Bahrullah Akbar menumbuh kembangkan Profesionalisme BPK

Oleh: Iqbal Ramdani () - 22 January 2018

Di saat senggang, Bahrullah memanfaatkan waktunya untuk mengajar, bersepeda, dan melakoni hobi uniknya. Salah satu hobi unik Bahrullah untuk melepas penat adalah mengoleksi benda-benda tua dan loakan. “Kamu tahu reality show ‘The Picker' kan? tanyanya kepada Men’s Obsession yang langsung dijawabnya,“Itu kan, orang yang hobinya hunting barang bekas lalu dijual, banyak kisah kejujuran dalam menilai dan berdagang. Nah saya semacam itu, dari sisi lain, murah-meriah dan dapat memahami sisi kehidupan masyarakat bawah, yang menjadi bahan renungan, agar tidak terlalu melihat ke atas” tutur Bahrullah sembari tersenyum.

 

Untuk memuaskan dahaga perburuan barang bekasnya, tak jarang Bahrullah menyambagi Jembatan Item, Kelurahan Rawabunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Tempat tersebut dikenal sebagai pasar barang-barang bekas alias pasar barang loakan.  Berbagai jenis barang dijual oleh para pedagang kaki lima (PKL) di Jembatan Item itu. Dagangannya mulai dari sepatu, telepon genggam, perkakas elektronik, batu akik, hingga barang-barang antik dan pernik-pernik. Selain ke tempat yang dijuluki “Hyperloakmart” tersebut, Bahrullah juga sering ke Pasar Senggol atau Pasar Poncol, Senen, Jakarta Pusat. “Entah kenapa sejak muda saya merasa terhibur datang ke pasar loak. Jadi kalau pusing saya ke sana. Makan, duduk dan berbincang bersama para pedagang, Isteri saya sampai bilang kalau sudah begitu jangan diganggu, diamkan saja, karena saya bisa seharian,” ungkap Bahrullah.

 

Kisah uniknya yang telah diberi tugas belajar di Inggris dua kali ini, di Hull University dan Leicester University, atau berkunjung penugasan ke luar negeri, selalu berkesempatan menyambangi Plea Market dan/atau charity shop sekadar mecari pernak-pernik kecil yang unik. Koleksi pernak-pernik kesayangannya itu selain disimpan di ruang kerja, sebagian besar terpajang di rumah. “Istri saya sampai mengeluh, kalau sudah begitu, ada beberapa yang saya bagikan ke teman-teman,” ia bercerita. Yang tak kalah menarik hobi Bahrullah lainnya adalah mencuci muka atau mandi di sungai maupun di laut di setiap daerah yang dikunjungi sebagai perasaan bersyukur kepada Sang Pencipta. “Saya kalau ketemu air di mana saja, saya selalu cuci muka minimal,” ujarnya.

 

Ada pengalaman yang tak bisa Bahrullah lupakan ketika hendak mencuci muka di Laut Kaspia, Azerbaijan. “Pagi hari, saya berjalan berdua dengan seorang teman di tengah udara yang dingin. Untuk menuju ke bibir laut tersebut, harus turun, baru mau turun melewati pagar, namun niat itu saya urungkan karena ada polisi, saya takut disangka mau bunuh diri. Akhirnya saya tidak sempat cuci muka di sana,” kenangnya. Lebih lanjut Bahrullah menuturkan untuk menjaga kebugaran staminanya, pria yang hampir menguasai semua olahraga di masa mudanya ini rutin jalan kaki pagi dan bersepeda, ketika keluar kota, ia selalu membawa perlengkapan olahraga.

 

Di sela kesibukannya, Bahrullah, tidak melupakan “kesatuannya”. Ia merupakan bagian dari keluarga besar Resimen Mahasiswa (Menwa), hingga pernah menjadi Komandan Menwa Jayakarta, periode 2007-2009.  Ia juga mendapatkan Satya Lencana Casrena Dharmasiwa Menwa Jayakarta 2014. Menariknya lagi, Dewan Pembina GOKASI (Goju Ryu Karate-do Shinbukan Indonesia) yang menyandang sabuk hitam DAN VI tersebut pernah dianugerahi Wing Terjun Payung Brimob Polri (1983), Wing Penyelam TNI AL dan POSSI (2008), dan teranyar pada November 2017, Kepala Dinas Personel (Kadispers) Lanud Suryadharma, Kolonel Penerbang Khairun Aslam menyematkan brevet terbang layang kepada dirinya di markas Wing Pendidikan Teknik dan Pembekalan (Wingdiktekkal) Kodikl atau Kalijati, Subang, Jawa barat.