Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, M.M., M.Si (Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama))

Oleh: Syulianita (Editor) - 20 June 2023

Tukang Sapu Jadi Profesor

Pewancara: Giatri & Indah Naskah: Giatri & Sahrudi Foto: Sutanto/Istimewa

Seorang budayawan besar Indonesia, A.A. Navis pernah menulis bahwa, “Kehidupan ini tidak lepas dari sebab dan akibat yang telah digariskan oleh takdir. Takdir telah ditetapkan pula oleh Tuhan atas umatnya. Tapi, hukum takdir bukanlah untuk menyuruhnya menyerah kalah, tapi berjuang.” Apa yang ditorehkan sastrawan Angkatan 1950-1960, ini tampaknya tepat ditujukan kepada perjalanan karier dan hidup Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, M.M, M.Si. Betapa tidak, ketika takdir membawanya menjadi seorang tukang sapu ia tak menyerah kalah, tapi terus berjuang meningkatkan kualitas hidup dan kemampuannya sampai kemudian takdir pun menjelmakannya sebagai seorang profesor hingga kemudian menduduki jabatan Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Ya, pria kelahiran Klaten 15 Juni 1967 ini merupakan sosok yang tangguh menghadapi berbagai permasalahan internal maupun eksternal, serta globalisasi yang berkembang saat ini.

Ketika merantau ke Jakarta tahun 1985 ia mengawali kariernya sebagai tukang sapu dan hanya berbekal ijazah SMP. “Saya bekerja di Yayasan Gembala Baik Jatinegara Jakarta Timur sebagai tukang sapu dan tukang kebun,” ia memulai cerita. Dalam menjalani kariernya sebagai tukang sapu ketika itu, Paiman mengaku sering mendapat cobaan hidup yang luar biasa. Ia kerap direndahkan karena keadaan. Tapi hal ini tidak membuat Paiman frustasi dan menyerah, malah justru membuat semangatnya untuk mengubah nasib menjadi lebih baik. Saat itu ia bercita-cita ingin melanjutkan sekolah ke jenjang SLTA. Usai mendapat izin dari tempatnya bekerja, Paiman pun melanjutkan sekolah di STM Budhaya Matraman Jakarta Timur. Setelah lulus STM, Paiman diangkat menjadi tenaga pengamanan (Satpam) di Yayasan Gembala Baik. 

Karena Paiman adalah sosok yang haus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas keilmuan dalam dirinya, ia mulai mencari cara agar di sela-sela waktu kerjanya sebagai Satpam bisa meneruskan kuliah. “Akhirnya saya pilih shift malam dalam tugas saya sebagai Satpam. Agar siangnya dapat melanjutkan kuliah,” kenangnya. Keinginan tersebut terwujud. Pada tahun 1990 Paiman Raharjo kuliah di FISIP Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) mengambil Program Studi (Prodi) Ilmu Administrasi Negara dan lulus tahun 1994.

Tak sampai disitu, ia melanjutkan mengambil pasca sarjana. Tahun 1997 Paiman lulus Magister Manajemen. Ia kemudian diterima menjadi dosen di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) sejak tahun 1997 dan diangkat sebagai dosen tetap FISIP UniversitasProf.Dr. Moestopo (Beragama) pada tahun 1999. Di tahun 2003 mantan Tenaga Ahli Baleg DPR RI ini meraih Magister Administrasi Publik. Sampai kemudian tahun 2012 akademisi yang pernah menjadi konsultan di Kementerian Koordinasi Polkam RI dan Kementerian Sosial RI ini berhasil mendapatkan gelar Doktor untuk Program Administrasi Publik di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Kapasitas Paiman sebagai pendidik semakin mumpuni di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Setelah dipercaya sebagai Kepala Prodi Administrasi Negara FISIP ia kemudian menjadi Wakil Dekan FISIP lalu menjadi Sekretaris Program Pasca Sarjana, dilanjutkan jabatan Direktur Program Pascasarjana. Sampai kemudian Paiman yang sukses meraih Profesor ditunjuk menjadi Plt. Rektor hingga kemudian menjadi rektor difinitif di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta. Dalam kepemimpinannya, Universitas ini meraih banyak pencapaian kualitas dan kuantitas di bidang akademik maupun non akademik.

Ada yang menarik dari sosok Paiman. Di sela-sela menjadi pengajar, Paiman juga membangun usaha melalui berwiraswasta dengan membuka beberapa usaha seperti percetakan, pengetikan dan foto copy, restoran, biro travel, membuka kost-kostan, properti dan bisnis lainnya. Tak heran jika selain sukses sebagai akademisi ia juga mumpuni sebagai pebisnis.

Prestasi Besar dalam Setahun

Dunia pendidikan di Indonesia sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga peran perguruan tinggi yang unggul dan berkualitas pun sangat penting keberadaannya. Peran perguruan tinggi yang unggul dan berkualitas tak luput dari peran pemimpin perguruan tinggi. Pemimpin tertinggi perguruan tinggi adalah rektor, sehingga peran rektor dalam membangun perguruan tinggi yang unggul dan berkualitas sangat penting keberadaannya. Di tahun 2023 ini, sosok rektor yang tangguh menghadapi tantangan global saat ini satu di antaranya adalah Prof. Dr. H. Paiman Raharjo., M.M.,M.Si Rektor Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama).

Paiman Raharjo adalah figur rektor yang memiliki ide gagasan dan inovatif yang luar biasa. Terbukti dalam kepimimpinannya yang baru 1 tahun, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) telah melahirkan banyak pretasi seperti mempertahankan akreditasi unggul atas Prodi yang ada, melahirkan program Doktor Administrasi Publik, tercapainya akreditasi internasional ISO 9001 dan meningkatnya penerimaan jumlah mahasiswa baru. Paiman Raharjo dalam pengabdiannya juga berjasa besar dalam memperjuangkan Mayjen TNI Purn. Prof.Dr. Moestopo sebagai pahlawan nasional, serta lahirnya jalan Prof. Dr. Moestopo di Jakarta, dan lahirnya kawasan Moestopo di komplek wilayah Jalan Hang Lekir, Jakarta Selatan. Ia juga memperjuangkan Kampus Moestopo memperoleh penghargaan sebagai kampus swasta peraih penghargaan inklusivitas keberagaman agama dari Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities (ASIC) Inggris.

Selain banyak menerima penghargaan (lihat box), Paiman Raharjo juga merupakan rektor yang tegas dan pemberani namun demokratis. Hal itu terbukti ketika ia berhasil menyelesaikan demo mahasiswa selama sembilan bulan pada tahun 2019 ketika Paiman masih menjabat sebagai Pj. Rektor. Kisah perjalanan hidup dan karir Paiman Raharjo sempat dibukukan dalam buku yang berjudul “Si Tukang Sapu Jadi Profesor dan Miliarder” serta dituangkan dalam judul lagu yang berjudul “Si Tukang Sapu Jadi Profesor”

Kisah ketangguhan dan perjuangan paiman Raharjo ini diharapkan bisa menjadi inspirasi maupun motivasi bagi para generasi muda yang masih bingung menentukan arah perjuangan hidupnya.