Tough Company

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 17 May 2014
Naskah: Sahrudi/dari berbagai sumber, Foto: Dok. BRI

Tanggal 28 April 2014 menjadi momentum prestisius bagi sejarah perbankan nasional dengan ditandatanganinya perjanjian antara PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Space Systems/Loral, LLC dan Arianespace di Gedung BRI 1, Jakarta yang menandai kepemilikan satelit oleh BRI. Ya, BRI telah memiliki satelit sendiri bernama BRIsat sebagai bagian dari Business Continuity Plan (BCP) dan kebutuhan untuk me-mitigasi risiko operasional dengan menerapkan sistem redudansi, sebagai sebuah langkah penting dalam rangka menjaga keberlangsungan operasional layanan sebagaimana disyaratkan oleh otoritas perbankan. Ini juga merupakan langkah prestisius dalam meningkatkan kinerja khususnya dalam menjangkau nasabah hingga ke pelosok Tanah Air.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyaksikan penandatanganan tersebut memberikan apresiasi yang tinggi atas pencapaian itu. Ini menjadi tonggak sejarah yang penting, karena BRI adalah pertama di dunia yang memiliki satelit sendiri. Satelit ini pasti berguna untuk bisnisnya, dengan teknologi ini diharapkan daya saing perbankan bisa meningkat dan semua masyarakat bisa terlayani dengan baik, puji Presiden SBY.

Dari sisi penghematan, dengan memiliki BRIsat, bank milik negara ini akan mendapatkan banyak keuntungan dan penghematan hingga Rp 250 miliar per tahun. Selama ini, menurut Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, untuk keperluan komunikasinya BRI harus merogoh anggaran per tahun hampir Rp 500 miliar. Diperkirakan, dengan membeli satelit nanti bisa tinggal Rp 200 miliar atau Rp 250 miliar per tahun. Jadi menghematnya Rp 250 miliaran, kata Dahlan.