Obsession Awards 2020; Best Regional Leaders

Oleh: Syulianita (Editor) - 06 April 2020

Naskah: Arif Rahman Hakim Foto: Istimewa

 

Selalu berbuat yang terbaik untuk rakyat. Itu obsesi Hendrar Prihadi ketika terjun ke dunia politik pada tahun 2005 silam. Begitupun saat ia menjabat Wali Kota Semarang, Hendrar bekerja untuk kepentingan masyarakat kota yang sangat dicintainya itu. Banyak terobosan yang dilakukannya hingga meraih pencapaian dan prestasi membanggakan, seperti Kota Semarang didapuk sebagai kota dengan perencanaan dan pembangunan daerah terbaik oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Hendrar mengawali karier di dunia politik melalui kendaraan PDI Perjuangan (PDI-P) pada Pemilu 2009. Ia terpilih menjadi anggota DPRD Jawa Tengah periode 2009-2014. Namun, Hendrar hanya tiga bulan menjadi wakil rakyat. Kemudian, ia terpilih sebagai Wakil Wali Kota Semarang berpasangan dengan Soemarmo HS yang merupakan hasil Pemilihan Wali Kota Semarang tahun 2010. Kemudian pada 26 Juni 2012, politisi yang akrab disapa Hendi ini diangkat sebagai Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Semarang, menggantikan Soemarmo yang diberhentikan sementara karena terlibat dalam kasus korupsi. Pada tahun 2013, Hendrar resmi diangkat menjadi Wali Kota Semarang.

 

Program pertama yang ia jalankan sebagai Wali Kota Semarang adalah peningkatan jalan di wilayah pinggiran, terutama pembangunan ring road, penurunan tarif bus rapid transit (BRT) untuk pelajar menjadi Rp1.000. Selain itu, Hendrar juga mengembangkan Semarang Smart City pada Desember 2014 dan pencanangan program Kota Tanpa Kumuh (KoTaKu) pada Desember 2014 yang menurutnya didasarkan pada tiga masalah, yaitu ketidaklayakan infrastruktur, buruknya drainase, dan kurangnya sarana sanitasi.

 

Pria kelahiran Semarang, 30 Maret 1971 ini maju sebagai Wali Kota pada Pilkada Semarang tahun 2015. Ia berpasangan dengan Hevearita Gunaryanti Rahayu. Duet Hendrar- Hevearita diusung PDI-P, Partai Demokrat, PPP, dan Partai NasDem. Pilkada Semarang diikuti tiga pasangan, yakni Soemarmo-Zubaer, Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti, dan Sigit Ibnugroho-Agus Sutyoso. Hasilnya Hendrar- Hevearita memperoleh 50 persen suara, Soemarmo-Zubaer 30 persen suara, dan Sigit Ibnugroho-Agus Sutyoso 20 persen suara. Selanjutnya pasangan Hendrar-Hevearita dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang dilantik pada 17 Februari 2016.

 

Banyak prestasi yang telah diraih Hendrar dan Kota Semarang, antara lain Kota Semarang didapuk sebagai kota dengan perencanaan dan pembangunan daerah terbaik oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Penghargaan tersebut membuat Hendrar bersyukur.

 

Prestasi lainnya adalah Asia Global Council (Dewan Global Asia) menetapkan Hendrar sebagai Asia Best Mayor Of The Year 2019. Michael Tan selaku Presiden Asia Global Council menegaskan jika apresiasi itu diberikan atas dasar kegigihan, prestasi dan sumbangsih dalam pembangunan.

 

Hendrar berterima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh Dewan Global Asia tersebut, namun ia menegaskan perubahan ibu kota Jawa Tengah tersebut adalah hasil dukungan semua pihak. “Perubahan positif yang terwujud hari ini adalah karena semua ikut mendorong. Maka tentu saja terima kasih atas apresiasinya, tapi ini adalah apresiasi untuk seluruh masyarakat Kota Semarang,” tegas Hendrar.

Sebelum menetapkan Hendrar sebagai Asia Best Mayor Of The Year 2019, Asia Global Council terlebih dahulu melakukan entry data untuk menilai sejumlah aspek yang mencakup pendidikan, dampak kepemimpinan, pemasaran, dan inovasi di tingkat Asia. Hasil entry data tersebut kemudian dikerucutkan dengan melakukan pengukuran gaya kepemimpinan, kecepatan merespons masalah, dan daya tarik. Terakhir, masyarakat setempat dilibatkan untuk memberikan gambaran kepuasan serta kemanfaatan dari kepemimpinan para nominator.

 

Wawancara pun dilakukan kepada masyarakat tanpa sepengetahuan nominator. Dengan begitulah panitia berharap memperoleh gambaran nyata respons masyarakat terhadap hasil pembangunan penerima penghargaan. Pengumpulan data dilakukan sepanjang tahun 2018. Prestasi lain yang membanggakan adalah Kota Semarang dinobatkan sebagai Kota Wisata Terbersih di Asia Tenggara. Hal itu terjadi setelah pada ASEAN Tourism (ATF) Kota Semarang mendapat penghargaan di kategori ASEAN Clean Tourist City Standard.

 

Penghargaan tersebut diberikan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara) di Brunei Darussalam, Kamis 16 Januari 2020 lalu. Hendrar menyebut prestasi ini bukan hanya dilakukan oleh pemerintah. Ia menilai prestasi yang diraih juga ditunjang dukungan masyarakat. Bahkan ia mengatakan, masyarakat merupakan faktor utama terinisiasinya berbagai inovasi di Kota Semarang.

 

“Dibukanya ruang keterlibatan masyarakat yang luas dalam pembangunan memicu kepedulian warga menjadi lebih tinggi,” kata Hendrar. Selain dalam inovasi, masyarakat juga terlibat dan mendukung gerakan Semarang Wegah Nyampah (Semarang Tidak Mau Nyampah), yang diinisiasi Pemerintah Kota Semarang. “Ini bukti sepanjang kita bersama- sama mau berubah, maka tendangan untuk mewujudkan perubahan ke arah positif semakin kuat,” tuturnya.

 

Ia menegaskan, konsep pembangunan Bergerak Bersama semakin lama semakin terlihat hasilnya. “Contohnya di Tegalsari ini ada Kampung Tematik Bank Sampah yang mengelola barang tidak terpakai menjadi bermanfaat. Hasilnya untuk sedulur-sedulur yang ingin ikut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), tapi tidak mampu,” tandasnya.

 

Berbagai inovasi pengendalian sampah diupayakan sejalan dengan kebijakan pembangunan Semarang sebagai kota wisata. Berkat kinerjanya yang kinclong tersebut Ketua PDI-P Kota Semarang ini kembali dipercaya oleh partainya untuk maju di Pilkada Semarang tahun 2020.