Rektor Inspiratif 2017

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 20 May 2017

Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto

 Mengabdi di dunia pendidikan sejak awal meniti karier, merupakan pilihan hidup bagi Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA. Loyalitas, dedikasi, serta pengabdiannya pada dunia pendidikan di Indonesia, dan kampus almameternya, Institut Teknologi Bandung (ITB) membuahkan hasil. Belum lagi segudang prestasi yang ditorehkan serta gagasan-gagasan briliannya untuk membawa nama ITB lebih besar lagi. Rasanya tak salah jika ia didapuk sebagai Rektor ITB periode 2015 – 2020 untuk yang pertama kalinya melalui musyawarah mufakat.

 

Ya, memimpin ITB sejak 2015 lalu, Kadarsah memiliki tujuan dan visi misi besar ingin membawa ITB menjadi Entrepreneurial University. Ditemui di gedung Rektorat ITB, Bandung, beberapa waktu lalu, Kadarsah bercerita banyak mengenai gagasan-gagasan serta pemikiran besar yang telah dan akan diimplementasikan di kampus pencetak ilmuwan ini. “Jadi ketika 20 Januari 2015 saya dilantik, saat itu saya menyatakan bahwa ITB akan saya bawa bergerak dari research University menuju Entrepreneurial University, tanpa meninggalkan teaching and learning,” ungkapnya dengan ramah.   

 

Kadarsah memaparkan bahwa ada tiga syarat utama untuk menuju Entrepreneurial University. Pertama, adalah excellent in teaching and learning yang terfokus pada program akreditasi internasional disamping akreditasi nasional. Kemudian continuous improvement yakni suatu perbaikan dari masa ke masa untuk mencapai standar internasional. “Jadi dengan demikian maka program pertama saat ini dari 49 program studi, sudah ada 25 yang terakreditasi internasional. Dan kita akan lengkapi sampai akhir 2019 semua program S1 harus akreditasi internasional. Nah ini program pertama dalam entrepreneurial,” pungkas pria kelahiran Kuningan, 22 Februari 1962 ini. 

 

Setelah itu Excellent in Research, merupakan syarat kedua untuk menuju Entrepreneurial University. Dalam hal ini, Kadarsah memberikan motivasi kepada semua dosen dan para peneliti untuk bisa meningkatkan publikasi hingga dunia internasional. Hal tersebut bertujuan agar dunia lebih mengenal karya anak bangsa. Kadarsah memberikan contoh, antara lain, peran ITB pada Program Kemenristek Dikti yakni Program Unggulan Iptek (PUI) yang cukup besar. 

 

Kemudian Excellent in Innovation, merupakan program para inovator ITB yang siap terjun ke masyarakat. Kadarsah menegaskan, kini ITB memiliki 76 inovator yang turut berperan di masyarakat, antara lain inovator yang berhasil membuat handphone nasional, kemudian berhasil menciptakan menara BTS di udara yang bisa terbang dengan tujuan ingin mencapai daerah-daerah yang tidak dapat menerima akses menara BTS konvensional.