Denon B. Prawiraatmadja CEO PT Whitesky Aviation The Pioneer

Oleh: Iqbal Ramdani () - 24 October 2018

Tak banyak yang tahu bahwa pucuk pimpinan PT Whitesky Aviation ini adalah pelukis andal. Betapa tidak, pria berdarah Sunda tersebut telah menekuni dunia lukis sejak berusia 5 tahun. Beragam penghargaan pun diraih, bahkan ia mampu mendulang rupiah dari hasil goresan kuasnya. “Hasrat menggambar itu hadir begitu saja. Usia 5 tahun, saya sudah pegang kuas. Orangtua memang ada darah seninya juga. Sehingga, mereka mendukung saya untuk mengeksplorasi bakat saya ini. Begitu duduk di bangku sekolah, saya tak henti mechallenge diri untuk mencoba menyelesaikan gambar atau lukisan tertentu. Saya melukis dengan aliran naturalis dan obyek yang saya lukis biasanya perempuan,” ungkap Denon.

 

Bagi pria berkacamata ini, melukis bukanlah sekadar hobi. Namun, sudah menjadi aktivitas utamanya kala itu, “Saya menekuninya secara serius,” tegasnya. Ketekunannya berbuah manis, berbagai penghargaan disabetnya, tak jarang ia meraih juara pertama. “Saat SMA, saya merupakan salah satu dari 6 anak SMA yang disurati oleh Instansi Pendidikan untuk tidak dianjurkan mengikuti kompetisi melukis antar pelajar di Jakarta dan sekitarnya. Saya hanya boleh ikut lomba di tingkat nasional,” kenangnya. Selepas menamatkan SMA, Denon masuk ke sekolah arsitek di Universitas Trisakti. Meski sibuk kuliah, ia tetap menyempatkan diri untuk melukis karena dari dunia yang dicintainya inilah ia dengan mudah mendapatkan penghasilan tambahan. “Saya pernah menggelar pameran tunggal 30 karya lukis. Kuratornya, Jim Abiyasa Supangkat Silaen.

 

Dia bilang, karya lukis saya bisa dijual mulai dari harga Rp25 jutaan, itu tahun 1998. Dan semua ludes terjual,” kenang Denon. Pada tahun 2002, ia kembali menggelar pameran lukisan. “Saya melukis di atas kanvas berdiameter 2 meter, saya juga buat frame-nya sendiri. Saya gunakan pengukir-pengukir dari Jepara sekitar 5 orang di studio saya. Saya arahkan mereka agar frame dan lukisannya matching. Sehingga, menjadi satu bentuk kesatuan seni yang bernilai artistik. Benar saja, lukisan saya terjual hampir Rp300 jutaan. Menjelang menikah saya banting setir ke arah bisnis dan itu terakhir kali saya pegang kuas. Saya tidak mau setengah-setengah terjun di dunia bisnis,” ujar Denon. 

 

Ketika ditanya hobi yang Denon tekuni saat ini, dengan lugas ia menjawab, “Membangun bisnis helikopter adalah hobi saya, seperti melukis yang akhirnya menjadi profesi dan memberikan banyak income untuk saya.” Denon juga gemar bermain golf, “Kenapa saya suka golf karena kelihatannya secara konsep gampang, hanya memukul bola dari awal sampai akhir agar masuk ke dalam lobang. Namun ternyata, olahraga ini banyak tantangannya. Untuk bisa memainkannya harus fokus, berkomitmen, dan konsisten. Kita tidak bisa tiba-tiba jago mengayunkan stik, ini butuh proses. Nah dari kecil, saya dididik untuk terbiasa menikmati proses,” ungkapnya.

Setiap pagi sebelum bekerja, ia rutin bermain golf, kebetulan kantornya dekat dengan driving range golf. “Pukul 5 pagi, saya berangkat. Kemudian, pukul 6 main golf, rasanya segar sekali bertemu lapangan hijau. Saya sudah 4 tahun menekuni golf. Sekarang handicap saya 9 – 10. Itu harus di-maintain. Jika tidak, bisa tinggi lagi handicap-nya,” tuturnya semangat.Lebih lanjut ia mengatakan, bagi pemain golf memiliki satu set peralatan golf terutama stik atau club yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting. Kualitas stik golf dipercaya bisa memengaruhi kualitas pukulan pemain. Itu sebabnya banyak pemain golf berlomba-lomba untuk mencari club terbaik demi menghasilkan pukulan terbaik.

 

“Peralatan yang kita pakai harus sesuai dengan karakteristik pukulan kita. Kalau untuk pemula mungin tidak terlalu banyak impact-nya, tapi kalau swing-nya sudah lumayan sesuai, capability alat tentu ada pengaruhnya. Stick driver saya lumayan banyak. Sekarang saya pakai Blade Iron Set Titleist MB,” urai peraih beberapa kali Best Gross Overall di ajang Emeralda Member Tournament itu sembari memamerkan stik golf yang di-custom bergambar Helicity. Jiwa bisnis Denon yang memang sudah mendarah daging, membuatnya melihat peluang bisnis di hobinya ini. Ia bersama temannya membuka toko Shaft golf bernama Artisticks di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. “Kalau orang sudah mulai menyukai proses, biasanya apa saja jadi serius kan? Biasanya punya nilai jual. Nah, kalau sudah punya nilai jual, yasudah jualan beneran saja, hahaha,” pungkas Denon.