Anies Baswedan, Ph.D Turun Tangan Menyalakan Pelita

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 06 June 2016

Naskah: Suci Yulianita/Sahrudi, Foto: Sutanto

Tak salah jika Presiden Joko Widodo menempatkannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bukan hanya karena ia lahir dari keluarga pendidik, tapi hampir separuh hidupnya ia abdikan untuk pendidikan dan pembangunan budaya generasi muda. The right man on the right place, begitulah Anies Baswedan.

 

Kiprahnya di dunia pendidikan memang tak diragukan lagi. Ia sudah mengasah kepeduliannya terhadap dunia itu, jauh sebelum menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bagi Anies, bergiat  memajukan dunia pendidikan bukan sekadar menjalankan tugas, tapi juga passion.


Karena itu, ketika banyak orang sibuk meributkan kompleksitas persoalan dunia pendidikan dengan segala macam dalih, ayah 4 anak ini justru lebih memilih bergerak untuk mengambil peran ikut membangun dunia pendidikan itu sendiri. Seperti kalimat bijak yang kerap ia kutip, “jangan mengutuk kegelapan, tapi mari menyalakan pelita”.


Gerakan Indonesia Mengajar yang dia cetuskan pada 2010 adalah obsesinya yang tulus dalam membangun dunia pendidikan nasional. Sebuah gerakan yang bekerja mengirimkan anak-anak muda terbaik bangsa untuk mengajar di Sekolah Dasar (SD) di daerah terpencil. Program mulia yang ditujukan untuk mengisi kekurangan guru berkualitas dan menjadi wahana kepemimpinan anak-anak muda terbaik agar memiliki kompetensi global dan pemahaman akar rumput.


Ia tidak ingin menghadapi kerumitan dunia pendidikan dengan berkeluh kesah, menyalahkan negara dan menuding pemerintah. “Kita harus gulungkan lengan baju dan berbuat sesuatu. Saya mengajak kita semua untuk turun tangan. Libatkan diri kita untuk mempersiapkan masa depan republik,” begitu pesannya.


Ketika ditunjuk sebagai menteri yang mengurusi masalah pendidikan dan kebudayaan, mantan Ketua Komite Etik KPK dan Rektor Universitas Paramadina ini seperti melihat sebuah ‘jembatan emas’ yang harus dia lewati untuk menjawab berbagai masalah yang membelit dunia pendidikan seperti soal variasi kualitas guru dan distribusi guru serta infrastruktur pendukung pendidikan. Inilah ikhtiar seorang Anies untuk melunasi salah satu janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa.


Ia ingin “Nyalakan Pelita, Terangkan Cita-cita” anak-anak Indonesia sebagai mana tema keriaan Hari Pendidikan Nasional tahun 2016. “Kita ingin pendidikan benar-benar berperan sebagai pelita bagi setiap anak Indonesia yang akan membuatnya bisa melihat peluang, mendorong kemajuan, menumbuhkan karakter, dan memberikan kejernihan dalam menata dan menyiapkan masa depannya,” tegasnya.


Menjelang 2 tahun menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ia sudah melakukan banyak langkah dan gebrakan. Selain Program Indonesia Pintar, Anies juga membuat kebijakan untuk melibatkan partisipasi publik dalam mengurus pendidikan dan kebudayaan. Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa ikut dan merasakan terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Karena, pendidikan dan kebudayaan sebagai sebuah gerakan jelas membutuhkan keterlibatan publik, mulai dari mengurusi sampai mencari solusi terhadap setiap tantangan yang dihadapi. Ia juga melakukan sebuah inovasi monitoring pendidikan yang dinamakan ‘Neraca Pendidikan Daerah’.