Ismed Hasan Putro, Sang "Pendobrak"
Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 10 October 2014
Kebiasaannya berinteraksi dengan sejumlah tokoh politik intelektual dan jiwa pergerakkan yang tetap menyala dalam dirinya, membuat mantan aktifis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini tampil sebagai sosok professional yang berjiwa aktifis. Sikap kritisnya tetap bergelora saat melihat ketidakberesan. Seperti misalnya ketika pemerintah menaikkan harga BBM, tarif telepon dan tarif dasar listrik (TDL) secara bersamaan di tahun 2005, Ismed pun ‘gusar’. Ia melihat dan menilai ini adalah sebuah kezhaliman. Salah seorang rekannya, Benny Soetrisno yang pengusaha tekstil mengajaknya berdemo menentang kenaikkan itu. “Waktu itu kan sudah ada perwakilan dari buruh, sudah ada perwakilan dari pengusaha yaitu KADIN, kemudian sudah ada perwakilan dari pengusaha muda HIPMI, ada Apindo, pekerjanya sudah ada, pengusaha sudah ada, tapi profesionalnya belum ada. Kemudian kami buatlah gerakan Masyarakat Profesional Madani (MPM) kumpulan kalangan prefesional yang merupakan mantan aktivis mahasiswa tahun 80-an alumnus ITB, UI, UGM, UNHAS, STAN, beberapa perguruan tinggi lain antara lain mereka adalah Ito Warsito (Direktur Utama Bursa Efek Indonesia), Sukmawati Syukur (Direktur Utama Jakarta Monorel), Ryan Kirianto (Ekonom Bank BNI), Dandossi Matram (Pengamat Pasar Modal) , Djoko Retnadi (Ekonom Bank BRI), dan masih banyak yang lain.