Awas, Post Election Stress Disorder!

Oleh: Syulianita (Editor) - 19 June 2019

Lalu, bagaimana agar kita tak terpapar PESD, Reza Indragiri Amriel punya resep khusus. “Batasi atau bila perlu berhenti dulu mengonsumsi berita seputar pemilu. Konsumsi bacaan bisa diganti dengan materi yang lebih ringan dan tidak membebani pikiran. Untuk anak, orangtua harus berperan penting mengendalikan konsumsi media sosial,” katanya.

 

Guru dan lingkungan juga ikut berperan menekan risiko dampak buruk usai pemilu lewat media sosial. Karena itu, Reza juga menyarankan anak dan dewasa jangan ragu meminta bantuan profesional jika stres mulai mengganggu kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak ada jawaban sederhana untuk mengatasi stres, ada prinsip-prinsip bermanfaat yang dapat digunakan untuk mengelola stres dengan lebih baik.

 

Mempertimbangkan manajemen stres melalui kerangka biopsikososial mungkin sangat membantu. Selain itu, menghadiri kegiatan yang bisa meningkatkan kesehatan, seperti olahraga dan relaksasi, antara lain yoga, meditasi, latihan fisik, dan doa, juga bisa meringankan stres. Gejala psikologis dapat diatasi melalui restrukturisasi kognitif juga melalui  intervensi sosial dengan cara mendapatkan dukungan dari orang lain dan menjadi bagian dari kelompok yang sehat dan mengurangi stres.

 

Kita memang jelas tampak hidup di masa yang penuh gejolak dan tingkat stres yang sangat tinggi. PESD sebenarnya mungkin sesuatu yang harus kita atasi untuk beberapa waktu mendatang. Namun, terlepas dari kecenderungan politik seseorang, kita tetap bisa melakukan apa saja untuk membantu orang lain. Lagipula, kita semua akan selalu hidup bersama-sama, sekalipun berbeda pilihan politiknya.

 

Pasalnya berita pemilu dan perdebatan via media sosial semakin menggila maka sebaiknya pengguna medsos dapat lebih bijak dalam menggunakan pirantinya dengan cukup untuk menggunakan hal-hal yang lebih bermanfaat ketimbang harus menambah rasa stres.

Berikut tips untuk menghindari kejenuhan akibat situasi politik yang tidak menentu seperti dilansir Huffingtonpost :

1.  Fokus pada apa yang Anda percayai

2.  Tetap mendapatkan informasi

3.  Menonton sesuatu yang menghibur lucu

4.  Olah tubuh dan pikiran.

 

Tantangan Berat Kesehatan Mental

 

Terkait PESD ini mungkin bisa kita simak pendapat Alan J. Lipman, PhD, seorang psikolog klinis yang berspesialisasi dalam psikologi perilaku politik. Dalam salah satu kesempatan, Lipman mengatakan bahwa musim kampanye menghadirkan tantangan berat pada kesehatan mental. Paparan informasi tertentu yang menyebabkan ketakutan politis, baik yang diperdengarkan maupun terlibat dalam diskusi secara langsung dapat membuat orang-orang mengidap gangguan kecemasan. Gangguan ini bila sampai pada tahap tertentu dapat mengurangi rasa stabilitas dan keamanan pada diri seseorang. Ini juga termasuk rentetan iklan politik dan pertikaian yang konstan terjadi dapat meningkatkan kecemasan yang terlibat maupun orang yang hanya melihat/ mendengarkan. Hampir tidak mungkin untuk menghindari drama politik dalam media saat ini. Apalagi semua orang rata-rata memiliki satu atau dua sosial media. Sehingga, sedikit banyak membuat orang mendapatkan update mengenai situasi politik dan terlibat dalam percakapan ataupun debat tersebut.

 

Kenapa Orang Suka Membahas Politik?

Anehnya, meskipun orang-orang cenderung mengalami tekanan ataupun stres saat membahas politik dan berdebat mengenainya. Namun, masih menurut penelitian Alan J. Lipman, dalam diri manusia mendambakan ledakan adrenalin yang memicu saraf simpatik dan meningkatkan berbagai sensasi perasaan. Sensasi perasaan ini mulai dari rasa percaya diri, gairah, keinginan untuk mengekspresikan pendapat, kemarahan, dan peluang untuk mengungkapkan sesuatu. Berdebat mengenai politik adalah salah satu upaya seseorang mengekspresikan nilai-nilai dalam dirinya.

 

Perasaan bahwa dirinya berjuang melawan sesuatu yang tidak adil dan tak bermoral akan membangun rasa kebenaran dan memberikan rasa aman dalam jangka pendek. Sensasi yang lebih positif juga semakin berkembang ketika seseorang menemukan kumpulan lain yang memiliki pendapat yang sama. Akan ada rasa kepemilikan dan perasaan sepenanggungan dan keinginan untuk berbagi dan membela kelompoknya yang sama.

 

Bagaimana Stres Muncul Akibat Perdebatan

Ketika perasaan positif muncul saat bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesamaan, berbanding terbalik dengan situasi tersebut maka stres muncul ketika obrolan tidak sejalan. Apalagi kalau perdebatannya sampai memanas dan menyebabkan melontarkan kata-kata kasar berupa makian ke calon politisi yang dijagokan ataupun ke diri sendiri. Apalagi namanya sosial media, di mana kamu tidak bisa mengontrol komentarkomentar orang-orang yang datang dari mana saja. Salah satu cara untuk meredakan pertengkaran politik di facebook atau twitter adalah dengan memerhatikan komunikasi sendiri. Ingatlah bahwa lawan bicara online tersebut adalah manusia yang sama denganmu. Komentar-komentar yang berbau sinis tidak hanya memperkeruh suasana, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan. Membatasi penggunaan sosial media dan gadget ataupun juga berpikir sebelum mengatakan sesuatu adalah upaya untuk membatasi diri pada pembahasan-pembahasan yang dapat menaikkan tekanan darah.