Rektor Inspiratif 2019, Mendidik dan Menginspirasi

Oleh: Syulianita (Editor) - 15 May 2019

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto

 

Memiliki filosofi mulia, ingin hidup bermanfaat bagi masyarakat, Prof. Dr. Adiwijaya memilih mengabdi di dunia pendidikan sejak awal meniti karier. Loyalitas, dedikasi, serta pengabdiannya itu kini membuahkan hasil. Ibarat anak tangga, kariernya meningkat setapak demi setapak. Kesuksesannya memimpin Bandung Techno Park pada 2017 lalu membawanya dipercaya mengemban amanah baru, memimpin Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia, Telkom University.

 

Belum lama menjabat Rektor Telkom University, tepatnya sejak agustus 2018 lalu, banyak PR dan tugastugas yang harus diemban Adiwijaya untuk mencapai visi misi Telkom University menuju Global Entrepreneurial University pada tahun 2038. Saat ditemui tim Men’s Obsession di ruang kerjanya beberapa waktu lalu, ia mengaku memang tak mudah mengemban jabatan barunya ini. Apalagi Telkom University di bawah kepemimpinan rektor  sebelumnya, Mochamad Ashari telah mengalami pencapaian yang baik. “Zaman Pak Ashari, Alhamdulillah sudah banyak capaian dan tentunya ini menjadi beban berat untuk penerusnya, paling tidak untuk mempertahankan,” ujarnya merendah.

 

Namun ia optimis, bersama timnya, ia akan mampu membawa Telkom University berkembang lebih pesat lagi hingga mencapai visi misi tersebut. Bukan sekadar ucapan semata, Adiwijaya langsung bekerja ekstra sejak pertama kali menjabat meneruskan tugas dan target yang belum dicapai pada periode sebelumnya, antara lain pengaplikasian ‘dashboard monitoring system’ serta pengembangan ‘sistem kemanan kampus berbasis digital’ yang bisa dipantau langsung oleh security dengan tujuan memberikan keamanan dan kenyamanan untuk seluruh warga kampus. Selain itu, pria kelahiran Majalengka, 21 September 1974 ini, juga mengembangkan program ‘Halo Rektor’ yang bertujuan menjembatani komunikasi dengan seluruh civitas akademika. 

 

“Dengan adanya Halo Rektor, teman-teman civitas akademika di sini bisa menyampaikan keluhan ataupun saran yang konstruktif sehingga kami bisa segera mengatasinya. Jangan sampai mereka merasa tidak memiliki wadah sehingga harus menyampaikan hal itu di sosial media. Dengan program ini kami bisa memantau secara langsung dan mengetahui permasalahan apapun yang ada di kampus ini. Dan, Alhamdulillah bisa berjalan dengan baik dan cepat,” terang ayah empat anak ini.

 

Dalam rangka menuju Global Entrepreneurial University, Adiwijaya bersama tim Telkom University telah melakukan beberapa langkah dan kebijakan yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) 5 tahunan. Dalam renstra pertama, ditetapkan visi untuk menjadi research dan entrepreneurial university di tahun 2023. Dalam hal research, Telkom University telah melakukan banyak kerja sama dengan industri dan Perguruan Tinggi dalam penyelesaian problem-problem yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan capaian berupa penghargaan dari Kemenkumham Republik Indonesia sebagai Universitas dengan permohonan desain industri terbanyak 2018.

 

Beberapa hasil penelitian yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat antara lain, partisipasi Telkom University dalam hal penanggulangan masalah polusi Sungai Citarum melalui program ‘Citarum Harum’. Telkom University berperan memantau polusi air melalui teknologi IoT (Internet of Things). Selain itu, dalam hal penanganan banjir, Telkom University mengembangkan ‘Early Warning System’  yang juga menggunakan teknologi IoT. Selanjutnya, ada juga hasil inovasi berupa smart card dan alat deteksi serangan jantung yang sudah digunakan di masyarakat.

 

Telkom University juga bekerja sama dengan beberapa lembaga pemerintah, antara lain BPPT, LIPI, Kementerian Kominfo dan Kementerian Perhubungan. Kemudian untuk industri, selain dengan industri telekomunikasi, Telkom University juga bekerja sama dengan industri yang lain dalam hal pengembangan teknologi. “Misalnya dengan Angkasa Pura, kita mendesain Automated Guided Vehicle (AGV) untuk mengangkut bagasi secara otomatis menggunakan robot. Kemudian, kami juga bekerja sama dengan OJK untuk mengembangkan financial technology,” ungkap penghobi gowes ini. Hasil inovasi tersebut, sebagai implementasi Telkom University dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.

 

Pengembangan research yang dilakukan Telkom University juga sudah mendapat pengakuan dari dunia internasional. Telkom University mengembangkan kerja sama untuk mendapatkan research grant dengan beberapa Perguruan Tinggi, seperti dari Malaysia, Korea, dan Skotlandia. Lebih dari ini, beberapa lembaga internasional pun turut memberikan dana penelitian kepada Telkom University. “Nah, ini menambah percaya diri kami bahwa kami bisa meningkatkan level penelitian ke dalam level internasional,” ucapnya seraya tersenyum.

 

Kemudian terkait dengan pengembangan entrepreneurship, selain masuk dalam kurikulum, Guru Besar Matematika ini juga mengembangkan lembaga hilirisasi riset dan inovasi serta inkubasi start up  yang ada di Telkom University, yakni Bandung Techno Park. Dari situ, ia berharap bisa mencetak mahasiswa menjadi lulusan Telkom University yang mampu menjadi entrepreneur dan membuka lapangan pekerjaan, tak hanya menjadi pekerja setelah lulus nanti.

 

Sebelumnya, Adiwijaya sempat diberi amanah untuk memimpin Bandung Techno Park dan membuahkan hasil. Pada 2017 Bandung Techno Park mendapatkan award Widya Kridha sebagai lembaga penguatan inovasi terbaik dari Kemenristekdikti. Karena keberhasilannya itulah, ia kemudian diberi amanah baru untuk memimpin Telkom University.

 

Menyusul Bandung Techno Park, pada 2018 Telkom University juga mendapatkan award Widya Padhi, yaitu sebagai perguruan tinggi dengan inovasi terbaik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan entrepreneurship oleh Telkom University telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah. Hingga saat ini, sudah lebih dari 30 startup yang diinkubasi di Telkom University, yang beberapa diantaranya sudah memilki omset miliaran rupiah.  Meski sibuk di bidang research dan entrepreneurship, Adiwijaya tak lupa memberi perhatian pada pendidikan. Saat ini Telkom University juga fokus dalam mengembangkan kurikulum, karena harus sejalan dengan perkembangan teknologi terkini, yakni Industry 4.0. “Dari sisi konten kurikulum, selain ada literasi teknologi, kami juga menambahkan literasi data dan literasi manusia. Sehingga, diharapkan lulusan kami kelak bisa menjadi orang yang siap berkembang dan beradaptasi seiring perubahan teknologi yang ada,” jelasnya dengan nada serius. 

 

Teknologi pembelajaran pun terus dikembangkan, salah satunya dengan memperkuat Center of e-Learning and Open Education (CeLOE) di mana nantinya mahasiswa bisa belajar kapan pun dan di manapun sesuai dengan kondisi generasi milenial saat ini.

 

Saat ini, akreditasi institusi untuk Telkom University dari BAN PT adalah unggul (akreditasi A).  Hal ini ditunjang oleh capaian  jumlah program studi yang telah terakreditasi A BAN PT  yang mencapai 71%, dan sebanyak 45% prodi sudah terakreditasi internasional (ABEST21, IABEE, dan ASIC). Hal itu menunjukkan bahwa Telkom University kini sudah mampu bersaing secara global. Yang juga membanggakan, Telkom University dinobatkan sebagai Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia berdasarkan pemeringkatan internasional, seperti Webometrics, Scimago Ranking, dan 4ICU UniRank. “Artinya itu adalah sebagai modal awal dan Insyaallah kami bisa berbuat lebih baik lagi ke depannya,” ia berkata dengan penuh keyakinan.