Agus Syabarrudin, Direktur Utama Bank Kalsel

Oleh: Syulianita (Editor) - 26 November 2019

Diamanahi menakhodai Bank Kalsel pada Januari 2019 lalu, Agus mencoba jurus jitu dalam mendongkrak kinerja bank yang berdiri sejak 1964 ini. Tak muluk-muluk, ia hanya punya dua jurus mumpuni yang sedang ia praktikan di bank tersebut. Selain meningkatkan people development dan IT development sebagai upaya transformasi, mantan Kepala Eksekutif Bisnis Syariah Bank Kalsel periode 20172018 ini juga tengah serius membangun sebuah budaya perusahaan baru, yaitu speed and comply. “Ya, budaya yang kami kembangkan itu bernama Speed and Comply. Jadi, kami tidak hanya melakukan percepatan dalam melakukan layanan kepada para nasabah, tetapi kami juga tetap menjaga ketentuan-ketentuan berlaku agar tetap comply. Ini yang sedang kami bangun,” terang penyuka soto banjar dan lontong orari ini.

 

Hal ini dilakukan sebagai upaya Bank Kalsel untuk bisa menghadapi era yang menuntut kecepatan layanan serta kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi. Dari Speed and Comply itu ada 7 values yang terus ia coba kembangkan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Speed terdapat 3 values. Pertama, Specific. Artinya, setiap karyawan Bank Kalsel dalam pengambilan keputusan harus memiliki data. Data yang spesifik akan membuat keputusan menjadi tepat dan efektif.

 

Kedua, Empowerize. Seluruh karyawan Bank Kalsel harus bisa saling bersinergi dan memberdayakan agar tujuan dan target perusahaan dapat tercapai. Dan ketiga, Done. “Melalui nilai ini semua program yang direncanakan tidak cuma jadi sebuah rencana di atas kertas, melainkan harus diimplementasikan menjadi sebuah kenyataan pencapaian kinerja bisnis,” ia menjelaskan. Sementara dalam Comply, lanjutnya, terdapat 4 values yang diharapkan bisa dikembangkan. Pertama, Commitment. Di mana setiap insan Bank Kalsel harus memiliki komitmen atas pencapaian kinerja terbaiknya dan job description yang menjadi tanggung jawabnya.

 

Kedua, Persistence. Semua insan Bank Kalsel harus memiliki ketangguhan dalam persaingan. Ketiga, Legal. Artinya setiap keputusan yang diambil harus mengikuti good corporate governance (GCG) atau ketentuan yang ada. Sehingga kita akan terhindar dari masalah hukum. Dan keempat, Dignity. “Nilai ini sangat penting karena setiap insan Bank Kalsel harus merasa bangga bahwa ia mendapatkan amanah. Kebanggaannya itu diwujudkan dalam bentuk kinerja terbaik yang bisa ia lakukan,” tambah Agus. Tujuh nilai ini, diharapkannya bisa menjadi seperti DNA dalam tubuh manusia. “Jadi, harapan kami, DNA insan Bank Kalsel itu adalah 7 values ini, Speed and Comply,” ujar mantan Vice President Unit Usaha Syariah pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk ini.

 

 

Kalselennials, Merangkul Kaum Milenial

Jika ada pertanyaan apa yang paling menarik yang dilakukan Agus untuk mendukung budaya perusahaan dan grand strategy yang dipraktikannya di Bank Kalsel? mantan Senior Executive Vice President Bank Kalsel ini menerapkan komposisi karyawan Bank Kalsel dengan dominasi kalangan muda atau milenial. Untuk itu, saat ini komposisinya adalah 65 persen dari kalangan milenial. Alasannya, aku Agus “Karena kenyataannya, saat ini kita harus menghadapi era disruption yang idealnya dilakukan oleh generasi milenial,” imbuhnya sembari tersenyum dan menambahkan bahwa ia juga menciptakan sebutan khusus bagi karyawan Bank Kalsel, yaitu Kalselennials.

 

Generasi milenial inilah yang dinilai Agus menjadi tumpuan, tidak hanya bagi Bank Kalsel, tetapi juga bagi negara ini. Oleh karenanya, ia menaruh harapan penuh pada generasi ini untuk bisa memiliki kemampuan komputasi, big data analytic, artificial inteligence, dan adaptif terhadap berbagai perubahan. “Kuncinya adalah memiliki visi, menebar rahmatan lil ‘alamin. Kenapa? Dengan visi tersebut kita akan bisa menebar manfaat kepada sesama dan lingkungan. Visi ini pula yang membuat saya lebih kuat melakukan action berikutnya,” pungkas Sarjana Sastra Arab dari IAIN Jakarta ini.

 

Dengan strategi-strategi itulah, Agus yang memegang amanah sebagai top leader di bank kebanggaan Urang Banua tersebut optimis Bak Kalsel ke depannya dapat menjelma menjadi market leader, tidak hanya di Kalimantan, tetapi juga di level nasional.