CFO TANGGUH

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 25 September 2013

Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto

 

Di tengah krisis ekonomi dan terpuruknya bisnis batu bara di Indonesia, PT Bukit Asam (Persero) mampu menunjukkan kinerja yang gemilang. PTBA berhasil mempertahankan performa membanggakan dengan strategi dan terobosan-terobosan yang dilakukan para superteam di balik PTBA. Satu di antaranya adalah Achmad Sudarto, sang Chief Finance Officer PTBA yang berjibaku bersama jajaran direksi lainnya mendongkrak kinerja PTBA.   

 

Ya, Achmad Sudarto adalah sosok tangguh dan pekerja keras yang mengawali karier di PTBA sejak 19 tahun silam. Selama bekerja, ia tak pernah menolak tugas, apapun pekerjaan dilakukannya meski tak sesuai dengan latar belakang pendidikannya sekalipun. Perjalanan kariernya di PTBA mencatat, ia termasuk karyawan yang sering dimutasi di lintas divisi, antara lain di bagian administrasi perusahaan, akuntansi, treasury, sekretaris perusahaan, hingga bagian IT yang jauh bertolak belakang dari latar belakang pendidikannya, S1 Akuntan dan Magister Management di Universitas Sriwijaya.


Dalam bekerja, Achmad Sudarto memang memiliki semangat tinggi untuk terus belajar mengembangkan diri. Ia memiliki motto ‘Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja Ikhlas’. “Jadikan kerja sebagai ibadah, maka kita akan mendapat dua hal, pertama adalah pahala dan kedua mendapat gaji. Tapi kalau kita tidak ikhlas dalam bekerja, yang kita dapatkan hanya gaji saja,” katanya. Selain itu, kolektor bola golf dan miniatur mobil ini, juga selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk perusahaan dengan prinsip nothing to lose dalam mengemban pekerjaannya. Hal itu semata-mata karena ia menyadari bahwa jabatan yang diembannya itu merupakan amanah dan titipan dari Sang Kuasa.


Kesuksesan yang diraih Achmad Sudarto tak lepas dari peran orangtua yang sejak kecil mengajarkan nilai-nilai kejujuran dalam hidupnya, serta yang selalu mendoakannya. Ayahnya adalah seorang tukang becak yang berani mengadu nasib keluar pulau Jawa untuk meraih kehidupan lebih baik. Dengan kerja keras, berawal dari tukang becak, kemudian cleaning service, terus meningkat hingga menjadi PNS dan bendahara di sebuah RS di kota Palembang. Semangat, kejujuran dan kerja keras ayahnya itu yang selalu diingatnya, dan menular hingga mendarah daging pada jiwa Achmad Sudarto. “Ayah saya itu pekerja keras, jujur dan sederhana dan pesan itu yang selalu beliau tanamkan pada saya,” ia mengenang sosok almarhum ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca.