Braman Setyo Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Untuk Koperasi, Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (LPDB-KUMKM) ‘Dokter’ Koperasi Dan UMKM

Oleh: Iqbal Ramdani () - 15 August 2018

Bukan Braman Setyo namanya kalau tak memiliki segudang ide. Penghobi golf di kala senggang ini boleh dibilang sarat pengalaman soal menggiatkan koperasi dan UMKM. Ketika dirinya didapuk sebagai Kepala Dinas KUMKM Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sektor KUMKM berkembang pesat. Saat itu, gagasan Braman Setyo kepada Gubernur Jatim, Pakde Karwo (sapaan akrab Soekarwo), untuk membentuk koperasi sebanyak-banyaknya disambut baik Pakde Karwo dan menantangnya untuk mengembangkan koperasi di seluruh daerah di Jatim. Dan Braman berhasil menjawab tantangan itu dengan membentuk 8.500 koperasi baru sepanjang 2008-2009. Ide cemerlang lainnya digulirkan Braman Setyo. Pada tahun 2008, ia merancang sebuah klinik koperasi dan UMKM di 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jatim. Klinik ini berfungsi memberikan solusi bagi koperasi yang terkendala dalam masalah pembiayaan, pemasaran dan sumber daya manusia (SDM). Klinik inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Koperasi dan UMKM. 

 

Buah pemikiran Braman Setyo sontak mendongkrak prestasi Jawa Timur. Oleh sejumlah kalangan dan media menyematkan sebutan “Provinsi Koperasi” bagi provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut. Dan imbasnya, Braman Setyo, disebut-sebut sebagai pejabat daerah yang sukses memajukan koperasi dan UMKM di Jawa Timur. Kesuksesan Braman Setyo dalam memajukan sektor koperasi dan usaha mikro kecil menengah di Jatim telah mengantarnya ke pemerintah pusat. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Syarief Hasan pada 2011 mengangkatnya menjadi Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM.

 

Ia adalah penanggung jawab program 100.000 Koperasi Modern. Dengan program itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat menengah ke bawah melalui koperasi dan UKM bisa dimaksimalkan. Hal itu merupakan terobosan di dunia Koperasi dan UKM, mengingat saat ini telah memasuki era globalisasi dan pasar bebas. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jember (Unej) ini juga konsen untuk mengoptimalkan peranan KUKM dalam meningkatkan produksi-produksi usahanya. Misal: untuk meningkatkan produksi beras, koperasi bisa berperan sebagai distributor pupuk ke petani. Saat ia diamanatkan menjadi Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha KUKM tahun 2013, Braman Setyo bermimpi koperasi Indonesia bisa go internasional dan menjadi soko guru perekonomian nasional melalui dua program strategis yang dirancang, yaitu PLUT KUMKM dan Hak Cipta Online. Sebelum hijrah ke LPDB-KUMKM, Braman membuat dua terobosan di bidang pembiayaan mikro saat dipercayakan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menjadi Deputi Bidang Pembiayaan. Ia mendorong koperasi menjadi salah satu lembaga penyalur kredit usaha rakyat (KUR) untuk pertama kalinya di Indonesia, yang selama ini hanya didominasi oleh perbankan. Dua koperasi yang dimaksud, yaitu Kospin Jasa dari Pekalongan dan Koperasi Obor Mas dari NTT. 

 

Selaku kuasa pengguna anggaran (KPA), Braman Setyo juga memperjuangkan turunnya suku bunga kredit (KUR) sebagai upaya untuk menggerakan ekonomi arus bawah, dari sebelumnya bunga KUR sempat berada pada level 22 persen, lalu turun menjadi 12 persen, dan awal tahun 2016 menjadi sebesar 9 persen. Penurunan bunga KUR merupakan bentuk kepedulian terhadap para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. Pemberdayaan terhadap pelaku koperasi dan UKM merupakan prioritas yang dilakukannya Braman hingga saat ini. Saat ini, sebuah terobosan Braman Setyo patut ditunggu. Terobosan yang sejatinya telah diutarakan sejak kali pertama ia didapuk sebagai Dirut LPDB-KUMKM. Apa itu? Penerapan financial technology (Fintech). Ya, ide ini bergulir untuk mendongkrak penyaluran. Melalui Fintech, Braman Setyo berharap penyaluran dana bergulir akan semakin mudah dijangkau, sehingga lebih banyak KUMKM dapat memanfaatkannya. Selain secara konvensional, nantinya penyaluran dana bisa juga dilakukan melalui Fintech.

 

“Sudah ada enam vendor yang siap bekerja sama dengan LPDB untuk mengembangkan program ini. Penggunaan Fintech akan diuji-cobakan pada Oktober
atau November tahun ini. Insya Allah, kami berharap nantinya setelah diuji-cobakan, Fintech akan bisa digunakan mulai awal tahun 2019,” ucap Braman Setyo penuh keyakinan. Dengan Fintech maka proses assessment penyaluran LPDB untuk KUMKM dilakukan secara online tanpa tatap muka, agar lebih efisien dan efektif. Ke depannya, LPDB juga akan menyiapkan aplikasi berbasis web dan mobile apps untuk pengajuan dana bergulir LPDB. Termasuk membangun Sistem Informasi Mitra untuk KUMKM, sehingga lancar pembayaran cicilannya dan kualitas debitur akan termonitor.

 

Selain menggagas inovasi Fintech, Braman juga akan melakukan modernisasi terhadap LPDB-KUMKM. Modernisasi dilakukan terhadap tata kelola (sistem), teknologi informasi serta LPDB-KUMKM akan bekerjasama dan berkoordinasi dengan instansi-instansi dan lembaga-lembaga serta stakeholder yang ada di daerah. Antara lain kerja sama dengan Dinas Koperasi di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, Dirjen Kekayaan Negara (DKJN) Kementrian Keuangan, Disdukcapil Kementrian Dalam Negeri, dan lembaga penjamin. Kerja sama dengan Dinas Koperasi daerah diharapkan memberi rekomendasi koperasi berkinerja baik. Dengan DKJN.

 

Karena lembaga ini mempunyai perangkat yang dapat menagih dan menyita kekayaan mitra usaha bermasalah. Sedangkan dengan Kejaksaan Agung dengan perangkatnya Kejaksaan Tinggi di tingkat provinsi, dapat mewakili LPDB untuk menuntut mitra usaha bermasalah ke ranah pengadilan. Braman berharap seluruh mitra LPDB harus menyesuaikan diri dengan transformasi teknologi yang diterapkan dalam menyalurkan dana bergulir. “Mau tidak mau, mereka yang harus berbenah ke arah itu. Semua lembaga keuangan sudah menuju ke arah ekonomi digital. Bahkan, dengan melalui digital akan mengurangi cost bagi koperasi yang bersangkutan, tanpa harus bolak-balik datang ke Jakarta,” tandas Braman Setyo.