Dr. H. Syariefuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A. (Wakil Ketua MPR RI)

Oleh: Syulianita (Editor) - 14 April 2021

"Kudeta PD, Mendegradasi Demokrasi"

Ada keprihatinan mendalam yang dirasakan Syarief Hasan ketika menyinggung soal kemelut yang terjadi di Partai Demokrat. Tapi, dengan semangat tinggi ia yakin bahwa keadilan dan kebenaran akan terwujud dengan tetap diakuinya Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) oleh pemerintah. Karena, perebutan atas partai politik yang sah dan legal adalah upaya mendegradasi demokrasi. Ia yakin, ini bukan persoalan Partai Demokrat melainkan persoalan demokrasi nasional.

“Terus terang saja ini adalah suatu pelanggaran yang menurut hemat saya sudah maksimal yang terberat. Tetapi lagi-lagi bahwa pelanggaran ini sebenarnya kalau itu adalah pelanggaran berat maka tentunya hanya ada satu opsi, mereka harus menyadari bahwa mungkin Partai Demokrat bukan tempatnya mereka. Tapi, memang Pak AHY sebagai ketua umum Partai Demokrat kan sudah mengeluarkan surat pemecatan kepada tujuh kader tersebut, dan saya pikir itu langkah yang tepat. Karena pertama ini adalah pelanggaran terberat,” ujarnya dengan nada suara serius.

Syarief tidak ingin perebutan partai politik yang sah dan legal dengan cara vulgar dan mengotori demokrasi itu tidak menjadi preseden buruk bagi kader-kader partai yang lain. “Kami tidak ingin hal itu menjadi contoh bagi kader lain. Kami ingin menciptakan kader yang betul-betul punya kompetensi, integritas, dan loyalitas pada partai. Saya pikir Partai Demokrat ini kami besarkan secara bersama-sama, tentunya tidak bisa diterima oleh akal sehat kalau tadinya dibesarkan bersama kok tiba-tiba ada yang ingin meruntuhkan partai ini. Kami akan berbuat yang terbaik untuk partai ini. Bagi mereka yang sudah tidak menjadi anggota partai tentunya kami mengharapkan lebih baik mereka berkiprah pada partai yang lain atau mendirikan partai lain, toh ini semua juga untuk kepentingan bangsa dan negara kan?” pesannya.

Kepada kader Partai Demokrat, Syarief berpesan untuk tetap solid bersatu membesarkan Partai Demokrat. “Jika dalam perjalanan ada gangguan, itu adalah suatu hal yang insya Allah dapat kami atasi. Semoga Tuhan akan selalu bersama kita untuk melihat kembali Partai Demokrat pada Pemilu 2024 sebagai pemenang,” ajaknya. Khusus kepada generasi milenial, Syarief Hasan mengharapkan untuk bersama- sama meningkatkan kepedulian kepada bangsa dan negara, bersama-sama dengan beberapa cara.

“Bagi milenial bisa dengan menata kembali untuk menuntut ilmu secara maksimal sembari improvisasi melakukan gerakan inovasi dan kreativitas, betul-betul bisa produktif sehingga pada saatnya nanti begitu selesai atau sebelum selesai pendidikan sudah menjadi seorang yang bisa menciptakan pekerjaan dan akan mendapatkan suatu rasa bangga pada diri Anda bahwa sudah memberikan kontribusi yang positif terhadap bangsa ini,” paparnya.

Tapi bagi generasi milenial yang punya impian dan tujuan bergabung partai politik, Syarief Hasan menegaskan bahwa Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY akan sangat terbuka. “Karena, Partai Demokrat adalah partainya kaum milenial,” pungkasnya.

 

"Me Time" itu Saatnya Berburu Buku

Di tengah kepungan teknologi dan hiburan instan, membaca buku adalah suatu kegiatan revolusioner. Kebanyakan orang lebih memilih mengisi waktu luangnya dengan liburan, karaokean, nonton, kuliner, belanja, dan lain sebagainya. Namun, Syarief Hasan berbeda, ia lebih memilih menikmati me time-nya dengan membaca buku hingga berburu buku. Baginya, buku seperti oli untuk otak, memperlancar kerjanya. Dan seperti amplas untuk hati, menyeka karatnya.

Syarief mulai bercerita tentang kegiatan rutinnya saat luang sebelum ritual wajib, yakni membaca buku. “Saya kan senang berolahraga, hampir setiap hari selepas sholat Subuh, saya nge-gym di rumah. Setelah itu, menghabiskan waktu bersama keluarga. Misalnya, berkomunikasi dengan putri saya,” ungkap Syarief.

Menariknya lagi, ia dan sang putri, Ziankha Amorrette Fatimah Syarief, memiliki kegemaran sama, yakni membaca buku. Tak ayal, apabila menyambangi rumahnya terdapat ruang perpustakaan tempat Syarief bersama putrinya menghabiskan waktu membaca buku bersama dan berdiskusi banyak hal.

“Kami berdua sama-sama senang menyantap buku literatur bisnis dan politik. Putri saya saat ini sedang sibuk berkuliah semester 2 di jurusan Bisnis dan Politik di Queen Mary University. Jadi, kami banyak berdikusi tentang bisnis dan politik,” terang Syarief yang beberapa waktu lalu meluncurkan buku autobiografi berjudul ‘Nakhoda Menatap Laut’.

Lebih lanjut, suami Ingrid Kansil ini menerangkan, selama terjun di pentas politik ia banyak dibimbing oleh penggagas dan pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Kebetulan presiden RI ke-6 tersebut gemar berburu buku kalau pergi ke berbagai tempat.

“Kebiasaan tersebut akhirnya tertular kepada saya. Sehingga, saya juga senang berburu buku. Lumayan untuk menambah koleksi perpustakaan kecil saya. Alhamdulillah saat ini sekitar ada 3000-an buku,” tandas Syarief Hasan.