Budi Karya Sumadi, Meningkatkan Pelayanan Perhubungan yang Andal

Oleh: Iqbal Ramdani () - 26 November 2018

Beberapa waktu lalu, Men’s Obsession mengikuti agenda Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, yakni melakukan penutupan Diklat Pemberdayaan Masyarakat Di STPI Curug dan meninjau prasarana perkeretaapian di Maja, Provinsi Banten. Kami bertolak ke lokasi menggunakan Helikopter Bell 429 BBFKP. Beragam lanskap menakjubkan terlihat dari atas ketinggian, seperti deretan rumah-rumah, bangunan-bangunan pencakar langit, pepohonan, double track kereta api, dan yang paling mencolok adalah jalur MRT Jakarta yang pembangunannya akan rampung pada tahun 2019 mendatang. Selama mengudara juga di sela-sela kegiatan, Men’s Obsession berkesempatan untuk berbincang secara eksklusif dengan Menhub Budi Karya mulai dari berbagai kendala yang dihadapinya, kinerja Kemenhub untuk menuntaskan masalah disparitas harga melalui program unggulan Tol Laut, inovasi teknologi, hingga pola leadership yang ia terapkan sebagai pimpinan. Inilah petikan wawancara Men’s Obsession dengan sosok humble tersebut:

 

Dalam perjalanan Bapak memimpin Kementerian Perhubungan, apa saja kendala besar yang dihadapi?

Kendala dalam perjalanan saya memimpin Kementerian Perhubungan terutama adalah bagaimana menyelesaikan beragam masalah
yang langsung dihadapi oleh masyarakat, seperti adanya disparitas harga kondisi antara Indonesia Barat dengan Indonesia Timur. Di mana wilayah Indonesia Timur saat ini segala sesuatunya dinilai terlalu mahal dan sulit didapat. Program Tol Laut yang selama ini sudah berjalan dinilai masih ada sejumlah evaluasi. Selain itu, mengenai transportasi berbasis online, mulai dari roda empat sampai roda dua alias ojek online (ojol). Ini berat karena terkait dengan masyarakat luas, baik mereka yang mencari penghidupan maupun yang menggunakan jasa angkutan tersebut.

 

Bagaimana strategi yang Bapak terapkan dalam mengatasi kendala tersebut?

Strategi yang saya lakukan untuk mengatasi masalah disparitas harga antara Indonesia Barat dengan Indonesia Timur adalah terus melakukan evaluasi, mulai dari jalur tol laut, ketepatan jadwal, keandalan sarana prasarana pendukung di pelabuhan, konektivitas, hingga efektivitas dan efisiensi penggunaan ruang muat untuk muatan berangkat juga balik. Kami pun memperkuat sinergi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, pemerintah daerah, dan lainnya. Jika diperlukan nantinya saya akan me re-route jalur tol laut guna mengatasi masalah disparitas harga. 

 

Sosialisasi dan pembinaan Program Tol Laut secara berkesinambungan kepada Pemda, BUMN, asosiasi pelayaran, operator penyelenggara tol laut, serta stakeholder terkait juga terus dilakukan. Kegiatan ini dilakukan secara sinergi bersama-sama dengan kementerian dan Lembaga terkait, seperti Kemenko Maritim, Kementerian Perdagangan, Bappenas, dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan. Mengenai angkutan umum berbasis TI, saya akan memberikan aturan/syarat yang tidak mempersulit pihak-pihak terkait dan saya terus melibatkan pihak asosiasi, perusahaan aplikasi, BUMN, untuk bersamasama menyelesaikan masalah transportasi ini.

 

Bisa dijelaskan apa saja konsep dan kebijakan yang sudah Bapak laksanakan selama memimpin Kementerian Perhubungan?

Ada beberapa konsep dan kebijakan yang dimiliki Kementerian Perhubungan di antaranya program tol laut, program jembatan udara, dan peningkatan keselamatan serta konektivitas transportasi. Program tol laut dan jembatan udara merupakan program yang membantu pendistribusian logistik ke wilayahwilayah terpencil. Program ini juga dapat membangun perekonomian masyarakat di wilayah tersebut dan membangun konektivitas antarwilayah. Kementerian Perhubungan juga fokus serta bekerja keras dalam meningkatkan aspek keselamatan.

 

Apakah kinerja Kementerian Perhubungan saat ini sudah sesuai dengan harapan Bapak?

Saat ini kinerja Kementerian Perhubungan sudah berjalan dengan cukup baik. Namun, masih harus dikejar lagi agar dapat memenuhi target, seperti pembangunan infrastruktur transportasi di berbagai wilayah Indonesia dan penyerapan anggaran yang baru 92%. Kendala-kendala ini saya harap agar dapat segera diatasi. Oleh karenanya, di tahun 2019 perlu adanya evaluasi dan perubahan rencana untuk melakukan perbaikan agar fungsi transportasi benar-benar berjalan maksimal dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

 

Bagaimana Bapak membangun kinerja dengan staf dalam bekerja?

Pola leadership yang diterapkan? Beberapa hari yang lalu, Kementerian Perhubungan baru saja menggelar Rapat Kerja. Dalam Rapat Kerja itu saya berpesan kepada jajaran di lingkungan Kementerian Perhubungan bahwa kita harus berpedoman pada peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi, meningkatkan kapasitas, kualitas pelayanan, serta tata kelola dan regulasi. Saya juga tekankan selama menjalankan tugas, kami harus berpedoman pada pedoman kerja dan fokus pada kebijakan.

 

Lalu bagaimana Bapak membangun relasi dengan stakeholder?

Berbagai pekerjaan Kementerian Perhubungan tidak terlepas dari sinergi dari seluruh stakeholder, baik internal maupun eksternal. Di antara upaya saya membangun relasi dengan seluruh stakeholder tersebut adalah dengan terus me-maintenance komunikasi dan koordinasi melalui berbagai kesempatan yang ada. Kepada stakeholder internal di lingkungan Kementerian Perhubungan, secara rutin saya berkoordinasi dengan pegawai struktural melalui rapat mingguan. Dalam rapat tersebut, secara intensif saya melakukan koordinasi sekaligus monitoring progres seluruh kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing sub sektor. Sedangkan, untuk pegawai unit pelaksana teknis (UPT) di daerah, saya aktif berkomunikasi saat melakukan kunjungan kerja. Sedangkan, untuk stakeholder eksternal, yaitu rekan-rekan media, BUMN, swasta, dan operator terkait kami biasa berdiskusi dalam forum-forum, seperti coffee morning, press background, serta tak kalah penting talk show dan juga dialog nasional.

 

Kemenhub terus mendorong inovasi melalui transformasi digital, antara lain Intelligent Transport System (ITS), Go Live Inaport Barang versi 2.0, dan layanan DO Online, boleh dijelaskan sekilas tentang beragam layanan tersebut?

ITS adalah program yang tengah kami kembangkan untuk membuat prasarana dan sarana transportasi menjadi lebih informatif, lancar, aman, nyaman, serta ramah lingkungan. Sementara Go Live) Aplikasi Inaportnet Barang versi 2.0 dan layanan Delivery Order (DO) Online telah kami luncurkan untuk 4 (empat) Pelabuhan Utama, yaitu Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Makassar serta 1 Pelabuhan Kelas I, Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.  Go Live merupakan kelanjutan dari penerapan Inaportnet yang telah dilakukan di 16 pelabuhan pada tahun 2017 yang menunjukkan kesungguhan dan komitmen Kemenhub serta seluruh pemangku kepentingan di Pelabuhan untuk mewujudkan pelayanan bongkar muat barang di pelabuhan yang cepat, transparan, serta efisien dan efektif.

 

Sedangkan, penerapan DO Online merupakan upaya mempercepat proses permintaan (request) DO, pembayaran DO, sampai penerbitan (release) DO oleh perusahaan pelayaran dengan melakukan pertukaran data elektronik tidak lagi secara manual. Dengan demikian, dapat menekan biaya operasional pengurusan DO. Kemenhub juga meluncurkan layanan berbasis digital, e-log book untuk pengemudi angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) serta 5 layanan online internal Kemenhub. Dengan layanan e-log book, kami dapat melakukan pengawasan waktu kerja dan istirahat pengemudi angkutan. Kami harapkan layanan ini dapat meningkatkan keselataman kerja dan pelayanan angkutan umum yang lebih baik.

 

Terkait Program Pendidikan dan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat (DPM), apa tujuan dan manfaat yang disasar oleh Kementerian Perhubungan?

Sumber daya manusia (SDM) yang terampil sangat penting bagi bangsa dan negara. Untuk itu, pemerintah harus hadir dan membinanya. DPM merupakan Program Strategis Nasional (PSN) penerjemahan dari Perintah Presiden (Perpres) Republik Indonesia di dalam Nawacita. Melalui program ini para peserta yang ikut dapat meningkatkan kemampuan atau skill mereka. Selama pelatihan, mereka diajarkan dan dibekali pengetahuan di dunia kerja sehingga nantinya dapat bersaing dan berkompetisi dalam dunia kerja. Pak Presiden memang menugaskan kami, tahun depan merupakan tahun sumber daya manusia. Saya berkeliling di kampuskampus, seperti di STPI Curug ini untuk meneguhkan lagi bahwa sekolah transportasi ini harus berbuat semaksimal mungkin, baik dari segi kualitas tetapi juga dari kuantitas.

 

Program DPM digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kemenhub di 23 sekolah penerbangan di tanah air. Seperti di Jakarta, Aceh, Papua, dan sejumlah daerah lainnya. Kami harapkan membuat mereka punya confident (kepercayaan diri). Selain memiliki skill, penting juga confident. Kalau enggak ada itu, seseorang selesai (tidak dapat bersaing).

 

Usai tragedi Lion Air, apa saja yang harus dievaluasi dari operator maskapai berbayar murah atau Low Cost Carrier (LCC)?

Tidak ada perbedaan antara layanan LCC dan penerbangan lainnya. Sebab, standar keselamatan yang harus dipenuhi oleh maskapai yang menawarkan layanan LCC itu, sama vitalnya dengan layanan maskapai lain di dalam aspek keselamatan tersebut.

 

Bagaimana tanggapan Bapak seputar Merpati Airlines yang akan mengudara lagi?

Saya menyambut baik atas putusan Pengadilan Negeri Surabaya atas nasib maskapai Merpati. Apabila masuk proses menjadi sebuah angkutan penerbangan harus dipersiapkan dengan baik. Masih banyak tahapan yang harus dilalui oleh Merpati, sebelum dia menjadi angkutan penerbangan lagi. Salah satu syaratnya adalah keuangan perusahaan tersebut harus sehat. Kemudian, masih ada pembicaraan lanjut soal keputusan jenis pesawat yang akan dioperasikan dan proses perekrutan karyawan. Kami minta organisasi di Merpati harus slim.

 

Obsesi Bapak baik secara kelembagaan maupun pribadi?

Saya sebenarnya cukup sederhana, saya ingin bahwa bakti saya pada institusi dan bangsa itu bermanfaat. Kalau bermanfaat otomatis punya multiplier effect. Saya selalu katakan saya selalu berusaha untuk bekerja dengan hati supaya semua juga bisa bekerja dengan hati juga. Saya juga ingin agar kiprah Kemenhub dalam menjaga keselamatan bisa berjalan dengan lebih baik lagi.

 

Lalu legacy apa yang akan Bapak torehkan di Kementerian Perhubungan?

Saya ingin agar Megahub Bandara dan Pelabuhan sukses terbangun, terselenggaranya angkutan massal yang aman dengan biaya terjangkau, dan program pemberdayaan masyarakat melalui lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenhub bisa dirasakan manfaatnya untuk banyak orang.