Obsession Awards 2020; Best Regional Leaders

Oleh: Syulianita (Editor) - 06 April 2020

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto

 

Sukses menjabat Bupati Bantaeng dua periode (2008 – 2018), membawa Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr. terpilih menjadi Gubernur Sulawesi Selatan periode 2018 – 2023. Dua tahun berjalan, Nurdin sudah menorehkan pencapaian membanggakan untuk Sulawesi Selatan, antara lain mampu melakukan penyelamatan aset sekitar 10 triliun, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang didorong dari semua sektor usaha, serta mampu menurunkan angka kemiskinan.

Sejak diberi amanah rakyat menjabat Gubernur Sulawesi Selatan pada September 2018 lalu, Nurdin bersama tim langsung tancap gas bekerja ekstra. Baginya tak perlu waktu lama untuk memperjuangkan nasib rakyat dan daerahnya itu. Walhasil, belum juga genap dua tahun, Nurdin telah berhasil menorehkan pencapaian membanggakan.

 

Dari visi misi dan program prioritas yang digagasnya pada saat pemilihan, Nurdin telah mampu mewujudkan beberapa hanya dalam waktu kurang dari dua tahun. Pertama dari penyelamatan asset, Nurdin mampu menyelamatkan asset hingga Rp10triliun, serta menyelesaikan 41 asset pemprov yang dikuasai pihak ketiga. Menariknya lagi, Nurdin mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh semua sektor usaha.

 

Seperti dari sektor pertanian dan perikanan yang meningkat. Sulawesi Selatan (Sulsel) bahkan kini mampu melakukan ekspor langsung berkali-kali, berhasil melakukan direct call tanpa lagi melalui Surabaya dan Jakarta. Gagasan dan terobosan Nurdin untuk membuka direct call ini, secara langsung menguntungkan masyarakat Sulsel, dan tentunya menghemat waktu hingga lebih dari 10 hari, serta menghemat biaya kontainer hingga 200USD.

 

Nurdin juga menggagas Kabupaten Wajo menjadi kejayaan sutera. Apalagi benang sutera Sulsel jauh lebih berkualitas dibandingkan dari daerah manapun yang ada di Indonesia, juga lebih berkualitas dari benang sutera dari luar negeri sekalipun, seperti dari China dan Jepang. Maka sangat disayangkan, jika selama ini kebutuhan benang ulat sutera masih diimpor dari China. Ke depan, Kabupaten Wajo akan menyuplai sendiri kebutuhan benang sutera tersebut secara bertahap, bahkan nantinya Wajo juga akan mampu memenuhi permintaan pasar nasional. Nurdin memulainya dengan melakukan pembibitan-pembibitan ulat sutera.

 

Selain itu, Nurdin juga tengah mempersiapkan Sulsel menjadi lumbung daging sapi dan susu nasional. Ia telah mempersiapkan daerah Seko dan Rampi di Kabupaten Luwu Utara sebagai pengembangan bibit indukan sapi. Penerapan standar operasional pengelolaan daging sapi serta rumah potong hewan di Sulsel juga disiapkan untuk mendukung program ini.

Menariknya lagi, Nurdin berhasil menurunkan angka kemiskinan di Sulsel, menurun sebesar 24,83 ribu jiwa dibandingkan tahun 2018. Prosentasi penduduk miskin mengalami penurunan di daerah perkotaan dan pedesaan selama periode Maret 2018 – Maret 2019. Ia juga bertekad untuk memberantas stunting di Sulsel melalui gerakan ‘Berantas Stunting’ yang bekerjasama dengan Rektor Unhas, Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu bersama pemerintah 24 kabupaten-kota Sulsel.

 

Dengan pemberantasan gizi buruk penyebab stunting, Nurdin berharap generasi Sulawesi Selatan dapat tumbuh sehat dan menjadi Sumber Daya Manusia dalam menghadapi bonus demografi 2024 mendatang. Sementara dari sektor ekonomi kreatif, Nurdin berhasil melakukan pembangunan kreatif Hub di kawasan CCC, serta pembangunan Michinoeki Supermarket UMKM.

 

Kemudian dari sektor infrastruktur, bersama dengan Pemerintah Pusat dan Kementerian PUPR, Nurdin akan membuka akses jalan untuk daerah-daerah yang terisolir baru atau perbaikan jalan rusak pada tahun 2019. Ada lebih dari 500 km jalan di Sulawesi Selatan tergolong rusak dan rusak berat yang selama ini menjadi penghambat perputaran ekonomi. Selain itu, Nurdin juga telah melakukan pembangunan jalan dari Sabang menuju Seko di Kabupaten Luwu Utara. Akses jalan sepanjang 325 Km ini sebelumnya tak tersentuh pembangunan selama 76 tahun lamanya. Namun di bawah kepemimpinannya, akses jalan yang menghubungkan tiga provinsi ini, yakni Sulawesi Tengah melalui Sigi, Sulawesi Barat melalui Mamuju dan Luwu Timur telah beroperasi pada akhir 2019 lalu. 

 

Di samping itu, masih banyak lagi dari sektor infrastruktur yang telah dibenahinya, antara lain akses jalan dari Desa Munte menuju Desa Kapita Kabupaten Luwu Utara yang sedang dalam proses pengerjaan. Perbaikan akses jalan desa ini akan diikuti dengan beroperasinya Pelabuhan Munte di Luwu Utara. Kemudian Pembangunan Jalur Pangkep-Bone melalui Tonasa Parigi, serta akses Jalan dari Bua menuju Rantepao melewati Bastem. Jalan ini akan dibangun dua jalur dengan 4 lajur. Jika jalan ini rampung, maka Bua – Rantepao sudah bisa ditempuh hanya dengan waktu 40 menit. Nurdin juga membangun jalan pintas mulai dari Larompong menuju Kabupaten Luwu melalui Komba tembus Tanrutedong Sidrap, membenahi jalan, melakukan pengaspalan jalan arah Bira-Bara – Mandala Ria, melakukan pembangunan pedestrian Pantai Bira Timur.

 

Tak kalah menarik, ia juga melengkapi kota Rantepao Toraja Utara dan makale Tana Toraja dengan pedestrian yang berkualitas internasional. Dengan demikian, Sulawesi Selatan akan menjadi salah satu propinsi yang memiliki daya tarik wisatawan lantaran infrastruktur yang sudah memadai. Apalagi ditambah dengan pembangunan Bandara Buntu Kunik Tana Toraja.

 

Pemerintah Daerah Sulsel di bawah kepemimpinan Nurdin juga terus berbenah menata birokrasi agar lebih mudah, hemat waktu dan paperless. Kini semua izin-izin tidak ada lagi yang dipersulit, semua perizinan diselesaikan dalam hitungan menit saja. Semuanya dilakukan secara daring, hemat biaya, dan yang juga penting, tak lagi mengganggu efektivitas pelayanan Aparatur Sipil Negara sebagai pelayan publik.