Denon B. Prawiraatmadja CEO PT Whitesky Aviation The Pioneer

Oleh: Iqbal Ramdani () - 24 October 2018

Naskah: Giattri F.P. Foto: Fikar Azmy & Dok. Pribadi

Bisnis carter helikopter dengan segmen terbatas memang bukan hal baru. Namun, bisnis sewa heli untuk berbagai segmen atau kalangan tak terbatas baru dilakoni Denon Berriklinsky Prawiraatmadja dengan bendera PT Whitesky Aviation. Dialah pionir atau pelopor beroperasinya helicity transport di Tanah Air.

 

Denon orang yang lahir dan tumbuh dalam lingkungan penerbangan, ayahnya bekerja di PT Garuda Indonesia. Meski demikian, ia tak pernah membayangkan akan menjadi pemilik sekaligus pemimpin sebuah perusahaan penerbangan. “Saya lulusan Arsitektur Universitas Trisakti tahun 1998 dan sempat bekerja sesuai jurusan. Namun tak berselang lama, saya memutuskan keluar karena bidang ini bukanlah passion saya,” ujar pria berpostur tegap dan berkepribadian hangat itu. Di tahun 2000, Denon bertemu dengan Agus Sudwikatmono, Pemilik Indika Group. Agus merupakan sahabat, mitra, dan figur pemimpin yang banyak memberikan tantangan dan etika bisnis, serta membangun karakter bisnis yang visioner. “Sejak saat itu, saya bersama Pak Agus menjalankan bisnis digital bersama,” ia menerangkan ihwal dirinya terjun ke dunia bisnis.

 

Seiring berjalannya waktu, ia melihat potensi bisnis yang cukup menjanjikan saat banyak temannya sukses menggeluti sektor pertambangan batubara. “Saya melihat kebutuhan helikopter ini ada. Namun, memang belum tergambar dengan baik. Hal itulah yang kemudian membuat saya tergerak untuk masuk ke bisnis penerbangan,” jelas ayah dari Sabine Alessandra Prawiraatmadja, Luca Audriano Prawiraatmadja, dan Brioni Arabella Prawiraatmadja tersebut. Kendati tak memiliki kompetensi dalam bisnis ini, ia pun mulai belajar manajemen penerbangan. Dan ternyata, berbisnis penyewaan helikopter membutuhkan pengetahuan ekstra.

 

“Saya menyadari bisnis serta manajemen helikopter memang sulit, tapi semua itu justru membuat saya tertantang menggeluti bisnis ini,” imbuhnya. Karena itu, Denon terbang ke Amerika untuk mendalami ilmu penyewaan capung besi. Ia sampai menghabiskan waktu beberapa bulan di negeri Paman Sam untuk belajar helicopter management. Sembari belajar, bersama mitra usahanya, Denon memberanikan diri untuk mengakuisisi PT Kura-Kura Aviation pada 2010 yang kemudian nama perusahaan tersebut diganti menjadi Whitesky Aviation.

 

“Akuisisi ini untuk mendukung bisnis pertambangan yang menjadi mitra saya,” ujarnya. Kala itu, sambung penggemar kuliner khas Indonesia dan Jepang tersebut, pihaknya hanya memiliki sekitar 30 karyawan yang direkrut dari berbagai latar belakang. Kini, Whitesky Aviation semakin berkembang, memiliki 120 karyawan, 5 pesawat fixes wings, dan 6 helikopter. Belakangan, perusahaan yang dinakhodainya ini pun kian dikenal publik lantaran menawarkan Helicity, yakni taksi udara berbasis helikopter yang ditujukan sebagai kendaraan alternatif di perkotaan. “Saya tak ingin citra helikopter sebagai moda transportasi hanya bisa diakses oleh orangorang berduit,” ujar Denon. 

 

Helicity disiapkan menjadi sebuah transportasi udara yang memberikan manfaat kepada masyarakat dan kontribusi kepada negara. Maka tak ayal berkat leadership dan visinya, baru-baru ini ia diganjar penghargaan ‘In Honor of being the pioneer of the Air Taxi market in Indonesia’ dari Bell Helicopter A Textron Company, produsen helikopter berbasis di Amerika Serikat. Inovasi tak henti dilakukan, pihaknya tengah mengembangkan Helicity Apps yang akan menawarkan beragam fitur menarik, misalnya menentukan titik take -off dan landing, informasi jarak tempuh dan estimasi waktu serta biaya. Selain berinovasi agar masyarakat bisa mengakses helikopter lebih mudah dan terjangkau, belum lama ini Whitesky Aviation juga menggandeng perusahaan Bell Helicopter untuk mengembangkan bisnis manajemen helikopter di Indonesia.

 

Suami Marisa Lungo itu menuturkan, dengan ada bisnis manajemen helikopter di Indonesia, kelak ketika ada pembeli helikopter Bell dari negara kita, mereka tak perlu khawatir soal pemeliharaan dan suku cadang. Mereka tinggal pakai ketika dibutuhkan. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan PT Garuda Indonesia Tbk agar pengguna jasa Garuda Indonesia bisa langsung terhubung menggunakan layanan helikopter yang disediakan Whitesky Aviation. Akselerasi lain yang Denon lakukan adalah menginisiasi pembangunan heliport di Indonesia. Dalam hal ini, pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Angkasa Pura II. Bandara khusus helikopter itu akan menempati lahan sekitar 2,8 hektare. Lokasinya di Jalan Perimeter Selatan, Neglasari atau di sekitar area Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 

 

Denon memaparkan, heliport tersebut akan menjadi terminal utama Helicity yang melayani penumpang airline di Soekarno-Hatta baik yang ingin ke Jakarta atau kota-kota di sekitarnya maupun sebaliknya, mereka bisa memiliki pilihan transportasi yang cepat, yakni menggunakan helikopter. Selain itu, juga bisa digunakan untuk evakuasi medis, baik dari luar kota menuju rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya maupun ke luar negeri menggunakan maskapai penerbangan. Heliport tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia dengan fasilitas lengkap untuk bandara helikopter, antara lain sejumlah helipad, shooting point, hanggar khusus helikopter, kawasan kantor, juga fasilitas beserta personel untuk evakuasi medis.

 

“Mudah-mudahan tahun 2019 sudah rampung. Kalau ini jadi, diharapkan membuat interpretasi dunia terhadap Indonesia benarbenar look forward di bidang transportasi masa depan,” ungkap penggemar golf ini. Menutup pembicaraan Denon menuturkan, tahun depan pihaknya akan mendirikan akademi pilot. “Akademi tersebut juga akan diinisiasi untuk menyerap para pilot Ab-Initio yang saat ini tercatat sekitar 800 masih menganggur,” pungkasnya.