Hotelier

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 December 2018

Naskah: S.H. Albari Foto: Sutanto

Ditakdirkan sebagai General Manager (GM) disebuah hotel berbintang adalah impian Sutan Aulia Masjhoerdin sejak kecil. Tak ada yang menyangka karena ketekunan dan kesabarannya dalam bekerja di dunia perhotelan, seiring berjalannya waktu, ia sudah menggenggam jabatan GM di Aston Priority Simatupang Hotel & Conference Center.

 

Jabatan itu bukan hanya sekedar isapan jempol. Namun, ia buktikan dengan pola pikir baru dan kerja nyata. Terbukti, Hotel Aston kini bisa meraih pendapatan tertinggi di antara kompetitornya di sepanjang jalan Simatupang, Jakarta Selatan. ‘Puji syukur Alhamdulillah’ adalah kalimat pertama yang dilontarkan Aulia untuk menandakan rasa terima kasihnya kepada Tuhan atas posisinya saat ini. Ketika ditemui Men’s Obsession di wilayah kerjanya, Aulia terlihat sangat sibuk melakukan pengecekan di lobi hotel. Ia seolah ingin memastikan semua pelayanan untuk semua tamu bisa berjalan lancar, mengingat kondisinya hujan lebat. Ia tidak ingin tamunya merasa tidak nyaman karena percikan air hujan bisa menyebabkan lantai hotel menjadi licin. Baginya, keselamatan dan kenyamanan para tamu adalah prioritas utama yang harus dijaga karena kepuasanlah yang pada akhirnya membuat mereka kembali.

 

Ilmu manajemen dalam mengelola hotel perlahan sudah ia pelajari saat Aulia bekerja sebagai seorang cleaner hotel dan juga waiter di Australia. Ya, pria berdarah Padang ini memang lahir dan dibesarkan orang tua di Negeri Kanguru. Meski lahir di negara maju, bukan berarti hidup Aulia serba mewah. Ia hidup bersama orang tuanya yang bekerja di kantor KBRI Australia. Namun, saat ia berusia 16 tahun ayahnya meninggal. Karenanya, untuk bisa hidup mandiri, ia harus bekerja sebagai seorang waiter di sebuah resto di Kota Canberra. Aktivitas itu dilakukan sejak sekolah SMA sampai selesai kuliah.

 

Ia mengambil jurusan manajemen dan perhotelan. “Pas saya sudah selesai kuliah, saya pergi ke Sydney. Saya sempat bekerja di Pizza Hut. Jabatan terakhir saya dulu sampai asisten manajer, tetapi saya merasakan lama-lama ko begini-begini saja kaya ada rasa bosan. Akhirnya, saya diminta balik ke Jakarta untuk bekerja di Indonesia,” ujar Aulia mengawali kisah perjalanannya membangun karier di Ibu Kota Jakarta. Di Jakarta, Aulia mengawali kariernya dengan bekerja di Hotel Sahid Jaya pada tahun 90-an dengan menjabat sebagai sales khusus embassy.

 

Hal ini tidak terlepas karena kemampuan bahasa Inggris yang dimilikinya. Dengan gayanya simpel dan enerjik, pria yang hobi dunia otomotif ini memang pandai berkomunikasi. Salah satu alasan yang buat dirinya betah di perhotelan adalah senang bertemu banyak orang dengan beragam karakter. Untuk itu, kemampuan bahasa menjadi syarat utama dalam berkomunikasi. Sebelum akhirnya bekerja di Aston, Aulia sempat bekerja juga di perusahaan bidang logistic dan security, seperti TNT, UPS dan Securicor dibagian Corporate Sales dan Business Development. Pada 2002, Aulia mulai bekerja di Aston Sudirman. Selama enam bulan pertama, ia langsung diangkat sebagai Asisten Direktur Sales. Lalu pada 2004 naik lagi menjadi Direktur Sales di Aston Rasuna. Karena kinerjanya bagus, cita-citanya sebagai general manager akhirnya terwujud. 

 

Ia dipercaya sebagai GM Aston Rasuna pada 2008. Kemudian, dipindah sebagai GM di Aston Simatupang pada 2016. Baginya, jabatan GM tidak ada artinya jika tidak ada team work yang solid dari semua jajaran karyawan hotel. “Semua punya peran dan andil dalam posisi saya saat ini,” ujarnya. Aulia mengungkapkan strategi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan adalah pelayanan serta inovasi. Ilmunya sebagai seorang sales tidak hanya berhenti pada kemampuannya menarik orang untuk menginap atau mengadakan kegiatan di hotel, tapi lebih dari itu, seorang sales harus bisa maintain kliennya sehingga orang merasa puas dan ingin kembali ke Aston. Semua karyawan juga diminta harus memiliki jiwa sales dengan memberikan pelayanan yang baik. Upaya itu rupanya cukup berhasil, di bawah kendali Aulia, opportunities Aston Simatupang untuk bisa berkembang maju yang awalnya hanya diprediksi mencapai 30-40 persen, kini ia berani mengatakan sudah mencapai angka 97 persen.

 

Meski hotel kini sudah banyak menjamur di Jakarta, Aulia tidak pernah merasa khawatir. Justru ia semakin tertantang untuk membuat Aston Simantupang semakin leading. Berbagai inovasi pun dilakukan. Utamanya dalam segi keamanan atau security. Aston juga tidak hanya fokus pada penginapan kamar hotel. Namun, hotel berbintang empat ini juga sudah menyediakan 12 ruang meeting dan ballroom. Diakui Aston Simatupang kuat dalam sisi penyewaan ruang meeting dan ballroom. 

 

Ke depan, ia berencana menambah lagi berbagi fasilitas pendukung agar Aston semakin kokoh berdiri. Di balik kesuksesannya itu, Aulia sangat terbuka kepada seluruh karyawan dengan memberikan kesempatan agar mau belajar menjadi lebih baik. Semua katanya, punya peluang untuk bisa naik ke posisi lebih tinggi asal ada tekad dan semangat yang kuat. Upaya itu dilakukan salah satunya dengan memberikan pendidikan bahasa Inggris secara gratis kepada seluruh karyawan. Seperti yang disampaikan di awal, bekerja di hotel kemampuan bahasa menjadi modal utama bagi karyawan. “Prinsipnya saya ingin maju bersama-sama. Seperti yang saya bilang kita ini team work. Kalau perusahan maju yang merasakan untungnya bukan hanya saya, tapi semua. Begitu juga kalau rugi, kita semua kena,” tandasnya.

 

Yang menarik dari seorang Aulia adalah ketika impiannya saat kecil menjadi seorang GM di hotel berbintang kini sudah terwujud, ternyata pria yang hobi traveling ini juga dalam benak hati masih tersimpan cita-cita yang belum terwujud, yakni ingin membangun hotel di Kota Padang tempat orang tuanya dilahirkan. Ia sendiri sebagai pemiliknya. Dengan segudang pengalaman dan prestasi yang sudah dicapai, ia sangat yakin impian membangun hotel akan terwujud.