Dr. Anggawira., M.M., M.H, Tumbuh Bersama Untuk Bangsa

Oleh: Syulianita (Editor) - 03 October 2022

HIPMI Seperti Ekosistem Bagi Generasi Muda

Ramah dan familiar, begitulah Anggawira saat menerima kru Men’s Obsession di ruang kerjanya yang tertata apik. Banyak hal ia sampaikan dalam wawancara di sore itu. Mulai dari soal peran pemuda dalam dunia entrepreneur hingga soal umum yang ternyata sangat ia pahami. Berikut petikan wawancara kami.

 

Bisakah Bapak menjelaskan perjalanan karier sampai saat ini?

Saya hobi berorganisasi sejak mahasiswa menjadi aktivis. Sebagai sulung dari tiga bersaudara, saya sekaligus menjadi kepala keluarga, karena ditinggal oleh ayahanda. Setelah lulus kuliah di IPB dengan nilai akademik baik, saya sempat bekerja di salah satu perusahaan minyak internasional. Dua tahun saya bekerja di perusahaan yang sangat rigid tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti karena merasa kurang sesuai passion. Saya lalu sempat bekerja serabutan, dan part time membantu project para senior hingga jadi tenaga ahli kurang lebih 2-3 tahun sambil tetap aktif berorganisasi, terutama di organisasi yang basisnya pertanian, seperti HKTI dan Dewan Tani. Dari aktivitas organisasi tersebut saya mendapatkan banyak peluang. Pada tahun 2006 saya buat perusahaan CV yang bergerak di bidang perdagangan, menangani proyek-proyek supplier di kementerian dan lembaga mulai dari nilai-nilai kecil. Seiring perjalanan waktu, bisnis mengalami up and down dan melalui berbagai opportunity. Sekarang boleh dibilang bisnis saya variatif, tapi lebih banyak di bidang energi, seperti infrastruktur LNG, kapal untuk angkutan batu bara, hingga tambang. Walaupun ada pula bidang jasa pengelolaan perkantoran serta digital komunikasi. 

Pada 2007 barulah saya diajak bergabung masuk ke HIPMI Jaya. Sampai saat ini, saya sudah 15 tahun menjadi anggota, mulai dari anggota biasa hingga masuk ke dalam kepengurusan BPP HIPMI zaman Ketum Erwin Aksa, Raja Sapta Okto, Bahlil Lahadalia dan Mardani Haji Maming.

Latar belakang akademisi dan aktivis, ilmu apa yang ingin Bapak sampaikan kepada khalayak?

Saya mempunyai filosofi bahwa dalam hidup ini kita harus terus belajar. Sekarang saja saya berstatus masih mahasiswa fakultas hukum S1. Proses belajar saya anggap sebagai sebuah proses yang tidak pernah berhenti, saya jalani baik secara formal maupun informal. Alhamdulillah, saya sudah meraih gelar akademi Doktor Ilmu Manajemen dari Universitas Negeri Jakarta dan Master juga di bidang keuangan dan hukum. Secara akademis juga saya memiliki pangkat akademik sebagai rektor kepala. Mudah-mudahan tidak lama lagi, satu atau dua tahun ke depan bisa menjadi guru besar. Saya sehari-hari juga masih ada tanggung jawab untuk mengajar di beberapa kampus, sebagai bagian dari passion dan pengabdian saya.

 

Seperti apa Bapak melihat peran generasi muda dalam berbisnis saat ini?

Indonesia perlu banyak entrepreneur atau pengusaha ke depannya, karena itulah tantangan kita ketika masuk bonus demografi. Dengan jumlah penduduk yang besar dan sumber daya alam yang cukup, tentu diperlukan subjek-subjek untuk mengoptimalisasi sumber daya alam yang kita miliki tersebut untuk memberikan nilai tambah. Sekarang ini kalau melihat dari database, jumlah pengusaha kita masih sekitar 3,2%, padahal idealnya sebagai negara maju harus lebih dari 10%. Harapannya sebenarnya banyak insentif yang diberikan pemerintah seperti kemudahan berusaha maupun dukungan dari perbankan keuangan. Saya pikir anak muda sekarang pilihannya harus menjadi pengusaha, karena peluangnya besar, sehingga sayang kalau tidak dioptimalkan.

 

Tantangan BPP HIPMI, antara lain pengusaha daerah yang kalah terkait digitalisasi. Menurut Bapak apa yang telah dan harus dilakukan oleh HIPMI untuk menjawab tantangan tersebut terutama di era digital?

Pada era teknologi informasi dan era disrupsi di abad ke-21 ini bisa dibilang siapa yang menguasai informasi pasti bisa memimpin, punya kapasitas mengubah dan peluang ke depan. Sekarang ini ketika sumber informasi banyak sekali, tantangan bagi HIPMI adalah bagaimana bisa merecognize generasi muda agar dapat menyaring voice mana yang punya kebermanfaatan. Sebab, saat ini kanalkanal digital maupun aplikasi digital sudah banyak, tetapi tentu ada yang bermanfaat dan ada yang tidak. Jadi, kita harus mengedukasi mereka untuk bisa memaksimalkan informasi yang ada, lalu mengoptimalkan untuk membuat suatu peluang dan meningkatkan kapasitas diri. Itu adalah challenge. Dan saya yakin ini tidak bisa serta merta, perlu kolaborasi stakeholder yang lain, baik pemerintah, dunia usaha, maupun juga perguruan tinggi atau kalangan akademis. Agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan, bukan hanya di Pulau Jawa tapi juga di luar Jawa. Intinya ke depan kita harus ada penguatan sumber daya manusia.

Lebih ke arah penguatan SDM?

Ya, SDM. Negara yang berhasil ataupun negara yang maju pasti SDM-nya baik. Contohnya kita lihat Jepang dan Korea. Banyak juga negara yang SDA-nya bagus tapi SDM-nya tidak, akhirnya menjadi negara yang terpuruk. Jadi, menurut saya kuncinya adalah SDM. Seperti HIPMI pun sebenarnya kekuatannya dari sumber daya manusianya.

 

Apa yang menggerakkan hati Bapak untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum HIPMI 2022–2025?

Selama 15 tahun di HIPMI, saya diberikan banyak sekali peluang dan kesempatan aktif dalam organisasi ini. Bagi saya, HIPMI bagaikan sebuah ekosistem untuk bertumbuh. Mengapa akhirnya saya memutuskan maju dan berikhtiar di kontestasi HIPMI ini alasannya karena saya punya kecintaan terhadap organisasi ini. Organisasi HIPMI adalah seperti kapal besar, generasi muda bangsa Indonesia punya harapan. Dengan experience saya 15 tahun aktif di HIPMI, mudah-mudahan pengalaman saya bisa di-deliver menjadi program-program yang konkret untuk generasi muda di Indonesia. Karena kita harus menciptakan lebih banyak pengusaha lagi. Kalau bisa ke depan ketika saya memimpin kita bisa melahirkan satu juta pengusaha. Apalagi sekarang pemerintah punya program bumdes untuk di pedesaan yang pasti memerlukan para CEO andal. Harapannya semoga kita bisa lahirkan dan edukasi CEO-CEO baru di HIPMI.

 

Visi misi besar apa yang ingin Bapak perjuangan ke depan?

Karena HIPMI adalah organisasi kader yang mencetak para entrepreneur unggul, saya ingin menjadikan HIPMI sebagai sebuah ekosistem yang bisa membuat seseorang ini bisa bertumbuh. Anggaplah para anak muda diibaratkan sebagai suatu benih, jika ditempatkan pada ekosistem yang baik maka akan bertumbuh dengan baik juga. Benih haruslah disirami, dipupuk, dipaparkan sinar matahari yang cukup, dan diberikan gizi. HIPMI ini dijadikan ekosistem yang menyediakan hal-hal tersebut. Sehingga semua anak muda yang bergabung di HIPMI bisa punya kesempatan untuk bertumbuh lebih besar lagi.

 

Itu tagline Bapak untuk Tumbuh Bersama?

Ya. Kita harus Tumbuh Bersama, karena ini bagian dari kolaborasi, kita tidak bisa sendiri di era seperti ini. Maju bersama, tumbuh juga bersama. Kita harus mengajak semua stakeholder untuk bersama-sama berkolaborasi, sebab kita tidak bisa jalan sendiri.