Agus Syabarrudin, Direktur Utama Bank Kalsel

Oleh: Syulianita (Editor) - 26 November 2019

Di sela kesibukannya, Agus Syabarrudin dengan ramah menyambut Men’s Obsession. Senyum acapkali tersungging dibibirnya, suasana wawancara yang santai pun tercipta, kurang lebih enam puluh menit perbincangan kami mengalir deras. Mulai dari soal kiat meningkatkan kinerja Bank Kalsel sampai pada soal me time pria yang selalu tampil santun ini. Berikut petikan wawancaranya.

 

Di bawah kepemimpinan Bapak, apakah ada pergerakan positif yang signifikan dari Bank Kalsel. Bisa jelaskan apa saja pencapaian Bank Kalsel?

Alhamdulillah, sejak Januari 2019 hingga saat ini seluruh target RBB semua tercapai. Baik dari sisi aset, dana pihak ketiga, kredit, maupun laba. Saat ini upaya yang sedang saya lakukan untuk bisa mencapai itu adalah bagaimana mengajak semua karyawan terlibat dan memikirkan perusahaan lebih mendalam lagi agar tumbuh sense of belonging pada perusahaan. Alhamdulillah, pada semester I lalu tercapai dengan baik.

 

Apakah Bapak optimistis target akhir tahun Bank Kalsel akan tercapai?

Kami tetap optimis target-target akhir tahun dapat tercapai, terutama dengan kerja keras dan kerja sama dari seluruh komponen Bank Kalsel.

 

Wakil Gubernur Kalsel Rudy Resnawan, saat menyambangi BEI pernah mengatakan bahwa Bank Kalsel siap untuk go public, paling lambat tahun depan. Bagaimana persiapannya?

Hal ini masih dalam proses pengkajian di internal Bank Kalsel mengingat sesuai anggaran dasar yang berlaku Bank Kalsel adalah milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan seluruh Pemerintah Kabupaten/ Kota se-Kalsel. Oleh karena itu, untuk menjadi go public tentunya harus melalui pertimbangan yang komprehensif dan mendalam, melibatkan banyak pihak serta memperhatikan ketentuan regulator, kesehatan bank, dan tingkat permodalan. Bicara permodalan, saat ini tingkat permodalan Bank Kalsel masih dinilai sehat sebagaimana rasio CAR 23,60 persen per posisi semester I tahun 2019 yang berada di atas ketentuan berlaku.

 

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur, tepatnya di dua kabupaten, yakni Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara. Menurut Bapak apakah ini nantinya akan memberikan dampak positif bagi Provinsi Kalimantan dan untuk Bank Kalsel sendiri? Adakah rencana pengembangan bisnis terkait hal tersebut? 

Pemindahan ibu kota di Kalimantan Timur tentunya akan memberikan dampak terhadap perekonomian di Kalimantan secara umum dan di Kalimantan Selatan secara khusus. Geliat peningkatan ekonomi tentu akan berjalan seiring dengan terpusatnya aliran lalu lintas perekonomian di wilayah Kalimantan Timur baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Hal ini akan berdampak pada peningkatan dari berbagai sektor perekonomian Kalsel, baik perdagangan, pertanian, peternakan, perikanan, dan sektor lainnya, mengingat secara kultur, demografis serta geografis, Kalsel merupakan rumpun yang tidak jauh berbeda dengan Kaltim yang merupakan ibu kota baru.

Untuk mendukung rencana pemindahan ibu kota, satu hal yang mengemuka saat ini dan kami kaji secara serius adalah melakukan pengembangan bisnis melalui pembukaan jaringan layanan di wilayah Kalimantan Timur guna memenuhi kebutuhan pemerintah dan masyarakat terhadap keberadaan perbankan yang menunjang aktivitas perekonomian di ibu kota baru.

 

Bank Kalsel membidik target untuk siap menerapkan pelayanan digital 2020. Apa saja langkah yang dilakukan untuk mencapai target tersebut?

Mengembangkan Digital Customer Experience (DCE) dengan inisiatif, antara lain migrasi core banking system, menyempurnakan mobile banking, serta melanjutkan program CMS Gen 2 dan SP2D Online. Mengembangkan Operation Digital, dengan inisiatif, di antaranya paperless program, e-learning digital, serta coaching and counselling digital.

 

Dengan  adanya digitalisasi, apakah ke depan akan ada pengurangan karyawan?

Kami sedapat mungkin menghindari pengurangan karyawan, kecuali yang secara alamiah memang tidak dapat dihindari seperti pensiun atau mengundurkan diri. Dalam kerangka digitalisasi maka karyawan kami arahkan untuk meningkatkan kompetensi digital dan mengembangkan diri, sehingga mampu beradaptasi dan lebih optimal dalam bidang tugas yang baru.

 

Dari berbagai produk dan solusi perbankan Bank Kalsel, apa saja yang menjadi urat nadi bagi Bank Kalsel?

Dari sisi penghimpunan dana, kami menjadi market leader di sektor giro dengan persentase penguasaan pasar di perbankan Kalsel sebesar 50,60 persen (posisi Agustus 2019). Sementara, total DPK sendiri mencapai porsi 22,32 persen di Kalsel. Dari sisi kredit, yang dominan adalah kredit konsumtif (meliputi Kredit Multi Guna, Kredit Properti, KPR Bersubsidi, dan Kredit Kendaraan Bermotor) dengan komposisi mencapai 50,30 persen dari total keseluruhan kredit untuk  posisi  semester I 2019.

 

Untuk mendukung budaya perusahaan dan grand strategy tersebut, Bapak menciptakan sebutan khusus bagi karyawan Bank Kalsel, yaitu “Kalselennials”. Seperti apakah kaderisasi yang Bapak lakukan di perusahaan untuk mempersiapkan mereka menjadi pemimpin?

Bank Kalsel Leadership Program (BKLP) adalah jenjang pendidikan perbankan level 1, 2 dan 3 yang difasilitasi Bank Kalsel bagi para Pegawai yang diproyeksikan menjadi pejabat lini pertama, menengah hingga level eksekutif. Bank Kalsel Management Associate Program (BK MAP) merupakan sebuah fast track career program yang difasilitasi Bank Kalsel bagi para calon agility leader. Penerimaan yang berasal dari internal dan eksternal ini dalam rangka menciptakan agility leader dengan batasan usia tertentu yang mampu membawa perubahan dan inovasi untuk perkembangan Bank Kalsel di masa depan.

 

Bagaimana cara Bapak berbaur dengan generasi milenial?

Kami membentuk “Kalselennials” sebagai wadah kebersamaan bagi seluruh pegawai Bank Kalsel untuk dapat mengembangkan potensi, hobi dan bakat yang positif, menjadi ajang silaturahmi bagi seluruh pegawai Bank Kalsel serta sebagai sarana sharing ilmu dan pengalaman dalam bidang olahraga, seni budaya, dan sosial keagamaan. Kalselennials sudah sering mengadakan kegiatan, seperti Kalselennials Night Party, pengajian rutin bulanan, dan lomba-lomba di bidang olahraga menyambut Hari Ulang Tahun Bank Kalsel, dan Hari Jadi Kemerdekaan Republik Indonesia, seperti futsal, bulutangkis, dan basket.

 

Apakah Bank Kalsel sudah mempersiapkan produk untuk menggaet generasi milenial karena dalam jangka waktu 5-10 tahun ke depan mereka akan mendominasi? 

Ya, kami sudah mempersiapkan produk untuk kaum milenial. Dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) telah dimuat rencana pengembangan produk tabungan yang khusus menyasar kalangan pelajar (SMA) dan mahasiswa. Produk ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas terkini yang memudahkan dan mempercepat transaksi perbankan kaum anak muda, seperti e-money dan mobile banking.

 

Bagaimana dengan strategi event yang dilakukan Bank Kalsel?

Kami turut berpartisipasi dalam eventevent lokal, regional maupun nasional yang diadakan di dalam dan luar Provinsi Kalsel. Keikutsertaan ini dalam bentuk kerja sama, promosi branding serta pembukaan stand yang menampilkan produk dan jasa layanan Bank Kalsel maupun nasabah binaan. Beberapa event berskala nasional yang kami ikuti, antara lain Hari Keluarga Nasional (Harganas), Kalsel Expo, dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Expo.

 

Di tengah zaman yang serba harus ada uang, menurut Bapak pemikiran money freedom itu bagaimana supaya bisa kita terapkan?

Pahami kondisi keuangan sekarang. Money freedom tidak diukur dari berapa besar pendapatan kita melainkan apakah pendapatan tersebut bisa menutupi segala kebutuhan kita. Ukur dan hitung berapa pengeluaran dan berapa pendapatan. Apakah pendapatan sudah mampu meng-cover semua pengeluaran? Bila belum, maka kita belum bisa mencapai kondisi money freedom.

Tentukan tujuan keuangan terlebih dahulu agar ke depannya kita bisa lebih mudah menyusun strategi untuk mencapainya. Misalnya, di bulan ini kita harus bisa menghemat sekitar 20 persen dari total pengeluaran di bulan sebelumnya. Kemudian, dalam beberapa bulan ke depan, kita harus bisa menambah sebesar 40 persen pendapatan dari pendapatan saat ini. Dengan demikian, dapat ditentukan strategi yang tepat dan cocok untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut. Jika kita menginvestasikan uang, uang tersebut seturut waktu akan terus bertambah nilainya. Oleh karena itu, jangan pernah membiarkan uang kita diam dalam tabungan. Pilihlah instrumen investasi yang cocok dan tepat, seperti deposito, emas, saham dan properti, dan lain-lain.

 

Apa saja inovasi produk dan jasa yang telah dan akan diluncurkan oleh Bank Kalsel?

Kami berencana menghadirkan kantor cabang digital Bank Kalsel untuk dapat segera beroperasi pertama kalinya. Di kantor cabang ini, semua transaksi dan layanan kepada nasabah dilakukan dengan mesin, sehingga layanan bisa lebih cepat dan kapan saja. Ingin buka rekening cukup dengan satu alat semacam ATM, termasuk pengaduan nasabah hingga transaksi pembayaran, yang cukup dilayani oleh satu orang petugas tanpa perlu banyak karyawan. Nantinya apabila sudah siap sesuai hasil kajian yang tentunya memperhatikan regulasi yang ada, faktor keamanan teknologi dan perlindungan nasabah, maka operasional cabang Bank Kalsel akan berubah mengikuti perkembangan terakhir.

 

Target dan obsesi Bapak ke depan?

Jadi, memang saya membayangkan bahwa meskipun Bank Kalsel ini sebagai bank daerah, tetapi saya berharap Bank Kalsel bisa memiliki cita rasa bank swasta nasional dari sisi layanan, produk, dan semuanya memiliki unggulan yang bisa dinikmati oleh nasabah.

 

Bagaimana cara Bapak membagi waktu agar seimbang antara pekerjaan, me time, dan keluarga?

Saya juga mencanangkan life balance dalam kehidupan katakanlah pekerjaan dan kemudian berkeluarga. Jadi, ada beberapa hal yang selalu saya bilang kepada Kalselennials, yaitu bagaimana kita harus sukses di karier. Kemudian, kesehatan kita juga harus dijaga dan kegiatan setelahnya juga harus diperhatikan. Nah, Kalselennials inilah sebagai sarana kita untuk menciptakan life balance dalam sehari-hari.

 

Hobi yang Bapak tekuni?

Saya memanfaatkan adanya Kalselennials club ini di mana di sana ada kegiatan seni budaya, olahraga, dan sosial keagamaan, saya berusaha ikut di semua kegiatan tersebut. Ada beragam kegiatan olahraga, yang rutin saya lakoni adalah tenis meja. Kemudian, seni budaya terkadang kami bernyanyi bersama. Dan, tentunya kegiatan sosial keagamaan juga kami lakukan, seperti kami bekerja sama dengan pondok pesantren untuk pemberdayaan ekonominya.

 

Sosok inspirator dalam hidup Bapak?

Pertama tentunya karena saya sebagai seorang muslim, saya sangat terkagum dengan apa yang dilakukan oleh junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, beliau adalah rujukan utama dalam hidup saya. Kemudian, orangtua saya juga sangat melekat dalam hidup saya.

 

Tips untuk generasi milenial untuk sukses di usia muda?

Bagi Kalselennials dan kaum muda bahwa kita hidup di era disrupsi bagaimana perubahan begitu cepat, sehingga mau tak mau, kita harus mempersiapkan diri kita untuk mengikuti perubahan itu dan harus tahu kita ingin menuju ke mana.