Obsession Awards 2020; Best Regional Leaders

Oleh: Syulianita (Editor) - 06 April 2020

Naskah: Gia Putri Foto: Edwin B.

 

Dipercaya menjadi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mampu memperlihatkan tajinya. Beragam prestasi pun dipatri, seperti meraih puluhan penghargaan selama ia memimpin. Berbagai penghargaan tersebut tak lepas dari prestasinya membangun 500-an desa dalam tempo satu tahun, dengan mengubah status desa dari berkembang menjadi desa maju.

  

 

Ya, pemda Provinsi (Pemprov) Jabar memang banyak menolong desa-desa dengan program satu desa satu perusahaan, desa wisata, desa digital, dan lainnya. Itu menandakan bahwa pihaknya tahu salah satu masalah di Jawa barat adalah ketimpangan antara desa dan kota.

 

Hebatnya lagi, belum lama ini Pemprov Jabar meraih predikat terbaik dengan nilai A dalam Akuntabilitas Kinerja dalam Tata Kelola Pemerintahan atau rapor SAKIP yang diserahkan langsung oleh Menteri Peberdayagunaan Aparatur Negara Tjahjo Kumolo. “27 daerah se-Jawa Barat juga alhamdulillah tidak ada yang nilai C lagi, ini menandakan semakin ke sini, semakin baik dalam mengelola pemerintahan dan pembangunan,” ungkap Ridwan.

 

Dalam satu tahun terakhir, Ridwan juga mengklaim pemerintahannya sedikit banyak ikut memecah masalah sosial dengan menghadirkan berbagai program, di antaranya Jabar Quic Respons dan Jabar Cyber Hoax.

 

Kini, Pemdaprov Jabar juga tengah melakukan Sustainable Tourism atau Pariwisata Keberlanjutan’. Ridwan menandaskan, dunia akan menjadikan dunia pariwisata sebagai lokomotif ekonomi masa depan di bumi Parahyangan. Contoh yang sudah dilakoninya adalah menyulap Pantai Barat dan Timur Pangandaran yang merupakan etalase wisata pantai di Jabar kini berubah begitu memesona.

 

“Setelah Pangandaran, konstruksi penataan sisi pantai Pelabuhan Ratu sebagai alun-alun baru Kabupaten Sukabumi, program dari Pemprov Jabar akan dimulai tahun 2020 ini. Insya Allah menjadi kebangaan warga Kab. Sukabumi dan meningkatkan kualitas ekonomi pariwisata di sana,” imbuhnya.

 

Ridwan juga berhasil memecah beberapa masalah infrastruktur, di antaranya dengan menghidupkan jalur kereta api di sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Barat, salah satu contohnya adalah jalur Cibatu-Kota Garut sepanjang 19 Km sudah selesai dan diuji coba. “Alhamdulillah, kereta api sekarang sudah tembus lagi sampai ke pusat Kota Garut. Ekonomi Jakarta-Bandung- Garut akan meningkat. Kereta inspeksi kemarin disambut meriah dan antusias oleh warga,” ungkap Ridwan.

 

Jalur KA Cibatu-Garut akan segera beroperasi pada awal Maret 2020, naik kereta tersebut digratiskan bagi warga Garut. Sementara untuk jalan tol, pihaknya terus mendukung ke arah pengembangan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut Jawa Barat meraih 17 persen investasi dari total investasi nasional di mana pencapaian ini menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi dengan realisasi investasi terbesar di RI sepanjang 2019. Keberhasilan ini tidak lepas dari konsep pro bisnis birokrasi Jabar yang mengandalkan kemudahan perizinan dan pro aktif menjemput investasi.

 

Ridwan mengklaim, investor dari Uni Emirat Arab tertarik masuk ke sektor manufaktur dan pariwisata di Jawa Barat. Ia adalah salah satu gubernur yang diminta mendampingi Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melawat ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dalam kunjungan tersebut, Ridwan menawarkan sejumlah peluang investasi di wilayahnya. “Jawa Barat kan kuncinya ada dua, manufakturing dan pariwisata. Dua itulah keunggulan kami di mana ada potensi pengembangan pariwisata kami kejar, di mana ada pengembangan manufakturing juga kami kejar, dua- duanya hadir,” kata Ridwan.

 

Luhut telah meminta investor UEA agar menambah rencana investasinya dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Jawa Barat. Pengembang energi terbarukan asal UEA, Masdar, misalnya sudah mendapat hak pengerjaan proyek pembangkit tenaga surya Floating PV Power Plant, yakni di Waduk Cirata, Purwakarta. Ridwan mengaku akan menawarkan investasi di kawasan segitiga Rebana (kawasan antara Kertajati, Patimban, dan Cirebon), serta rencana jalan tol Bandung- Tasikmalaya-Banjar (tol Cigatas). “Kami akan membawa Tol Cigatas senilai Rp50 triliun, kemudian pusat industri baru di Rebana (Cirebon, Patimban, dan Kertajati) itu kemudian waste to energy tiga proyek dan satu proyeknya pusat konvensi dan eksibisi Jawa Barat. Baru menawarkan dana Timur Tengah mau diinvestasikan. Jawa Barat lagi jadi primadona, tapi tetap harus proaktif,” ungkap pria ramah tersebut.

 

Jabar juga menjadi rujukan pemerintah pusat dalam percepatan penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan data BPS Jabar, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Jabar mengalami penurunan sekitar 23,27 ribu jiwa. Dari 3,40 juta jiwa (6,91 persen) pada Maret 2019 menjadi 3,38 juta jiwa (6,82 persen) pada September 2019.

 

Pemprov Jabar terus berinovasi dalam penanggulangan kemiskinan dengan meluncurkan sejumlah program inovatif, seperti Desa Juara yang mempunyai tiga pilar, yakni digitalisasi layanan desa, One Village One Company (OVOC), dan Gerakan Membangun Desa. Dari tiga pilar tersebut, Pemprov Jabar meluncurkan sejumlah program unggulan. Mulai dari BUMDes Juara, Jantung (Jembatan Gantung) Desa, sampai Patriot Desa. Program-program itu dirancang untuk memangkas ketimpangan ekonomi masyarakat pedesaan dengan perkotaan.

 

Pemprov Jabar juga meluncurkan program eknomi inklusif yang inovatif, yakni Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera) tanpa bunga dan agunan, sehingga warga-warga Jabar bisa bebas dari rentenir. Selain itu, Pemprov Jabar mendorong kepesertaan BPJS, membentuk Jabar Quick Respons (JQR), Layad Rawat, Rutilahu, dan menggratiskan SPP bulanan untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) serta meluncurkan program beasiswa.

 

Pemprov Jabar membantu masyarakat Golekmah (Golongan Ekonomi Lemah), fokus terhadap dunia pendidikan. Karena dengan pendidikan hebat pola pikir seseorang akan berubah dan diharap bisa meningkatkan taraf hidup. “Mari semua bersemangat mengubah nasib,” tegas Ridwan.