebut memiliki kualitas yang baik. Dalam hal ini, Hasura tak main-main, bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya saat mengembangkan inovasi mengolah HPC lantaran menginginkan kualitas terbaik. Selain inovasi dan teknologi yang terbaik, Hasura juga menerapkan RoHS Free yang bebas dari kandungan berbahaya, serta manajemen mutu ISO 9001:2015. Sehingga, produk yang dihasilkan aman dan terjaga kualitasnya.

 

Melihat produk hasil karya anak bangsa dengan kualitas berdaya saing internasional, Lukito sangat menyayangkan jika selama ini masih banyak produsen yang membeli produk tersebut impor dari negara lain, seperti dari China. Apalagi Lukito pernah melakukan uji lab dan hasilnya, kualitas produk lokal pun tak kalah dengan kualitas impor. Bahkan menurutnya lebih bagus, memiliki kekuatan dua kali lipat dibanding produk impor.

 

Selain itu, yang juga menjadi hal penting adalah dengan penggunaan produk lokal, otomatis masyarakat juga akan turut membantu mengurangi sampah plastik di Indonesia. “Kalau impor dari sana sampahnya ya sampah mereka. Sedangkan, tujuan kita kan ingin mengurangi sampah plastik di Indonesia,” ungkap pemimpin yang energik dan humble ini.

 

Inovasi Hasura tak hanya terhenti pada produk HPC. Begitu gemas dan semangat ingin menjaga pelestarian lingkungan, Hasura kini tengah mengembangkan inovasi baru dalam hal pengolahan produk limbah plastik lainnya, seperti membuat rumbai atap rumah dari sampah plastik, membuat conblock dan juga dinding tembok dari sampah plastik.

 

Yang paling penting bagi Hasura adalah bagaimana menerapkan zero waste. Jadi, meski saat ini masih ada beberapa sampah plastik yang sulit diolah seperti plastik packaging multi layer, Lukito yakin ke depan ia bisa meminimalisirkan bahkan mampu mengolah semua sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat.

 

Visi misi Hasura dalam menjaga pelestarian lingkungan tak hanya ditunjukkan melalui produk yang dihasilkan. Namun lebih dari itu, Hasura yang memiliki tujuan mulia ingin menjaga bumi ini, juga gencar melakukan sosialisasi. Ya, Hasura tak ingin bekerja sendiri, lantaran menurut Lukito hal ini telah menjadi isu besar yang harus dihadapi bersama-sama, saling bersinergi satu sama lain, dan tak mungkin Hasura mampu menyelesaikannya sendiri.

 

Sinergi Hasura dengan pihak lain, dimulai dari kerjasama dengan pemerintah daerah dan yayasan sosial di Pulau Dewata, Bali. Hasura dengan penuh semangat hadir melakukan sosialisasi dan edukasi ke beberapa sekolah di Bali mengenai kondisi sampah yang memprihatinkan serta bagaimana cara mengatasinya, yang diawali dari hal yang paling sederhana dulu, yaitu pentingnya pemilahan sampah. Memulai dari skala kecil, Lukito berharap ke depan akan ada lagi sinergi yang lebih besar, sehingga permasalahan ini bisa diselesaikan bersama-sama.