Oleh: -

 

Sejalan dengan program Nawa Cita Presiden Joko Widodo ‘Membangun Indonesia dari Pinggiran’, maka dilakukan pembangunan infrastruktur dan renovasi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain. PLBN yang kini telah menjadi salah satu ikon Indonesia ini, tak hanya berfungsi sebagai pos lintas batas, tapi juga menjadi salah satu destinasi wisata menarik di Kabupaten Belu. Hal itu lantaran pos ini kini telah direnovasi, dari yang sebelumnya hanya berupa rumah biasa, kini direnovasi menjadi sebuah bangunan megah bergaya rumah tradisional masyarakat Belu. Dengan demikian PLBN Motaain menjadi sebuah lokasi menarik untuk disinggahi para wisatawan yang berwisata ke Kabupaten Belu.

 

Diresmikan pada tahun 2016, PLBN Motaain kini sudah ramai dikunjungi wisatawan, dan menjadi objek wisata selfie karena memang banyak spot-spot menarik untuk mengabadikan gambar. Tak hanya wisatawan yang datang berkunjung, warga sekitar, seperti dari Atambua juga menjadikan PLBN Motaain sebagai destinasi wisata pilihan. Karena keunikannya, banyak yang datang hanya untuk berswa foto di lokasi tersebut, apalagi tempat itu menjadi sesuatu yang baru bagi mereka. 

 

PLBN berdiri megah di atas lahan seluas 8,8 hektar. Bangunannya terbagi menjadi beberapa bagian, zona inti yang meliputi bangunan utama PLBN, gedung pemeriksaan kendaraan, dan power house. Bagi para wisatawan tak sulit mencari kawasan ini. Dari kejauhan sudah tampak bangunannya yang berbeda dari bangunan sekitar. Keunikan bentuk atap rumah Matabesi yaitu rumah tradisional masyarakat Belu menjadi salah satu daya tarik bangunan ini. Selain itu, corak tenun yang diaplikasikan pada salah satu atap bangunan menambah kentalnya nuansa budaya NTT.

 

Untuk menarik perhatian wisatawan yang ingin berkunjung ke situ, dilakukan pembenahan infrastruktur jalan raya dari PLBN Motaain menuju ibukota Kabupaten Belu, Atambua yang kini sudah bagus. Bahkan rencananya akan dilengkapi terminal terpadu di kawasan tersebut sehingga memudahkan akses transportasi. Sementara itu, untuk saat ini sudah ada pasar perbatasan yang meliputi pembangunan mess pegawai, Wisma Indonesia, tempat pencucian mobil, x-ray mobile, lapangan olahraga, hingga pos pengaman perbatasan (pamtas) TNI dan Polri. Untuk itu, Menteri PUPR, Basuki meminta agar pasar tersebut segera dimanfaatkan dengan baik agar aktivitas ekonomi di wilayah perbatasan bisa bergerak dengan lebih baik lagi. “Bangunanbangunan tersebut harus segera dimanfaatkan untuk bisa menjalankan kegiatan ekonomi masyarakat,” tegasnya.