Obsession Awards 2020; Best CSR

Oleh: Syulianita (Editor) - 09 April 2020

Naskah: Gia Putri Foto: Edwin B.

 

Sebagai pemimpin pasar dalam industri tas dan petualangan di Indonesia PT Eigerindo MPI terus melakukan inovasi dan terobosan untuk lepas landas di pasar internasional. Namun di sisi lain, perusahaan apparel outdoor terbesar di Tanah Air ini memiliki kepedulian yang tinggi kepada lingkungan melalui beragam program corporate social responsibility (CSR) yang digulirkannya.

 

Aksi Pungut Sampah merupakan salah satu bentuk kegiatan dari #EIGERPeduli yang dilakukan oleh rekan-rekan EIGER Retail Assistant dalam menanggapi masalah sampah yang ada di sekitar area toko. Aksi Pungut Sampah ini sendiri telah dilaksanakan di Bandung, Surabaya, Makassar, dan beberapa kota lainnya di Indonesia. Diharapkan Aksi Pungut Sampah ini dapat menjadi inspirasi untuk hidup lebih sehat dan membudayakan membuang sampah pada tempatnya.

 

Tak hanya itu, berangkat dari rasa peduli sekaligus keprihatinan terhadap kondisi lingkungan, pada 2011 CEO EIGER Ronny Lukito mencanangkan sebuah yayasan bernama Gerakan Tanam Indonesia (GTI) yang berfokus pada pelestarian lingkungan hidup melalui gerakan penghijauan. Pada awal pendiriannya, yayasan ini sudah membibitkan sebanyak 40.000 pohon Pancasila (Tabebuya) dan Mahoni Uganda yang banyak tumbuh di Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda Bandung. Sejak saat itu, GTI pun berkomitmen untuk melakukan satu juta pembibitan pohon setiap tahunnya.

 

Ronny melakukan pembibitan di area kebun seluas satu hektare di kawasan Bandung Barat. Pada 2012, Ronny yang belajar pembibitan kepada Doni Monardo bersama Paguyuban Budiasi telah mendistribusikan sekitar enam juta bibit pohon ke Lampung dan Kalimantan. Tidak hanya kirim dan tanam, GTI ini juga melakukan kontrol dan pengawasan per tiga bulan setiap tahunnya. Ronny juga menuturkan, EIGER mendukung Yayasan Citarum Harum yang dibidani oleh Doni Monardo yang saat ini menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membenahi Sungai Citarum.

 

Ini merupakan bentuk pencegahan bencana dengan memperhatikan kondisi hulu sungai. Ketika bencana banjir Kota Subang, Jawa Barat, EIGER juga menunjukkan kepeduliannya dengan turut serta mendukung program Jabar Quick Response dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, memberikan bantuan kepada Posko Terpadu Penanggulangan Bencana untuk disalurkan kepada para korban banjir di wilayah tersebut.

Lebih lanjut Ronny mengatakan, EIGER sebagai brand outdoor nasional juga memiliki program yang berkontribusi terhadap upaya pelestarian alam, yaitu “Tree Adoption”. Melalui program ini, Eigerian berkesempatan mendapatkan satu bibit pohon dengan melakukan pembelanjaan minimum Rp100 ribu. Konsumen bisa membawa langsung 1 bibit pohon untuk ditanam sendiri atau bibit tersebut bisa dititip di EIGER Flagship Store untuk EIGER bantu tanamkan di kawasan yang membutuhkan penghijauan.

 

Dengan, diselenggarakannya program ini, ia berharap kita bisa bersama-sama dapat tetap menghijaukan lingkungan. Sehingga, program ‘Sustainability’ tidak hanya sekadar wacara atau lip service, tetapi juga benar-benar ada gebrakan nyatanya. Tentunya, aksi nyata bentuk kepedulian kepada lingkungan juga diejawantahkan melalui dukungan kepada kegiatan komunitas atau lembaga yang datang ke EIGER. “Berbagai program yang sesuai dengan visi misi kami, yakni berkaitan dengan kelestarian dalam dan lingkungan akan selalu kami support. Misalnya, gerakan penanaman hutan mangrove dan gerakan bersih gunung oleh Kopasus dan Wanadri,” tuturnya. 

 

Di perusahaan EIGER sendiri karyawan dibentuk untuk memiliki kesadaran menjaga komitmen 3R, dimulai dari imbauan tentang kesadaran pentingnya menjaga lingkungan, lalu dibuat regulasi, serta dijalankan dengan konsisten dan berkesinambungan. Untuk Reduce dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan, antara lain perhatikan penggunaan tissue.

 

Gunakan tissue seefektif mungkin, bila perlu pakai sapu tangan atau handuk kecil untuk sekadar mengelap keringat. Dengan begitu, akan mengurangi produksi tissue secara berlebihan yang berarti juga akan membantu mengurangi penebangan dan kerusakan hutan. Lalu, kurangi penggunaan kertas dengan digital paperwork dan paperless report di kantor serta karyawan diimbau untuk bring your own tumbler (BYOT), sehingga mereka tidak perlu membelinya dalam bentuk kemasan yang tentu akan berpotensi menghasilkan sampah. “Di setiap ruang meeting, kami sudah tidak menyediakan air mineral dalam kemasan, sebagai gantinya diperbanyak water station (air galon),” urai Ronny. Selain itu, penggunaan listrik di kantor EIGER juga sangat diminimalisir.

 

Sementara Reuse, yakni melalui cara penggunaan kertas bekas pun dilakukan untuk mengurangi pemborosan kertas baru. Lalu, membangun water purif ier sendiri, sehingga air minum untuk kebutuhan di kantor dapat dipenuhi secara mandiri. Sedangkan Recycle, di EIGER Adventure Store yang ada di Kota Bandung sudah disediakan tong sampah/tempat pembuangan khusus sampah plastik yang nantinya sampah tersebut akan dikelola dan diolah kembali oleh Bank Sampah Bersinar Jawa Barat. Bahkan, di beberapa EIGER Flagship Store, sudah tidak menggunakan sedotan plastik dan menyediakan shopping bag berbahan dasar singkong/cassava.

 

“Ini merupakan stepping stone mengurangi penggunaan plastik di EIGER. Shopping bag dari bahan cassava ini bisa terurai sendiri dalam waktu beberapa bulan dan kalau dilarutkan dalam air panas, ia akan langsung terurai karena bahan dasarnya dari pati singkong, jadi 0% plastik ” tambah Ronny. Ke depan, sambungnya, semua toko EIGER akan menggunakan shopping bag dari cassava. “Di store kami juga sudah menyediakan shopping bag yang didesain seperti tas serut yang bisa dipakai berulang kali (reuse) untuk berbagai kebutuhan. Harganya hanya Rp15 ribu,” papar ronny.

 

Beberapa produk EIGER juga sudah menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan, seperti kaos yang terbuat dari katun bambu yang memiliki kualitas organik lebih baik dari katun biasa seperti daya tahan yang lebih tinggi, lebih cepat menyerap kelembapan dan mengandung anti bakteri. “Beberapa produk lainnya, juga tengah kami kembangkan agar arahnya ke sustainability, sehingga lebih ke ramah lingkungan, seperti bahan hasil recycle dari botol PET / air kemasan plastik,” terangnya. Berbicara tentang Reuse pun, sebenarnya beberapa material yang digunakan dalam arsitektur toko EIGER. "Seperti EIGER Flagship Store di Jl. Sumatera Bandung itu banyak menggunakan kayu bekas bantalan rel Kereta Api," imbuh Ronny.

 

Mencerdaskan Desa Tertinggal

 

EIGER juga mendukung Yayasan Anugerah Sempurna untuk membangun PAUD dan SD EAGLE School di Desa Osesole Rote Timur. Desa tersebut boleh dibilang tertinggal karena tidak dialiri listrik dan penduduk di sana berada di bawah garis kemiskinan.

 

Ronny mengatakan, pihaknya tidak akan mundur dan akan terus mengembangkan pendidikan di sana. Menariknya, EAGLE School menyelenggarakan pendidikan dengan bilingual (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Para siswa pun disediakan sarapan dan makan siang, disediakan fasilitas tidur siang, hingga kendaraan antar jemput ke sekolah. Selain itu, siswa EAGLE School pun tidak mendapatkan Pekerjaan Rumah (PR), sehingga siswa tidak terbebani tugas sekolah ketika di rumah dan mempunyai lebih cukup waktu berinteraksi bersama keluarga serta lingkungannya.