Renaldi Husada (CEO Dana Darpa Group), Growing Passion In Business

Oleh: Syulianita (Editor) - 22 November 2021

Suka Pelihara Hewan Eksotis Sejak Remaja

Renaldi Husada sangat menyukai hewan eksotis. Tak heran kalau menyambangi rumahnya yang asri di Bandung, penuh dengan binatang kesayangannya. Mulai dari rusa totol asal India, Marmoset, hingga ikan purba. Ketika melangkahkan kaki masuk ke pekarangan rumahnya, mata kita sontak akan tertuju ke empat kandang besar yang dihuni oleh Marmoset. Masing-masing kandang ditinggali oleh sepasang hewan asal Brazil tersebut, bahkan di antaranya sudah ada yang beranak-pinak.

“Awalnya, hewan yang dijuluki New World Monkey ini tidak cocok dengan iklim di Indonesia, tetapi kami mengajari mereka untuk beradaptasi dengan baik dan saya bersyukur mereka dapat berkembang biak di penangkaran. Barubaru ini, ada yang melahirkan tiga ekor anak, adapula yang sedang hamil muda. Jadi, ini bukan lagi made in Brazil, tapi made in Bandung, hahaha,” ungkap Renaldi seraya tertawa.

Merawat hewan eksotis tersebut, sambung dia, tidaklah susah asalkan dilakukan dengan hati yang ikhlas, senang, dan sayang. Anggaran yang digelontorkan pun tidak mahal, karena makanan utamanya hanya jangkrik, pisang, bubur bayi, dan telor rebus. Setelah puas melihat tingkah lucu Marmoset, Renaldi pun mengajak kami ke kandang rusa. Terdapat 9 ekor rusa totol jenis axis-axis, jenis yang dapat kita temukan berkeliaran bebas di halaman rumput Istana Kepresidenan Bogor.

“Rusa asal India ini berkembang biaknya pesat sekali. Awalnya hanya 3, lalu menjadi 30 ekor. Banyak yang saya kasih ke teman-teman. Merawatnya pun mudah, seperti memelihara kambing. Yang penting asupan gizinya harus benar, kandang harus proper, dan kebersihan dijaga. Dalam sebulan juga ada kunjungan dokter 2 sampai 3 kali untuk melakukan kontrol,” papar founder dan owner Armor Genuine coffee and roastery ini.

Usai memberi makan rusa totol tersebut dengan wortel segar, Renaldi kemudian mengajak kami melihat ratusan ikan arwana jenis Super Red yang terbagi ke dalam empat mega tank di dalam huniannya.

Ikan Arwana ada banyak jenisnya, ujar Renaldi, antara lain Arwana Super Red yang banyak meraih hati penikmat ikan hias dari seluruh dunia. Dari keseluruhan jenis ikan lokal ini Arwana Super Red adalah yang memiliki kasta tertinggi. Dari segi tampilan saja sudah cukup menyita perhatian kita. Pantaslah kalau dia juga mendapat apresiasi harga yang fantastik di luar sana.

Bila kita melihat warna merahnya yang cerah, mata bulat besar, kumis serta sisik yang berkilauan bak seekor naga yang anggun ketika berenang, kita akan dibuat terpukau. “Super Red adalah ikonnya Arwana. Hewan asal Sungai Kapuas, Kalimantan Barat ini salah satu kebanggaan Indonesia. Saya memeliharanya sejak 15 tahun lalu dan tidak pernah menemukan yang persis sama. Bila diperhatikan dengan seksama, wujud antara ikan yang satu dan lainnya berbeda, ada yang pipih, dan ada yang lebih lonjong. Ini salah satu keistimewaannya. Bahkan, saya punya yang sangat unik. Karena tidak memiliki ekor, bentuknya jadi seperti mangkok,” imbuh dia.

Banyak sekali cerita tradisional yang mengisahkan bahwa ikan yang juga bisa disebut sebagai ikan naga dan termasuk ke dalam salah satu keluarga ikan tertua di dunia ini bisa memberikan keberuntungan bagi siapa pun yang merawatnya, karena memiliki bentuk yang menyerupai sebuah naga Tiongkok. “Kalau soal membawa keberuntungan, ya mudah-mudahan saja. Tetapi, alasan saya pelihara ikan ini karena keeksotisannya. Dengan memandangnya membuat hati dan pikiran tenang, bahkan bisa mendapat banyak inspirasi,” ucap dia. Usia Super Red milik Renaldi bervariasi mulai dari 5 hingga 20 tahunan lebih. Sebenarnya tidak sulit merawat ikan ini, sambung dia, selama kita mudah membuatnya beradaptasi, memastikan air tidak bermasalah, menjaga makanan dan kebersihan tempat tinggalnya, atau memerhatikan hal lainnya, seperti jumlah ikan dan pencahayaan aquarium. Dari segi pakan juga tergolong mudah didapat di negara ini, seperti jangkrik, udang, atau kodok untuk penggemukan. 

Renaldi tak menampik pernah mengalami hal yang menyedihkan karena kelalaian animal keeper-nya. “Dia lupa menutup keran, ketika saya matikan ikan sudah pada collapse. Saya langsung panggil dokter, ada yang selamat, tetapi ada yang lewat. Pokoknya kunci merawat ikan adalah filtrasi air,” tegas dia.

Menutup pembicaraan, Renaldi mengimbau kepada masyarakat, meski perawatannya mudah, tetapi jangan sembarang memelihara Arwana Kalimantan. “Karena dilindungi negara, jadi jangan asal membeli. Semua ikan yang saya miliki sudah bersertifikat dan ditanam chip,” pungkas dia.