Kiprah Terbaik BUMN

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 04 April 2016

Naskah: Sahrudi, Foto: Dok PERURI

Di usianya yang semakin matang, semangat untuk tetap leading sebagai BUMN pencetak uang dan surat berharga tetap membara. Begitulah kiprah Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) yang saat ini terus bertransformasi untuk menghadapi tantangan bisnis yang kian dinamis.

 

Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada 2015 tidak boleh dianggap remeh. Segenap pimpinan dan staf Peruri sudah memahami itu dan siap memasuki sebuah era yang bertujuan untuk menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi. Kesiapan Peruri tersebut tak lepas dari upaya transformasi yang terus menerus dilakukan oleh Perusahaan negara ini. Karena itu, bagi Peruri MEA merupakan momentum tepat untuk menggenjot transformasi holistik di segala bidang.


Dengan terus berubahnya lingkungan bisnis, Direktur Utama Peruri, Prasetio mencanangkan program transformasi perusahaan. Transformasi ini kemudian dibagi ke dalam empat tahapan, yaitu transformasi sumber daya manusia (SDM), bisnis, struktur dan sistem serta kultur atau budaya. Transformasi perusahaan dipandang sangat penting untuk menggugah dan mengajak karyawan segera berubah dari comfort zone menuju ke dynamic zone yang lebih kompetitif.


Transformasi SDM jadi pilihan utama untuk dijalankan. Alasannya sederhana, jika kualitas SDM baik secara skill, kompetensi maupun semangatnya, maka transformasi lainnya akan berjalan dengan baik pula. Sejauh ini skill dan kompetensi SDM cukup memadai untuk menjalankan bisnis security printing. Tetapi menyongsong berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kompetensi “cukup” saja tentunya masih kurang.


Langkah berikutnya adalah transformasi bisnis. Empat pilar bussiness roadmap dan lima inisiatif strategi jadi fokus manajemen. Empat Pilar itu terdiri dari pengembangan core business berupa pertama, portofolio uang, kedua non uang (pita cukai, paspor, buku tanah, meterai dan dokumen sekuriti lainnya) yang mampu mengadaptasi berbagai perkembangan fitur sekuriti, ketiga tren teknologi yang sesuai kebutuhan pelanggan, keempat pengembangan digital business dan non core dalam bentuk optimalisasi aset properti agar produktif. Empat Pilar itu dilengkapi dengan lima Inisiatif Strategi, yaitu pengembangan core business, new wave, non core yang didukung oleh pengelolaan dengan didasarkan kepada prinsip-prinsip Compliance and Good Corporate Governance (GCG) serta transformasi perusahaan berkelanjutan.