Rektor Inspiratif 2019, Mendidik dan Menginspirasi

Oleh: Syulianita (Editor) - 15 May 2019

Naskah: Giattri F.P.  Foto: Dok. Humas BINUS

 

Sejak dilantik sebagai Rektor BINUS University periode ketiga 2018-2022, ia bersama rekan-rekan serta BINUSIAN Leaders menyempurnakan visi BINUS 2020 menjadi visi BINUS 2035.

 

Ditemui di JWC Campus BINUS University International, Harjanto menuturkan, visi Binus 2020 ‘A World-Class University in Continuous Pursuit of Innovation’ perlahan, tapi pasti berhasil dicapai. Pasalnya, pihaknya tak henti untuk memperkuat diri, seperti memperbaiki kualitas lulusan, pengetahuan dan inovasi, pemberdayaan masyarakat, integrasi Catur Dharma, utilisasi teknologi, global partnership, global recognition, serta pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainability competitive advantage).

 

Sejumlah kebijakan pun digulirkan, di antaranya BINUS Higher Education System sebagai standardisasi kualitas dan layanan pendidikan. Kualitas pelayanan, fasilitas, kurikulum antara kampus di Jakarta maupun di kota lainnya akan sama. Dari sisi akademis, pihaknya memiliki target 2 dari 3 alumninya bekerja di perusahaan global atau menjadi entrepreneur dalam waktu 6 bulan setelah kelulusan.

 

“Untuk mencapai hal itu, kami memiliki Program 3+1 untuk BINUS (3 tahun kuliah di kampus asal + 1 tahun mengambil salah satu dari 5 program enrichment, yaitu Internship (magang), Study Abroad (kuliah di luar negeri), Research (riset), Entrepreneurship (kewirausahaan), dan Community Development (pengabdian masyarakat),” terang pria kelahiran Pekalongan, 17 Maret 1964 itu. Kerja keras Harjanto bersama rekan-rekan BINUSIAN dalam mencapai visi Binus 2020 berbuah manis, beragam prestasi pun dipatri, antara lain mendapat bintang 4 dari QS Star University Ranking, mengikuti dan memenangkan ASIAN MAKE Award (Most Admired Knowledge Enterprise) sejak tahun 2017 dan MIKE Award 2018, akreditasi internasional untuk beberapa program, seperti AACSB untuk program Business, ABET untuk Engineering program, TedQual untuk Hospitality dan Hotel Management, akreditasi institusi A dari BAN-PT, serta lebih dari 60 persen program studi telah terakreditasi A, 25 persen terakreditas B, dan C sebesar 15 persen adalah program baru. 

 

Mahasiswa BINUS juga konsisten mengharumkan nama baik kampusnya, antara lain baru-baru ini tim Mahasiswa Computer Science diganjar penghargaan Honorable Mention dalam ajang kompetisi internasional ‘International Collegiate programming Contest – World Final 2019’ di Portugal. “Saat ini, tim dari BINUS ASO School of Engineering juga sedang berangkat ke Sepang, Malaysia untuk mengikuti Shell Eco Marathon 2019 menampilkan mobil cepat dan irit bahan bakar. Lalu, beberapa prestasi lainnya di dalam dan luar negeri, di antaranya kompetisi business concept, lomba karate internasional, hingga lomba debat,” urai pria ramah ini.

 

Harjanto menggarisbawahi, selain prestasi akademis, fokus BINUS saat ini adalah membina dan memberdayakan masyarakat. Ia mencontohkan, Raditya Eko Prabowo dan Nicholas Julian, mahasiswa jurusan Computer Engineering berhasil menciptakan Sonar Vision yang membantu aktivitas penyandang Tuna Netra. Lalu, Edward Evannov Santo Wiguna dan Hendry Lie yang juga Mahasiswa Computer Engineering juga berhasil menciptakan Digital Library yang membantu pelajar-pelajar di daerah pedalaman di Indonesia untuk dapat mengakses konten-konten pendidikan.

 

“BINUS juga banyak memberikan solusi di pemerintahan, kepolisian, kejaksaan, Komisi Pemberantasan Koperasi (KPK), terutama menghadapi IT Security. Bagi BINUS, knowledge dan inovasi itu menjadi salah satu strategi objektif yang sama besar pentingnya dengan lulusannya,” imbuh pria yang hobi olahraga tenis dan berjalan kaki ini. Harjanto menambahkan, jebolan Binus juga banyak yang sukses menjadi entrepreneur dan memberdayakan masyarakat, antara lain William Tanuwijaya (Co-Founder Tokopedia), Michael Jovan Sugianto (Co-Founder Tanihub), dan masuk Forbes 30 under 30 seperti: Tyovan A. Widagdo (CEO Bahaso.com), Yasa Singgih (CEO Mens Republic), Jeff Hendrata (Founder Karta Indonesia Global) dan Benny Fajarai (Founder Qlapa). 

 

 

“Kami sebagai perguruan tinggi swasta, sejak awal didirikan mental entrepeneurshipnya itu sangat kuat. Oleh karena itu, kami melengkapi sarana dan prasara kampus, tidak hanya dengan ruang-ruang kelas, tetapi juga memberikan banyak ruang kepada mahasiswa untuk diskusi dan kolaborasi. Misalnya, co-working space,” imbuh pria berdarah Jawa tersebut. Menghadapi Revolusi Industri 4.0, Perguruan tinggi semakin ditantang untuk mempersiapkan para mahasiswanya akan pekerjaan yang belum ada; selain menciptakan ilmu pengetahuan yang inovatif, adaptif, kompetitif sebagai konsep utama daya saing dan pembangunan bangsa di era itu. Untuk menjawab tantangan tersebut, pihaknya terus berkomitmen untuk membina dan memberdayakan masyarakat melalui penyelenggaraan pendidikan berkualitas di seluruh Nusantara.

 

Komitmen ini pun kini semakin nyata, selain melalui BINUS Higher Education, juga membangun BINUS Digital Ecosystem yang terintegrasi serta mengembangkan dan menyempurnakan BINUS Online Learning yang sudah dibidani sejak 2008. Sehingga, dapat memenuhi kebutuhkan pendidikan di masa depan. “Kami juga tengah melakukan transformasi digital. Jadi, Digital Binus, ini bukan dalam arti hanya infrastruktur, tetapi mindset-nya. Mudah-mudahan, dalam setahun dua tahun ke depan akan terjadi,” harapnya. Harjanto mengaku, salah satu yang menjadi tantangan adalah terkait SDM, khususnya tenaga dosen. Jadi, bagaimana menjembatani gap antara mahasiswa dengan dosen karena tiap generasi butuh pendekatan yang berbeda dan pengajar harus siap dengan hal tersebut, terutama dalam transformasi digital saat ini. “Sehingga, kami tidak hanya mencari dosen yang hanya bisa mengajar, tetapi juga harus mencerminkan Catur Dharma (Tri Dharma perguruan tinggi + selfdevelopment,” tandasnya.

 

Menutup pembicaraan, Harjanto menguntai, pihaknya akan terus membawa BINUS University mencapai visi dan misi BINUS 20/20 sekaligus mengawal roadmap visi BINUS 2035. “Fokusnya, tak hanya membangun perguruan tinggi berkualitas global, tetapi juga memiliki peran dalam membina dan memberdayakan masyarakat,” pungkasnya.