Mimpi Modern Bambang Soesatyo (Ketua Komisi III DPR RI)

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 24 November 2016

Di tengah jadwal kerjanya yang padat Bambang meluangkan waktu untuk diwawancarai Men’s Obsession di ruang kerjanya di kompleks DPR baru-baru ini. Berikut petikan wawancara dengan Bambang.


Apa obsesi Anda tentang DPR?
Saya berobsesi DPR menjadi parlemen modern. Modern yang saya maksud adalah bukan gedungnya yang modern, tetapi pemikirannya yang modern. Untuk menciptakan parlemen modern, para anggota DPR harus menguasai teknologi agar cepat memperoleh informasi,sehingga tidak perlu datang ke daerah untuk merespons suatu peristiwa. Cukup berkomunikasi melalui internet dan e-mail. Berpikir modern itu adalah berpikir ke depan, bukan berpikir mundur ke belakang. Oleh karena itu para anggota DPR harus mengikuti perkembangan teknologi untuk mempermudah menjalankan tugasnya.


Butuh waktu berapa lama untuk menjadi parlemen modern?
Sulit memprediksinya. Masalahnya adalah tiap lima tahun sekali terjadi pergantian anggota DPR. Sulit memastikan tiap lima tahun ada peningkatan kinerja DPR, karena hasil pemilu orang-orangnya kan berganti. Jadi, mulai dari nol lagi. Itu yang dihadapi parlemen di mana pun di dunia.


Apa lagi obsesi Anda tentang DPR?
Obsesi saya yang lain adalah menjadikan DPR sebagai lembaga yang bermartabat dan berwibawa. Untuk itu partai politik harus merekrut caleg yang berkualitas. Menurut saya, idealnya yang direkrut sebagai caleg adalah orang-orang yang sudah mapan.


Di negara-negara maju yang menjadi anggota parlemen adalah orang-orang yang mapan, yakni pengusaha, pengacara, dan lain-lain. Karena mapan secara ekonomi mereka mampu membiayai kegiatan-kegiatan politiknya. Karena mapan mereka tidak ada beban ketika mengkritik pemerintah. Juga mereka optimal bekerja, sehingga terhindar dari korupsi dan suap.


Banyak orang yang mengkritik DPR melempem. Bagaimana tanggapan Anda?
Rakyat menaruh harapan besar kepada DPR agar dapat optimal bekerja dalam menjalankan fungsinya di bidang  legislasi, anggaran, dan pengawasan. Di sisi lain lembaga legislatif ini dihujani kritik karena kinerjanya dinilai belum maksimal memperjuangkan aspirasi rakyat.


Saya bisa memahami kritik tersebut, dan dijadikan masukan bagi parlemen. Ke depan parlemen harus lebih bagus lagi dalam kegiatan menyerap aspirasi masyarakat.
Yang banyak dipersoalkan oleh masyarakat adalah soal anggaran. Publik menginginkan agar DPR ikut memperjuangkan agar penyaluran anggaran merata ke semua daerah, bukan hanya untuk daerah-daerah yang maju,tetapi juga untuk daerah-daerah tertinggal.