Oleh: -

Naskah: Subhan Husain Albari Foto: Sutanto

Dunia pendidikan kita pada saat ini sedang dihadapkan pada era baru yang ditandai dengan hadirnya revolusi Industri 4.0 yang menuntut lahirnya inovasi dan terobosan-terobosan baru dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.

 

Penyelenggaraan pembelajaran yang selama ini berlangsung di ruangruang kuliah dirasakan sudah tidak memadai lagi dan harus digeser menuju interaksi akademik yang lebih efektif dan efisien dengan mengintegrasikan kemajuan yang dicapai dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi terkini. Revolusi industri 4.0 telah menempatkan kita dalam posisi persaingan langsung dengan negara lain yang lebih baik sumberdaya manusia dan infrastrukturnya. Prof. Drs. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. sebagai Rektor UT, menyiapkan strategi untuk mengantisipasi disrupsi teknologi dan melanjutkan pengembangan beragam inovasi yang telah digagas oleh para pemimpin sebelumnya guna memantapkan lembaga pendidikan yang dipimpinnya sebagai sebuah cyber university. Prestasi yang ditorehkan oleh Ojat dalam memimpin UT tentu tak lepas dari eksistensinya sebagai pengajar profesional di UT. Pria kelahiran 26 Oktober 1966 ini telah menghabiskan lebih dari separuh hidupnya mengabdi di UT. Konsistensinya berjuang memajukan UT tak perlu diragukan lagi. Ia berkiprah di UT dimulai dari tenaga pengajar sampai akhirnya menempati puncak tertinggi sebagai seorang rektor.

 

Di bawah kepemimpinannya, Ojat bertekad menjadikan UT sebagai Perguruan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (PTTJJ) idola masyarakat Indonesia dengan memantapkan UT sebagai cyber university yang dikelola secara modern.  Ditemui di ruang kerjanya, pria murah senyum itu bercerita kariernya di UT dimulai sejak 1 Januari 1991. Ia bergabung di UT sebagai seorang PNS yang ditugaskan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dalam perjalanannya, Ojat mendapat kesempatan melanjutkan sekolah Program Magister, konsentrasi pada Bussiness Management dari LaTrobe University– Australia tahun 2000.  Selepas dari Australia, wawasan dan pengalaman Ojat terus bertambah, perlahan ia kemudian diangkat sebagai Ketua Program Studi, Ketua Jurusan, dan Pembantu Dekan III di FKIP-UT, lalu naik sebagai Kepala UPBJJ-UT Bogor, Kepala Pusat Jaminan Kualitas, dan Ketua LPBAUSI sampai terakhir Rektor pada 2017. Dalam proses itu, Ojat sempat melanjutkan studi doktoralnya di Simon Fraser University, Kanada. Karena kepandaiannya, Ojat sempat ditawari bekerja di Bank Dunia. Namun, ia tetap memilih untuk berjuang di jalur pendidikan di UT.

 

Prinsip kepemimpinan yang ia terapkan adalah mengajak seluruh jajaran pegawai UT agar bisa memberikan performa yang optimal untuk kemajuan UT sesuai tugasnya masing-masing. “Impian saya sejak pertama jadi rektor adalah membangun kewibawaan akademik. Karena menurut saya, jati diri lembaga pendidikan, disukai atau tidak oleh masyarakat, itu tergantung dari kewibawaan akademiknya. Jadi semua sumber daya yang dimiliki UT ini harus diarahkan untuk membangun kewibawaan kampus,” ujar Ojat kepada Men's Obsession.  UT dikenal sebagai kampus yang terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh dengan mengunakan sistem online. Untuk itu, kebijakan yang diterapkan Ojat adalah menyiapkan bahan ajar baik yang tercetak maupun digital yang berkualitas untuk mahasiswanya. Kualitas yang dimaksud dilihat dari segi tampilan ataupun isi modul. Melalui sistem pembelajaran online, UT berkomitmen untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dengan standard global yang menjangkau semua orang, termasuk mereka yang hidup di daerah terpencil dimana akses pendidikan tinggi sulit masuk sehingga istilah ‘openness’ dapat terimplementasikan secara luas.  

 

Di sisi lain, UT juga tetap menyediakan layanan kuliah tatap muka atau mengajar di kelas melalui kegiatan tutorial tatap muka (TTM). Ini untuk melayani mahasiswa di daerah yang sulit mendapatkan jaringan internet. UT kata dia, sejak awal dirancang oleh Pemerintah untuk memfasilitasi mereka yang tidak mempunyai kesempatan mengikuti studinya di perguruan tinggi konvensional (tatap muka) karena berbagai hambatan termasuk faktor ekonomi, geografis dan demografis. Oleh karenanya, UT hadir untuk menjangkau yang tak terjangkau, making higher education open to all.  “Berbagai upaya telah dilakukan UT yang secara konsisten dan konstruktif terus  menunjukkan komitmen untuk menjadi yang terbaik dalam memberikan layanan pendidikan melalui sistem pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ), yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi. Beragam fasilitas bantuan belajar diberikan baik secara synchronous dan asynchronous agar dapat menjangkau mahasiswa dan masyarakat luas secara efektif dan efisien,” jelasnya.

 

Ojat juga tengah menyiapkan online proctoring yang memungkinkan mahasiswa dapat mengikuti ujian di mana saja, termasuk di tempat kerja atau di rumah mereka. Selain menyiapkan sistemnya, pihaknya terus melakukan edukasi atau pelatihan kepada seluruh mahasiswanya agar bisa memahami sistem kuliah jarak jauh serta menguasai teknologi informasi karena UT menawarkan layanan belajar tutorial online. Jumlah mahasiswa yang mengikuti metode ini sudah lebih dari 400 ribu. UT sendiri sudah ditetapkan menjadi model percontohan bagi kampus lain ysang ingin menerapkan metode kuliah jarak jauh.  Sesuai dengan arahan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, pada saat ini pendidikan jarak jauh merupakan program strategis Pemerintah dalam rangka meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK). Di banding negara-negara tetangga, APK Indonesia masih cukup rendah yakni sekitar 31,5%. Ojat menuturkan, bagi generasi milenial kuliah jarak jauh merupakan solusi tepat untuk meningkatkan minat anak-anak lulusan SMA/SLTA melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

 

Melalui sistem berbasis online, Ojat bertekad memantapkan jati diri UT sebagai benchmark penyelenggaraan PJJ di tanah air. Kepercayaan Pemerintah untuk mendorong UT sebagai cyber university merupakan amanah yang harus diperjuangkan melalui dedikasi dan kerja keras melibatkan seluruh komponen UT dari pusat hingga daerah. Untuk mengembangkan UT sebagai cyber university, dalam Rencana Strategis Bisnis (RSB) UT 2016-2020, UT menetapkan tiga fokus pengembangan, yakni di tahun 2018 indikator capaian adalah memenuhi kebutuhan layanan berkualitas bagi mahasiswa, pada tahun 2019 memperkuat pengenalan dan penerimaan masyarakat terhadap UT, dan pada tahun 2020 menjadi frontiers of education innovation, sebagai pusat riset dan pengembangan inovasi berbagai modus pembelajaran berbasis teknologi dan diseminasi inovasi. Saat ini, UT juga tengah mempersiapkan investasi guna memperkuat teknologi informasi dan komunikasi (TIK). UT juga sudah membangun dan penguatan kerja sama dengan perguruan tinggi lain untuk  berbagi pengalaman dalam menerapkan sistem kuliah jarak jauh. Termasuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa perguruan tinggi tatap muka untuk mengambil mata kuliah di UT. Terobosan ini dilakukan Ojat untuk kemajuan pendidikan secara nasional.